Jangan tempatkan hatimu untuk makhluk yang fana
Tapi
Tempat hatimu untuk sang Pencipta yang abadi.
Adina Larasati Qursy
Namaku Adina Larasati Qursy. Biasa di panggil Adin oleh teman-teman ku. Saat ini, aku duduk di bangku kuliah semester enam yang lagi sibuk mengerjakan tugas kuliah dari kampus.
Aku mahasiswi pertukaran pelajar Indonesia-Kairo. Sekarang, aku sedang menjalankan jenjang pendidikan ku di salah satu universitas terbaik di Kairo, Mesir, yaitu Al-Azhar University.
Aku hanya seorang wanita biasa yang selalu memakai hijab syar'i menutup anggota badan dan bercadar. Yah, mungkin sebagai orang bercadar itu hal yang tidak wajar, di katain so alim lah, so suci dan lain sebagainya. yatanya, aku hanya ingin menutup wajahku agar tidak menimbulkan zina ketika seorang laki-laki yang bukan mahram menatap ku dengan tertarik.
Saat ini, aku sedang duduk di taman sambil sebuah buku di taruh di pangkuanku. Jariku menulis perkata demi kata disebuah secarik kertas yang berisi ta'aruf dengan seseorang. Bukan seorang laki-laki kok. Tapi, seorang perempuan asal Turki yang menjadi sahabat penaku, Nadira Az-Zahra.
Kami berkenalan di sosial media. Awalnya, hanya perkenalan biasa. Nyaman berteman dengan nya, lalu saling curhat satu sama lain dan selalu menasehati ku dan mengajarkan ku tentang agama lebih dalam lagi. Bisa saja kami berkenalan via Chat. Tapi dia tidak mau. Katanya biar ada spesial dan rasa ingin bertemu semakin kuat untuk menjalin silahturahmi.
Pagi hari, seorang kurir mengantarkan sebuah surat untuk ku dan aku langsung membacanya karena sangat senang ada kabar darinya.
"Wa'alaikum salam" Ucap aku spontan ketika membaca surai itu
"Akan ke Arab Saudi? Acara keluarga disini? Senangnya. Semoga nanti bisa bertemu langsung jika Allah berkehendak"
Disinilah aku sedang menulis balasan untuk sahabat penaku.
Adina Larasati Qursy
Wa'alaikum salam. Sahabat dunia akhirat.
Aku sangat merindukanmu dan rasa ingin bertemu ini sudah tidak bisa di tahan lagi.
Wahhh, benarkah kamu akan ke Arab Saudi? Aku turut bahagia. Jika ada kesempatan, tolong luangkan waktumu untuk bertegur sapa dengan ku.
Semoga kita bisa bertemu walau itu sulit.
Hati-hati di jalan, Dira.
Setelah membuat surat balasan untuk sahabat pena ku. Aku pergi meninggalkan taman itu sambil menuju ke sebuah gedung di taman kota Kairo untuk melihat pameran busana muslimah.
Perlahan, aku menelusuri gedung yang berada di dalam hotel Al-Akya. Hotel berbintang lima dengan fasilitas lengkap, interior dengan gaya klasik memancarkan nuansa islami yang kental. Aku memasuki sebuah ruangan yang terletak di sudut ruangan dekat taman yang sangat indah. Tapi, sebelum memasuki ruangan, aku mengisi daftar nama terlebih dahulu untuk registrasi.
Aku melihat orang-orang sudah berkumpul untuk menyaksikan acara pameran busana muslimah ini. Aku duduk menempatkan diriku di paling depan catwalk agar dapat melihat secara langsung.
Acara di mulai. Satu persatu para model memasuki panggung catwalk dengan menampilkan busana yang di pakainya. Berbagai bentuk, warna, ukuran dan desain yang sangat menarik menjadi minat para penonton untuk membeli.
"Baiklah. Kita sambut desainer termuda yang menunjukkan busana islami terbaik tahun ini, Nadira Az-Zahra. Berikan tepuk tangan untuk Nadira" Ucap MC acara catwalk ini
Aku melihat seorang wanita berjalan menuju panggung. Seorang wanita cantik berbusana muslimah yang fashionable. Memakai gamis berwarna peach dengan renda yang membalut bagian bawahnya yang menjuntai, hijab yang panjang dan cadar yang menutupi wajahnya dengan desain yang unik. Aku melihat juga dia di temani oleh seorang laki-laki di samping nya. Berbalut jas yang pas di tubuh nya.
Tampan sekali.
Astaghfirullah
Aku menundukkan kepala agar tidak melihat ke arahnya lagi.
Tunggu
Nadira Az-Zahra? Desainer itu?
Apakah dia sahabat penaku?
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Ucap sang desainer yang sedang berdiri di atas panggung
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh" Balas penonton dengan serempak
"Thank you for your coming, guys. I'm very happy. Ini acara fashion show yang pertama buat aku. Aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Yang pasti, aku berterima kasih kepada Allah yang telah memberikan bakat luar biasa ini untukku. Kepada orang tua ku juga, Mam dan Dad Terima kasih telah mendukung ku untuk cita-cita ku ini. Dan tak lupa, kepada seseorang yang disamping ku saat ini, yaitu kakak ku Rayhan Muhammad. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang sangat luar biasa, menemani ku dalam perjalanan bisnis ini. Semoga cepat dapat jodoh yah ka? Hehe" Ucap wanita itu sambil menatap langsung itu dengan tertawa
Para penonton tertawa mendengar ucapan sangat desainer, termasuk aku.
"Oh, iya. Karena ini acara pertama ku dan sangat spesial sekali. Aku akan memberikan salah satu busana pengantin sebagai rasa terima kasih ku karena telah menghadiri acara ini. Hadiah ini di lihat dari daftar tamu yang hadir hari ini" Nadira sambil memegang sebuah buku tamu di tangannya dengan tersenyum "Kira-kira siapa yah yang beruntung mendapatkan busana dari aku"
Aku memperhatikan Nadira sedang melihat lihat daftar nama tamu. Ketika sedang mencari, aku melihat Nadira tertegun menemukan nama yang di lihatnya.
"Wahh, aku tidak menyangka. Akhirnya, aku akan bertemu dengan sahabat ku ini. Mungkin, Allah telah menakdirkan ku dengannya untuk bertemu hari ini. Untukmu, terimakasih telah datang dan mendukung ku. Ini sangat berarti sekali" Ucap Nadira dengan tersenyum bahagia
Aku melihat Nadira tegah berbisik kepada kakaknya yang berada disamping nya. Aku tidak tahu apa yang diberitahukan nya, tapi aku melihat ekspresi keterkejutan di raut wajahnya. Sedangkan, Nadira hanya tersenyum menanggapi pertanyaan kakaknya.
"Jadi, pemenang untuk busana pengantin dari Daira Fashion adalah..... "
"Adina Larasati Qursy"
Ekh? Aku? Serius?
Aku tertegun mendengar sangat desainer memanggil namaku. Lalu, aku menengok ke arahnya sambil jari ku menunjuk diriku sendiri.
"Aku? " Gumam ku masih tidak percaya
Rayhan melihat para tamu yang hadir mencari nama Adina Larasati Qursy. Matanya menangkap seorang wanita yang terkejut sambil menunjuk dirinya sendiri. Lalu, berbisik kepada Nadira bahwa perempuan yang dipanggil nya sedang duduk disana.
"Kamu memakai baju biru langit dan ditutupi cadar. Kamu Adina Larasati Qursy kan?" Tanya Nadira sambil menatap ku dengan lembut.
Aku menganggukan kepalaku, mengiyakan pertanyaan Nadira.
Aku melihat Nadira berjingkrak dengan riang "Silahkan, naik di atas panggung" Perintahnya
Perlahan, aku berjalan menaiki atas panggung dengan pelan. Setiap langkahku, entah kenapa jantung ku berdebar dengan cepat. Aku gugup kepada seorang laki-laki yang disamping nya sambil menatap ku dengan intens. Sesampainya, di hadapan Nadira tiba-tiba dia memeluk ku dengan erat.
"Ekh? " Ucapku terkejut
"Akhirnya, aku bertemu denganmu, Adin" Ucap Nadira masih dengan memelukku
"Kamu siapa? " Tanya aku bingung
Nadira melepaskan pelukan nya lalu menatapku dengan kesal "Masa kamu lupa sahabat pena mu sendiri? "
Pena?
"Dira? Ya ampun. Akhirnya, aku bertemu dengan mu juga" Lalu aku kembali memeluk nya dengan erat
Nadira tersenyum senang "Terima kasih sudah datang di acara ku ini"
Aku melepaskan pelukan nya sambil memandang nya dengan tersenyum.
Nadira fokus kepada para tamu kembali "Nah ini dia, pemenang busana pengantin aku, Adina Larasati Qursy. Berikan tepuk tangan nya yang meriah"
Para tamu memberikan tepuk tangannya. Aku hanya tersenyum kepada tamu yang berada dihadapanku saat ini.
"Alhamdulillah, acara fashion show aku sudah selesai. Terima kasih untuk semua nya yang telah hadir pada acara catwalk kali ini. Silahkan yang ingin bekerja sama atau membeli busana muslimah bisa bertanya kepada asisten saya, Amria. Saya pamit undur diri. Terima kasih" Ucap Nadira
Nadira menuruni panggung sambil menggandeng tanganku untuk mengikuti nya dan diikuti oleh Rayhan yang berada dibelakang ku.
"Kok aku ikut? " Tanya aku heran
"Yah kamu harus ikutlah, kan mau lihat busana pengantin nya" Jawab Nadira
"Tapi kan, aku belum mau menikah"
"Aku tahu"
"Aku belum ada calonnya"
"Aku tahu"
"Aku belum punya calon"
"Aku tahu. Lagian emang nya belum ada calon tapi udah punya? "
"Terus? Lihat busana pengantin buat apa? "
"Yah buat nikah kamu lah"
Aku memanyunkan bibirku di balik cadar "Tapi kan, masih lama"
Nadira berhenti di hadapanku "No. Kamu sebentar lagi akan menikah. Aku yakin"
"Keyakinan darimana itu? "
"Lihat aja nanti" Ucap Nadira sambil melanjutkan jalannya menuju sebuah ruangan yang penuh dengan busana karyanya sendiri.
Aku berdecak kagum melihat busana busana nya yang sangat indah sekali. Mataku tertegun melihat busana pengantin yang sangat indah sekali, simple tapi terkesan mewah. Busana akad pengantin yang menjadi daya tarik ku.
"Kamu suka?" Tanya laki-laki itu
"Ekh? Apanya? " Tanya aku terkejut melihat nya berada di belakang ku
"Busana itu" Jawab Rayhan dengan singkat
Aku tersenyum "Ya, indah sekali. Busana yang terlihat mewah namun sederhana"
"Oke, kamu pakai yang itu"
"Akh? Pakai? Sekarang? "
"Bukan. Tahun depan. Yah, sekarang lah"
"Ngelawak nya ngga lucu ni, si abang"
"Nadira" Panggil Rayhan
"What? " Saut Nadira sambil teriak
"Tolong pakaikan busana akad pengantin yang ini untuk Adin" Perintah Rayhan.
"Siap boss. Yuk, Adin kita make over kamu pakai busana ini" Nadira menarik aku untuk memakaikan busananya. Aku hanya pasrah mengikuti kemanapun Nadira pergi.
Setelah di make over oleh karyawan Nadira. Aku terdiam di depan cermin sambil melihat diriku sendiri dengan tersenyum.
Cantik sekali busananya
"Ya Allah, cantik sekali kamu, Adin" Teriak Nadira melihat penampilan ku
"Busananya, Dira. Bukan aku nya, rasanya aku tidak pantas memakai ini" Ucap Aku sedih
"No no no. Kamu cantik sekali. Busana ini cocok untuk princess seperti kamu. Yuk, kita perlihatkan kepada kakak ku. Pasti dia terpesona"
"Kenapa harus kakaknya?" Aku bertanya dengan terheran heran
Nadira menuntun ku untuk membalikkan badannya dan berdiri di depan tirai.
"Kalian berdua, tolong buka tirainya" Perintah Nadira kepada karyawan yang tadi me make over aku.
Perlahan, tirai itu di buka. Aku melihat Rayhan duduk sambil menatap tablet nya dengan serius.
Tampan
"Kak, coba lihat Adin" Panggil Nadira
"Bagaimana? Cantik kan? " Tanya Nadira dengan ceria
Rayhan menghentikan aktivitas nya, lalu menatapku dengan tajam. Aku hanya menundukkan wajahku, menyembunyikan merah merona yang ada di pipiku walaupun tidak akan keliatan karena aku memakai cadar.
"Oke" Ucap Rayhan
"Masa oke aja? " Protes Nadira "Cantik ga? " Tanya Nadira lagi
Rayhan terdiam "Iya, cantik"
Aku yang mendengar ucapannya diam diam tersenyum senang. Entahlah, ketika bertemu dengan nya membuat jantung ku berdegup dengan kencang.
"Jadi, kakak fix kan mau mengkhibah Adin lusa? " Tanya Nadira yang membuat ku terkejut.
"Akh? Khitbah? Ka Rayhan" Aku menatap Nadira terkejut
"Hehee. Aku tinggal dulu yah. Selebihnya, tanya Ka Rayhan langsung yah, Adin. Bye bye" Nadira berjalan pergi meninggalkan kan aku
"Heyy, Nadira" Panggil aku tak terima
Tiba-tiba suasana di ruangan itu terasa mencekam. Aku hanya bisa menundukkan kepala ku dengan perasaan gugup. Aku mendengar langkah kaki Rayhan sedang berjalan mendekati ku. Lalu, dia berdiri tepat di depanku saat ini.
"So, bagaimana, Adin? " Tanya Rayhan
Aku menatap wajahnya "Bagaimana apanya? " Tanya aku heran.
"Mau kah kamu menikah denganku? " Tanya Rayhan dengan serius
Menikah?
"Ekh? Tapi ka... " Aku gelagapan mendengar ucapannya
"Ak.. Aku tidak kenal kakak"
"Aku tahu"
"Aku... Aku tidak tahu semua tentang kakak"
"Aku tahu"
Ish ini kenapa adik kakak kepribadian nya sebelas duabelas sih
"Ini pertama kalinya aku dekat dengan laki-laki"
"Aku tahu. Maka dari itu aku ingin mengkhitbah mu"
"Tidak ta'aruf terlebih dahulu? " Tanya aku memberikan penawaran
"Aku sudah mengetahui mu dari Nadira. Ta'aruf tidak harus selalu sebelum menikah, tapi setelah menikah juga bisa. Bahkan lebih baiknya setelah menikah yang menampilkan diri apa adanya" Ucap Rayhan yang berusaha menyakinkan aku
Ya Allah. Aku tersipu dengan ucapannya. Ya Allah, apakah penantian ku ini berbuah hasil dari usaha ku ketika memperbaiki diri?.
"Bagaimana Adin? " Tanya Rayhan sekali lagi
Aku menatap matanya mencari keraguan di matanya, atas ucapannya itu. Tapi, aku tidak melihat keraguan itu, yang ku lihat hanya keyakinan kuat tentang diriku
Aku menundukkan kepala ku dengan malu "Baiklah"
"Apa?"
"Aku menerima lamaran mu" Ucap ku dengan yakin
Aku tahu, di hadapanku saat ini dia tengah tersenyum senang atas jawabanku.
"Yuhuuuuu.... Akhirnya, Adin jadi kakak ipar aku. Selamat yahh" Teriak Nadira di balik tirai lalu berlari memelukku
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang sangat menggemaskan sekali.
"Dira, tolong telpon Mom dan Dad lalu besok kita pergi menemui orang tua Adin" Perintah Rayhan sambil menatap aku dan Dira
"Siap boss" Nadira melakukan gerakan hormat atas perintah Rayhan.
"Secepatnya itu? " Ucapku dengan terkejut
"Ya. Lebih cepat lebih baik" Jawab Rayhan sambil tersenyum.
Terima kasih.....
Atas hadirnya dirimu membuat ku dapat menyempurnakan ibadahku untuk taat kepadamu.
Calon suamiku, Rayhan Muhammad
Adina Larasati Qursy