AraEl

Farelino

Sekarang, mantan kamu gimana? Masih suka chat kamu?

Untuk kesekian kalinya, Ara mendengus kesal. Melihat balasan dari Farel yang terus menanyakan tentang mantannya.

Fara Zakiya A'dn

Tau akh

Farelino

Kok kamu jawabannya gitu?

Fara Zakiya A'dn

Aku cape. Aku kesel sama kamu selalu bertanya tentang mantan aku terus.

Please, satu hari aja. Jangan chat aku dulu.

Farelino

Iya

6 Tahun Kemudian

Fara Zakiya A'dn, seorang mahasiswi yang saat ini sedang melakukan study di salah satu universitas terbaik yang berada di luar negeri, yaitu Harvard University dengan mengambil fakultas Harvard Business School. Fara tertarik mempelajari tentang bisnis secara global, agar bisa melihat bagaimana jalannya bisnis dengan persaingan yang sangat ketat dengan skala internasional. Fara adalah siswi terbaik di sekolah SMA SMANLA Jakarta dengan mendapatkan beasiswa di Harvard University.

Selain study di Universitas tersebut. Fara sedang menyembuhkan lukanya yang saat ini masih terasa sakit ketika mengingat kenangan itu. Kenangan yang membuat nya tidak bisa lagi tersenyum dan tertawa dengan sesuka perasaan yang dirasakan nya.

Ditaman umum Boston, terletak di kota Cambridge. Fara duduk di bawah pohon, ditemani oleh buku yang saat ini sedang di bacanya dan pemandangan bunga yang di tata dengan ahli. Tak lupa,sebuah danau kecil yang di keliling pohon membuat Fara nyaman untuk berlama-lama di taman Boston. Taman terindah dari berbagai taman "Kalung Zamrud" yang terbentang melintasi kota.

Kring kring kring

Fara menutup buku yang di bacanya lalu mengangkat telepon yang berbunyi di sampingnya.

Halo..

Where's you, Fara?

I'm in Boston Garden. Why?

Hurry back. in one hour, the class will start. Don't be late, Fara.

Thank You, Sist.

Fara berdiri meninggalkan taman Boston untuk kembali ke Universitas Harvard karena kelas akan di mulai satu jam lagi. Sesampainya di lobby, Fara berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

"For You" Ucap seorang laki-laki sambil memberikan sebotol minum air putih

Fara tersenyum " Thank you, Mark" Fara mengambil botol minuman yang berada di tangan Mark.

Tiba-tiba Fara jongkok sambil membuka botol minum tersebut lalu meminumnya dengan cepat. Mark yang melihat tingkah Fara hanya menggelengkan kepala.

"Kebiasaan banget sih, kalau minum selalu jongkok" Ucap Mark

"Habisnya, mau duduk kursinya ga ada. Yaudah jongkok aja, hehehe" Jawab Fara dengan cengengesan

Mark mengelus rambut Fara dengan gemas " Yuk, kita ke kelas. Katanya dosen baru yang akan mengajar di kelas bisnis "

"Dosen baru? Memang nya Miss Lucy kemana? " Tanya Fara heran

"Kamu lupa? Dia kan cuti mau melahirkan"

"Oh iyya, lupa. Jadi, yang akan mengajar di kelas bisnis sekarang, siapa? " Tanya Fara penasaran

"I don't know, Fara" Jawab Mark mengangkat bahunya

Sesampainya di kelas, Fara dan Mark duduk di kursi masing-masing. Fara berada di belakang dekat jendela. Sedangkan Mark duduk di depan, di samping wanita berambut pirang,yaitu pacarnya Mark.

Fara menatap jendela masih dengan pikiran yang di penuhi oleh seseorang yang pernah ada di hidup Fara. Seseorang yang mampu memberikan sejuta tawa di dalam hidup Fara.

Sayup-sayup, Fara mendengar langkah kaki seseorang yang berjalan menuju kelasnya yang saat ini sedang berdiri di depan podium.

"Good morning"

"Good morning, Sir"

Perlahan, Fara mengangkat kepalanya menatap seseorang yang saat ini berada di depannya. Fara terdiam. Tubuhnya kaku untuk di gerakkan ketika melihat laki-laki itu. Desiran darah yang ada di tubuh Fara seolah berhenti mengalir hingga ke jantung nya. Secepatnya, Fara menunduk kembali sebelum laki-laki itu melihat dirinya yang saat ini sedang mengatur napas nya dalam-dalam.

"Oke. Perkenalkan nama saya, Farelino Abraham. Kalian bisa panggil saya Sir Farel. Dosen yang akan mengajar tentang bisnis skala internasional. Sebelum memulai, saya ingin kalian memperkenalkan dirinya satu persatu" Ucap Farelino

Satu persatu, mahasiswa dan mahasiswi yang berada di dalam kelas memperkenalkan dirinya. Saat tiba di urutan Fara, Fara hanya terdiam tetap menundukkan kepalanya.

"Ra" Panggil temannya yang ada di samping Fara, Irish.

"Saya Fara" Ucap Fara dengan suara pelan

"Nama lengkap kamu, Fara"

Fara terdiam cukup lama

"Fara Zakiya A'dn" Ucap Fara sambil menatap dosennya.

Fara dapat melihat Farel yang saat ini terkejut di tempat nya. Perlahan, Farel mengatasi rasa terkejutnya terhadap Fara.

Kelas dimulai. Farel tetap mengajar di depan podium dengan profesional walau sebenarnya saat ini, dia ingin memeluk wanita itu dengan erat. Sedangkan Fara, tetap menundukkan kepalanya.

Kelas hari ini telah usai. Fara berjalan menuju taman yang berada di belakang kampus. Lalu, duduk sambil menutup matanya menahan air matanya agar tidak keluar.

"Hiks hiks hiks"

Fara menengok ke sumber suara yang sedang menangis. Fara menengok ke arah kanan, mendapati seorang anak perempuan yang sedang berjongkok. Fara menghampiri anak perempuan itu lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

"Hey, girls. Kenapa menangis disini, hm? " Tanya Fara lembut

"Aku.. Aku tersesat, Aunty" Jawab anak perempuan itu menatap Fara dengan takut

"Jangan takut, baby. Aunty tidak jahat kok" Fara memeluk anak perempuan itu untuk menenangkannya "kemana kedua orang tuamu, baby? "

"Aku tidak tahu, Aunty. Kata mommy,aku disuruh menunggu disini"

"Lalu, kemana mommy mu? "

"Menjemput daddy, Aunty. Katanya hari ini, kami akan jalan-jalan ke kebun binatang"

"What is your name, baby? "

"Angela, Aunty"

"Yasudah, jangan menangis. Yuk, Aunty bantu kamu buat cari mommy dan daddy"

"Baik, Aunty"

Ketika sedang berjalan menelusuri kampus, seseorang memanggil Angela dari belakang. Angela menengok lalu berlari menuju seorang wanita yang saat ini sedang memeluk Angela dengan erat

"Ya Tuhan, sayang. Mommy takut terjadi sesuatu padamu. Mommy mencari kamu kemana pun tidak ada"

"I'm fine, Mommy. Aku bersama, Aunty"

"Ya Tuhan, Angela. Daddy mencemaskan mu" Ucap laki-laki itu sambil memeluk Angela dengan erat juga

Daddy?

Farel?

Farel sudah menikah?

Fara terkejut melihat Farel yang saat ini sedang memeluk anaknya. Farel yang tidak tahu siapa yang sudah menolong anaknya, menghampiri Fara dengan wajah yang masih menatap Angela.

"Terima kasih. Tanpa kamu, mungkin saya tidak akan bertemu deng.. " Farel terkejut, menghentikan ucapannya karena Fara yang ada di hadapannya ini.

Farel menengok wanita yang ada di samping nya "Kamu dan Angela, tunggu aku di mobil. Aku ingin berterima kasih terhadap anak didik aku "

"Terima kasih telah menolong anakku" Ucap wanita itu sambil berlalu pergi

Di taman yang sedang sepi ini. Farel menatap Ara dengan intens. Ara yang di tatap seperti itu hanya mengalihkan pandangan nya ke arah lain

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Farel

Fara terdiam

"Kamu tidak merindukan ku? "

Fara masih terdiam

"Apakah kamu sudah melupakan ku begitu saja? "

Fara masih terdiam, walau matanya sudah berair

"Aku minta KAMU MENJAWAB PERTANYAAN Ku, FARA" Teriak Farel frustasi

Fara terkejut mendengar ucapan Farel yang berteriak marah

"Lalu, aku harus bagaimana, Rel? Aku harus menangis bahagia karena bertemu denganmu? Bahagia akhirnya bertemu orang yang aku cinta? Ngga, Farel. Kamu salah" Ucap Fara sambil menghapus air matanya yang sudah jatuh

Farel yang melihat Fara menangis, mendekatinya sambil tangannya terulur ingin menghapus air mata Fara. Tapi, tangan Farel langsung di tepis oleh Fara

"Jangan sembarangan menyentuhku, Farel. Kamu sudah menikah" Fara mengingat status Farel

"Kamu?" Tunjuk Farel "Akh, jika bukan karena kamu yang meninggalkan ku. Aku tidak akan menikah dengan dia, Fara" Farel menarik rambutnya frustasi

"Aku? Meninggalkan mu? Kapan? Tidak, Farel. Aku tidak pernah meninggalkanmu"

"Lalu, apa artinya untuk tidak chat kamu lagi kalau itu bukan meninggalkan ku, Fara?"

"Ya Tuhan, Rel. Aku hanya meminta mu untuk tidak chat aku satu hari, bukan selamanya. Tolong, pahami kembali setiap ucapan lebih dalam lagi, Rel"

Farel terdiam mendengarkan perkataan Fara

"Pada akhirnya, kita sama-sama tersakiti, Rel. Kamu yang salah paham sama aku dan aku yang terlalu emosi terhadap kamu. Kamu yang meninggalkan ku, tapi dengan bodohnya aku selalu menunggu nya. Faktanya, kamu sudah menikah, Rel"

"Maaf"

"Maaf mu sudah tidak ada gunanya lagi. Bahkan waktu yang telah di lalui pun hanya untuk dikenang, bukan di jalani bersama kembali"

"Maaf"

"Berbahagialah. Jaga mereka, jangan sampai kamu kehilangan kembali untuk kedua kalinya. Aku ikhlas, Rel. Pergilah, ini pertemuan terakhir kita." Ucap Fara sambil membalikkan badannya membelakangi Farel yang saat ini masih menatapnya dengan sendu

"Berjanjilah. Kamu akan bahagia tanpa aku, Ra" Ucap Farel

Fara hanya menganggukkan kepalanya. Perlahan, Farel menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya di telinga Fara sambil berbisik " Ketahuilah. Sampai sekarang detak jantung ini masih kamu, Fara"

"Aku pergi" Ucap Farel sambil berjalan meninggal Fara dengan berat hati.

Fara menjatuhkan dirinya, menangis dengan keras di taman itu. Hatinya sakit mengetahui bahwa cinta nya yang dia tunggu bukan ditakdirkan untuk bersama nya. Perasaan yang ia jaga selama ini, hanya sebatas kenangan untuk ingat. Karena keegoisan emosional dirinya, dia pergi membawa separuh hatinya.

"Aku menyesal, karena telah membuat mu pergi. Pada akhirnya, aku hanya jatuh hati padamu, Farel." Gumam Fara menangis sambil memeluk dirinya sendiri

By Ainun Solihat