Merasa Konyol

"Jenny, kamu masih sangat muda. Kamu bisa bertemu dengan orang-orang yang lebih baik di kemudian hari. Apakah kamu tahu itu?" kata Jonathan sambil mengelus rambut Jenny yang tergerai dengan indah. Rambut itu sedikit basah terkena air hujan yang membasahi kota.

Jenny tetap memeluk Jonathan dan berkata, "Tetapi mereka bukan kamu. Hanya kamu yang aku inginkan."

"Jenny, duduklah di sofa. Aku akan menelepon Anya dan bilang padanya bahwa kamu ada di sini. Aku tidak akan memberitahu kakekmu untuk sementara, jangan khawatir."

Jonathan mengambil ponselnya dan sudah siap untuk menelepon Anya. Tetapi dengan gugup, Jenny langsung memegang tangan Jonathan dan menahan ponsel itu di tangannya. "Paman, kamu tidak boleh memberitahu bibi. Kalau bibi tahu, Paman Aiden juga pasti tahu. Mereka pasti sedang mencariku sekarang. Kalau paman tahu bahwa aku di sini, apa yang harus aku lakukan kalau ia mau mengirimku ke rumah kakek?"

"Tetapi kamu juga tidak bisa tetap di sini," Jonathan terlihat malu.