Chapter 28 (18+)

Pagi itu so ah terbangun dengan suasana hati yang terasa berat serta dirinya sangat gelisah, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang mencurigakan tentang diri suaminya. Semalam dalam tidurnya ia merasakan suatu aura yang sangat menekan dan tidak mengenakkan yang bahkan dulu Yuan tak pernah mengeluarkan aura itu.

Saat ini dirinya sedang bersiap-siap untuk pergi ke kerajaan Qi, rencananya mereka akan pergi keesokkan harinya.

Seharian penuh so ah tak melihat keberadaan Xuan, dirinya hanya bisa menunggu tenang dengan pikirannya yang terus berkeliaran.

"Bibi dimana wangye"tanya So ah.

"Maafkan hamba Nyonya ... wangye sedang berada diistana kekaisaran untuk berpamitan secara resmi"jawab dayang senior Lou.

"Terima kasih bibi"ucap so ah.

Kemudian ketika so ah menatap kebawah melihat ada dua dayang yang sedang menyapu halaman tapi ketika dirinya amati salah satu dayang itu dirinya merasa aneh kenapa dayang itu berdandan tidak senonoh.

Baju dayang yang sangat tak sopan memperlihatkan lekuk tubuh segar menggoda seorang gadis muda yang sedang dalam masa perkembangan dan apalagi bibir merah itu.

Tong er yang merasakan tatapan dari atasnya dia mendongak dan melihat ada seorang wanita yang melihatnya tapi dirinya dengan arogannya hanya membusungkan dada merasa cantik dengan kecantikkannya yang tak seberapa itu.

So ah hanya mendesah melihat keangkuhan seorang dayang, mungkin dayang itu ingin menggoda suaminya tapi apakah Xuan akan tergoda batinnya khawatir.

"Apa yang kau lihat ...."ucap suara lembut dibelakangnya.

"Tidak ada wangye ..."ucap so ah yang tak sadar bahwa Xuan terlalu dekat disampingnya dan ketika dirinya menoleh hidung so ah bersentuhan dengan hidung Xuan.

"Xuuan ..."ucap so ah gagap.

"Iya begitu istriku Aku bukan Yuan"ucap xuan dingin, xuan hanya melirik malas dengan sekilas kebawah melihat dua dari salah satu dayang yang melihat keatas.

Sontak saja so ah tersentak kaget, ada apa ini ??!... pikirnya tapi ia tak sempat bertanya ketika bibir xuan menciumnya dengan sangat cepat hingga ia lupa bereaksi.

Tong yang masih melihat kearah ruangan Qi Rui Wang memelototkan matanya ketika melihat Qi Rui Wang mencium mesra wanita itu, tong mengeratkan genggamannya pada sapu hingga tangannya memerah pucat.

Xuan mengendong so ah selayaknya anak kecil, tubuh mungil so ah yang lemas karena ciuman penuh hasrat dari xuan hanya pasrah dan mengikuti apa yang dilakukan suaminya ini.

Terus dan terus Xuan tak berhenti memanjakan gadisnya.

Kedua tangan so ah yang bertumpu di bahu xuan menjadi lemas lunglai, dirinya memerah malu ketika tanpa sadar ia melenguh dengan tubuhnya melengkung dalam pelukan xuan dan tubuhnya terasa sangat sensitif di setiap bagian tubuhnya seakan-akan menginginkan lebih atas sentuhan dari lelaki didepannya ini.

Baju so ah yang awalnya hanya kusut kini sudah terbuka hingga melewati lengan dan punggungnya.

Untaian-untaian rambut hitam panjang sangat kontras dengan kulitnya yang seputih salju dan bahkan rambutnya dan rambut xuan melayang terjalin menjadi satu.

So ah mengeratkan tangannya disekitar leher xuan ketika xuan dengan kuat membawanya keatas ranjang dan menutup kelambu ranjang merah mereka.

Dayang senior Lou menyadari bahwa tuannya ingin privasi langsung menutup pintu mereka dan memerintahkan semua dayang-dayang muda serta pengawal untuk menjaga dalam jarak yang sudah diperintahkan.

Xuan meletakkan so ah dengan lembut diranjang merah pengantin mereka, ia dengan perlahan membuka setengah baju so ah lembut dan langsung mulai menciumnya lagi.

So ah yang pikirannya juga mulai terbawa oleh kelembutan Xuan dia hanya mengikuti instruksi suaminya dengan malu-malu hingga satu waktu dirinya merasakan satu titik ditubuhnya sangat sakit.

"Xuan sa...sakhitt ehmm"ucap so ah lirih merasakan sakit dirinya meremat punggung kekar xuan, air matanya sedikit mulai menetes keluar di wajahnya yang semerah mawar indah.

Xuan yang melihat pemandangan indah dari gadis didepannya merasa puas dan dengan perlahan-lahan menyatukan dirinya dalam tubuh so ah sedangkan so ah yang merasakan perih semakin menyakitkan secara tak sadar mengeratkan kedua tangannya memeluk tubuh Xuan dengan erat hingga tubuh mereka menyatu satu sama lain.

Xuan langsung merendam jeritan so ah dengan ciuman untuk mengalihkan rasa sakit wanitanya ini.

Suara indah so ah seakan menjadi alunan simfoni indah bagi xuan yang terus bergerak dengan kuat di atas tubuh mungil gadis itu.

Seperti ledakan kembang api dimalam gelap tak berujung selayaknya terbang diantara langit langit indah dengan ribuan kupu-kupu yang mengelilingi kedua pasangan yang beriringan terjalin itu dengan aroma-aroma ambigu menjadi pelengkap asmara keduanya.

So ah yang kelelahan karena aktivitas mereka tertidur pulas di sebelah xuan.

Perlahan-lahan Xuan bangkit memakai jubah hitamnya pada tubuh mungil gadis yang kini sudah berubah menjadi seorang wanita dengan erat xuan memeluk dan memindahkan tangan wanitanya keatas dada kekarnya dan menggenggam lengan so ah serta tangan kanannya memeluk erat pinggang ramping gadisnya.

So ah yang merasakan pergerakan dari xuan dalam tidurnya secara naluriah memeluk xuan dengan erat.

Mata Xuan menatap kosong langit-langit ranjangnya memikirkan apa yang telah ia lakukan tanpa sadar tapi seketika dirinya sadar ketika suara Yuan yang terdengar marah di pikirannya.

"Apa yang kau lakukan pada so ah"geram Yuan dalam pikiran Xuan.

"Kau tau tubuhnya sangat nikmat ... "kata xuan sinis

Dirinya tersenyum sadis ketika merasakan yuan yang sedang ia segel memberontak.

"Kenapa ??... kau tak terima jika aku yang lebih dulu memiliki gadis ini ... dan ohh apakah kau mendengar dirinya menjeritkan nama ku dengan sangat indah"lanjut Xuan lagi

"Kauu akkhh ...."kata yuan marah.

Yuan sangat kesal dengan ketidakmampuannya atas kuasa tubuhnya dan sekarang jiwa nya malah terkurung dalam tubuhnya sendiri, setiap saat ia harus merasakan rasa sakit yang entah kenapa seakan menggerogoti jiwanya secara perlahan-lahan.

"Lihat dari dalam bagaimana aku menyiksa wanita ini secara perlahan-lahan hingga ia memohon sendiri untuk mati ...."ucap xuan lagi

"Hahaha kau bodoh xuan ... setelah kau memberikan darah serta berjanji setia satu sama lain tubuhmu dan tubuhnya terikat dan akan merasakan sakit yang sama ... jika dia mati kita juga mati"jawab Yuan lagi jiwanya semakin hari semakin melemah dan ia masih tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan so ah dirinya hanya bisa mengandalkan kelengahan Xuan.

Xuan hanya bisa tertegun dengan ucapan yuan, benar kenapa ia dengan bodohnya berbuat seperti itu !! Dan sekarang dirinya semakin menikmati keberadaan wanita ini.

"Diam ... kau hanyalah serpihan kecil jiwa kekuatan yang kubuat untuk reinkarnasiku ..."ucap xuan sinis.

Yuan mendengar kata-kata Xuan menjadi kaget.

"Jangan membodohiku ..."ucap Yuan.

"Hahaha tak kusangka serpihan ku sangat emosional dan bodoh ..."ucap Xuan dingin.

"Jiwa mu ini perlahan-lahan akan terhisap oleh ku karena jiwaku adalah inang dari jiwamu dan tubuh ini adalah tubuhku yang kau diami hingga kebangkitan dalam tidurku yang panjang ratusan tahun yang lalu .... mungkinkah tak ada penatua yang mengatakannya padamu ... ya aku tau mereka sangat tak ingin aku bangkit dan menjadi teror untuk dunia ini hahahaha ...."lanjut xuan dingin sengan hawa dingin yang merebak gila menakutkan.

"Apa maksud mu .... kau... kau pasti memanipulasi ku kan !!!"jawab Yuan dingin.

"Tak ada alasanku untuk permainan yang kekanak-kanakkan ini"jawab Xuan datar dan langsung mengunci yuan lagi dalam pikirannya.

Disatu sisi chui dan dayang senior Lou sedang menunggu diluar pintu kamar wangye mereka terlihat chui yang wajahnya memerah ketika mendengar suara-suara penuh kenikmatan duniawi di arah belakangnya pintu yang sedang ia jaga setelah suara-suara itu hilang ia hanya bisa menghela nafas lega.

"Kenapa wangye melakukannya di petang seperti ini"batin chui sengsara.

Dayang senior Lou hanya bisa tersenyum dalam diam memperhatikan kepala pengawal kepercayaan Wangye disebelahnya ini.

Wajah pengawal kepercayaan wangye yang merah padam sangat tidak cocok dengan muka sangar dari lelaki kaku disebelahnya ini.

"Ayo ...."ucap dayang senir Lou lirih pada chui untuk meninggalkan kamar pengantin wangye.

Sedangkan itu para dayang muda dibelakang kediaman peristirahatan diam-diam sedang heboh bergosip.

"Kau tau ... kemarin wangye membawa wangfei aku melihat wangye tapi wajah wangfei sangat tidak terlihat jelas kemarin .... mungkinkah wangfei memang seperti rumor"ucap dayang muda itu penasaran.

"Tidak tidak tapi mungkin rumor itu benar ... apakah kalian tau sekarang wangye sedang bersenang-senang dikamar dengan selirnya ?!!"ucap Ting er menimpali dan semua teman-teman dayangnya memekik heboh dengan pelan.

"Tapi kenapa sampai sekarang kita belum melihat paras wangfei dan selir wangye ?!"lanjut Ting er lagi penasaran.

Ting er bercerita pada teman-temannya bahwa dirinya hanya melihat paras wanita itu dari kejauhan, entah ia selir atau wangfei dirinya tak tahu.

Tong er yang mendengar teman-temannya bergosip hanya memasang tampang malas dan iri.

"Masih lebih cantik aku cih"batin Tong er berfikit bahwa dirinya selalu bersikap layaknya bangsawan elok tanpa tahu diri bahkan ting er saja yang kembarannya sudah enggan untuk mengingatkan status mereka.