Your The World

"Love is perfect with love"

BTS - Fake Love

Di dalam gedung yang megah terdapat sekumpulan manusia yang sedang berdiri di depan panggung. Mereka bersorak dan meloncat-loncat menyerukan penyanyi itu dengan kencang.

"Zero Zero Zero Zero... " Seru mereka memanggil nama penyanyi itu.

Termasuk seorang wanita berusia 21 tahu yang bertubub pendek dengan tinggi 145cm, pipi chabi, hidung mancung dan postur tubuh proposional. Dia bernama Anulika Pratista Lesham yang saat ini berdiri di barisan pertama di acara konser itu.

Para penonton terus saja bersorak meneriakkan sang penyanyi dengan penuh semangat. Saat itu, sang penyanyi keluar dari tirai berjalan menuju panggung dengan menampilkan senyum yang dapat meluluhkan hati sang penonton. Mereka berteriak dengan heboh ketika melihat sang penyanyi itu.

"Hmm, hmm. Hallo semuanya, selamat siang Ouners" Sapa penyanyi itu kepada para fans nya yang di panggil Ouners

"Selamat siang, Zero" Balas mereka dengan lantang

"Masih semangat kah?" Tanya Zeroun El-Kaili dengan tersenyum

"Masih" Teriak mereka lagi

"Baiklah, untuk lagu pertama saya akan membawakan lagu yang berjudul Yang Terdalam dari Peterpan" Ucap Zeroun sambil tersenyum

Zeroun El-Kaili adalah seorang penyanyi dan musisi berusia 25 tahun yang saat ini sedang naik daun. Suaranya yang lembut mampu membuat siapa saja yang menyukainya selain wajahnya yang tampan, memiliki kulit sawo matang, hidung mancung dan tinggi badan 180cm. Wow idaman para kaum hawa sekali.

Saat ini, Zeroun sedang mengadakan konser perdananya sekaligus fans meeting dengan dihadiri 1000 fans dengan tema With My Ouners di gedung Sentral Park, Bandung.

Satu jam berlalu, konser With Ouners berakhir dan dilanjutkan dengan fans meeting dimana fans dapat meminta tanda tangannya dan berinteraksi langsung dengan sang penyanyi, Zeroun.

Lika berdiri menunggu gilirannya yang berada di barisan ketiga. Satu demi satu berakhir, sampai akhirnya Lika berhadapan dengan Zeroun yang sedang tersenyum kepadanya.

"Ya Tuhan, senyumnya indah sekali" Batin Lika

"Ini, ka albumnya" Ucap Lika sambil menyerahkan album dengan malu

"Terima kasih sudah membeli album saya. Nama kamu siapa? " Tanya Zeroun menatap Lika lembut

"Anulika Pratista Lesham, biasa di panggil Lika"

"Hm.... Lika, nama yang cantik" Puji Zeroun tersenyum

"Akh, biasa aja kok ka hehe" Lika tersenyum malu menerima pujian Zeroun

"Berangkat sama siapa, Lika? " Tanya Zeroun basa-basi

"Sendiri, ka"

"Pulangnya? "

"Sendiri juga, ka"

"Lho, udah sore tahu masa ngga di jemput?"

Lika memainkan jarinya dengan gugup "Itu, abang aku lagi sibuk sama kerjaannya, ka" Jawab Lika hanya tersenyum

"Ga ada akhlak" Gumam Zeroun

"Akh? Kenapa, ka?" Tanya Lika bingung, seperti tadi Zeroun bergumam sesuatu tapi Lika tidak mendengarnya

"Akh? Tidak ada apa-apa. Terima kasih, Lika. Sampai jumpa konser berikutnya. Hati-hati dijalan yah" Zeroun mengembalikan album punya Lika dengan tersenyum

"Pasti, ka. Kalo gitu, aku permisi, ka" Lika mengambil albumnya lalu berjalan keluar gedung sambil memeluk albumnya dengan erat.

Lika berdiri di depan gedung lalu menatap jam tangannya dengan seksama "Hm.. Masih sore. Mau beli buku dulu akh ke Gramedia"

Lika menaiki taksi lalu memberitahu supir taksi ke arah yang dituju. Di sepanjang perjalanan, Lika hanya menatap hirup pikuk kehidupan sore hari yang mulai padat. 30 menit perjalanan, akhirnya Lika sampai di tempat yang dituju yaitu Mall Sentral Bandung. Lika berjalan menuju Gramedia yang berada dilantai 3 dengan menaiki setiap eskalator. Di setiap langkah, Lika melihat sekitar dengan riang bahkan mampir di salah satu stand untuk membeli minuman susu kesukaannya. Lalu, melanjutkan langkahnya menuju Gramedia untuk membeli buku yang diinginkannya.

Ketika sedang melihat lihat buku, Lika mendapatkan telepon masuk dari seseorang yang tertera nama Lesham Twins.

"......."

"Waalaikumsalam, lagi di Gramedia"

"......."

"Ga tau, paling aku pulangnya malem, bang"

"....... "

"Ga papa, bang. Aku bisa sendiri kok, lagian masih sore juga kan jam 8 itu"

"....... "

"Hahaha, bagi aku itu jam 8 masih sore"

"....... "

"Iyaiya. Bawel udah sana pacaran sama berkas-berkas abang. Ganggu waktu aku aja" Keluh Lika dengan kesal

"........ "

"Iya, abang jelek. Waalaikumsalam" Lika mengakhiri telepon itu dengan nada mengejek.

Lika melanjutkan langkahnya mencari buku di setiap rak. Lalu, Lika menemukan buku tersebut yang berada di rak paling atas, Lika meloncat-loncat meraih buku itu hasilnya nihil, kesekian kalinya Lika meloncat meraih buku itu tapi melihat sebuah tangan yang sedang mengambil buku itu. Lika terkejut, lalu menatap seorang laki-laki yang tertutup masker sambil menyerahkan buku itu.

"Akh, terima kasih sudah membantuku" Ucap Lika dengan tersenyum tulus

"Sama-sama, Lika" Jawab laki-laki itu

Aku mengerutkan dahinya, bingung bagaimana laki-laki itu bisa tahu namanya adalah Lika.

"Lupa yah sama aku?" Tanya laki-laki itu dengan penuh teka teki

"Maaf, kamu siapa yah?" Tanya Lika waspada

"Akh, aku lupa kalo aku pake masker" Laki-laki itu menurunkan maskernya sambil tersenyum menatap Lika "Hai, Lika. Kita bertemu kembali"

Lika terkejut melihat laki-laki itu "Ka Zeroun?" Sambil menutup mulutnya tak percaya dengan sosok yang ada di depannya ini.

"Yaps, ini aku Zeroun. Kamu lagi apa disini? " Tanya Zeroun penasaran

"Akh, itu, aku sedang membeli buku, ka" Jawab Lika gugup

"Habis dari konser kamu langsung kesini?" Tanya Zeroun lagi

Lika hanya mengangguk kepalanya "lalu, ka Zeroun sedang apa disini?" Tanya Lika kepo

"Aku juga mau beli buku, habis fans meeting aku langsung kesini sendiri" Jawab Zeroun sambil melihat buku yang baru diambilnya

"Sendiri? Ga sama manajer atau siapa gitu, ka? Kakak kan artis, apa kakak ga takut ada fans yang bergerumul mendekati kakak?" Cecar Lika dengan waspada

"Aku juga butuh waktu sendiri, Lika" Ucap Zeroun pengertian

"Akh, iya. Maaf, ka" Lika menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh iya, kalo gitu aku pamit duluan yah, ka. Selamat menikmati waktu senggangnya" Lika meninggalkan Zeroun dengan terburu-buru.

Setelah membayar, Lika berjalan keluar gedung sambil menunggu taksi yang sudah di pesannya.

Tin tin tin

Sebuah mobil berhenti di depan Lika. Lika yang tidak tahu itu siap hanya menatapnya dengan bingung. Perlahan, kaca mobil itu di turunkan menampilkan wajah Zeroun yang berada di dalamnya.

"Lika, biar saya antarkan kamu. Cepat masuk"

"Ka Zeroun? Akh, ga usah, ka. Aku sudah pesan taksi soalnya" Tolak Lika secara halus

"Ga usah sungkan, Lika. Hayo, aku antarkan"

"Tapi, ka" Lika bingung harus bagaimana

"Hayo, cepat masuk" Perintah Zeroun untuk kesekian kalinya

Lika memasuki mobil Zeroun lalu membatalkan pesanan taksinya. Perlahan, Zeroun menyalakan mobilnya lalu melajukan mobilnya menuju ke arah rumah Lika.

Di sepanjang perjalanan, Zeroun banyak bertanya kepada Lika untuk mencairkan suasana dan mengurangi rasa gugup Lika yang saat ini berdua dengan Zeroun.

"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalem bisa semobil sama Ka Zeroun, dianter pula" Batin Lika bergumam dengan senang

Setelah ditunjukkan jalan oleh Lika, tiba lah mereka di sebuah rumah dengan gaya minimal dan indah. Lika turun dari mobil, diikuti Zeroun yang turun juga dari mobil.

Lika menatap Zeroun dengan gugup "hmm, ka. Terima kasih yah udah anterin aku sampai rumah. Maaf, jadi merepotkan kakak"

"No, problem, Lika" Jawab Zeroun singkat

Lika berbalik arah meninggalkan Zeroun, tapi terhenti lalu menatap Zeroun kembali "ka, mau mampir dulu? " Tawar Lika

Zeroun mengangkat alisnya dengan bingung lalu tersenyum "boleh" Zeroun berjalan menuju Lika

Lalu, mereka melanjutkan jalannya sampai masuk ke dalam rumah

"Assalamu'alaikum. Mah, Lika pulang" Lika mengucapkan salam dengan nada tinggi

"Waalaikumsalam" Jawab sang mama menatap putrinya yang saat ini berada di samping seorang laki-laki

"Mah, kenalin ini Zeroun. Mamah tahu kamu dia siapa?" Ucap Lika gugup

"Iya, mamah tahu. Zeroun penyanyi itu kan? Yang kamu selalu bilang pengen jadi istrinya nanti" Jawab Mamah Lika dengan blak blak an

Lika menatap mamah nya dengan membelalakan matanya "mamah ikhhh, ngga yah" Ucap Lika salah tingkah

"Iya, kok. Kamu selalu bilang kayak gitu terus.. "

"Mamah ikh, stop" Pinta Lika dengan salah tingkah

"Iyaiya. Oh iya, nak Zeroun mau minum apa?" Tanya mamah Lika perhatian

"Terserah, tante aja" Jawab Zeroun tersenyum

"Ka, silahkan duduk hehe. Itu tadi, hm, omongan mamah jangan di dengerin, biasa ka cuma bercandaan doang" Lika menjelaskan dengan gugup

Zeroun yang mendengar penjelasan Lika hanya menahan senyumnya.

"Lho, mungil. Kamu udah pulang?" Tanya seorang laki-laki yang berada di belakang Lika

"Udah, bang. Barusan" Jawab Lika singkat

"Bareng Zero?" Tanya kakak kandung Lika, Ezra Pramana Lesham

"Iya, ka. Ga sengaja ketemu terus dia anterin aku sampe rumah"

Ezra hanya mengangguk kepalanya lalu duduk di sebelah Zeroun dengan santai.

"Bang, ga sopan duduk di samping tamu. Pindah sana" Lika memperingatkan Ezra

"Ga mau" Tolak Ezra

"Abang, ikhh jangan maluin ade"

"Bodo amat" Balas Ezra ga peduli

Mamah Lika datang sambil membawakan minuman lalu menatap anaknya dengan bingung.

"Kenapa sih?" Tanya mamah kepo

"Ini, mah. Abang ga mau pindah duduknya, ga sopan ada tamu juga" Jelas Lika kepada sang mamah

"Lho kamu ga tahu, de? Kan mereka saling kenal, sahabat lagi" Ucap sang mamah memberitahu Lika

"Mah"

"Tante" Teriak Ezra dan Zeroun bersamaan

"Akh? Sahabat?" Tanya Lika terkejut

"Iya, mereka sahabat dari SMA bahkan Zero sering kesini setiap hari minggu. Kamu ga tahu?" Jelas sang mamah yang membuat Lika makin terkejut

"Mah, udah" Ezra berusaha menghentikan sang mamah

Lika menatap Ezra dengan berang "Abang, keterlaluan tahu ga? Segininya abang ga kasih tahu kalo ka Zeroun itu sahabat abang? Abang jahat sama aku" Teriak Lika sambil berlari menuju kamarnya yang dilantai dua.

"De, bukan gitu. Aish, mamah tuh akh. Kacau" Ezra menarik rambutnya frustasi sambil menyusul Lika ke kamarnya.

"Lho, kok. Mamah yang disalahin?" Tanya sang mamah menatap anaknya dengan bingung

Ezra berusaha membuka pintu kamar Lika yang terkunci "de, dengerin abang dulu. Abang ga cerita kok tentang ade yang suka banget sama Zeroun, abang juga ga cerita ke dia kalo ade ke Zeroun itu gimana. Abang jaga kok privasi ade yang ade curhatin ke abang" Jelas Ezra sambil memutar kenok pintunya dengan paksa tapi percuma karena terkunci dari dalam

Ezra menengok ke belakang mendapati Zeroun sedang berdiri di belakangnya.

"Loe ada kunci cadangan ga? Gue aja yang masuk nanti" Tanya Zeroun

"Ada, bentar" Ezra mengambil kunci di lemari ruang tamu lantai atas, lalu menyerahkan kuncinya kepada Zeroun.

"Biar gue aja yang jelasin ke Lika, Zero"

"Ga usah, biar gue aja. Gue juga ada sesuatu yang harus disampaikan ke Lika dan loe tahu itu apa" Zeroun menolak tawaran Ezra dengan halus

Perlahan, Zeroun membuka pintu kamar Lika yang gelap hanya cahaya lampu tidur menyinari kamar Lika. Zeroun melangkahkan kakinya menuju Lika yang ditutupi dengan selimut lalu duduk di samping nya sambil menatap Lika lembut.

"Lika" Ucap Zeroun lembut

Lika hanya terdiam mendengar panggilan Zeroun

"Ga mau jawab ni panggilan aku? Yaudah, kamu cukup mendengarkan apa kata aku aja kalo begitu. Lika, aku minta maaf buat kejadian tadi. Ezra ga salah, aku yang salah karena meminta untuk merahasiakannya dari kamu. Aku ga mau kalau kamu tahu aku, setiap kita bertemu nanti kamu jadi menjauhiku. Aku sudah kenal kamu dari dulu karena Ezra selalu cerita tentang adiknya yang lugu, lucu dan polos ini. Ezra juga cerita bahwa kamu sangat mengidolakan ku, bahkan mungkin apa yang kamu katakan, dia juga mengatakan nya padaku. Maaf, jika itu membuat mu malu

Tapi, Lika. Kamu tahu? Setiap Ezra bercerita tentang mu, aku selalu ingin bertemu langsung dengan kamu, ingin kenal lebih dekat dengan kamu yang selalu membuat hatiku berdebar. Mungkin saja Tuhan mendengarkan do'a ku, lalu pada Fans meeting tadi adalah pertemuan awal aku dengan kamu yang selalu aku dengar tentang kamu dari Ezra. Pertemuan awal itu makin membuat ku berdebar.

Awalnya aku tidak tahu kenapa hatiku berdebar. Tapi, setelah pertemuan pertama itu aku tahu, bahwa hatiku berdebar karena menyukaimu. Ya, aku menyukaimu pada pertemuan pertama dan nama yang selalu aku sebutkan dalam do'a untuk di pertemukan dengan mu"

Perlahan Lika mengangkat kepalanya menatap Zeroun dengan mata sembab. Zeroun tersenyum lembut menatap Lika

" Jadi, apakah kamu masih marah sama aku?" Tanya Zeroun

"Apa yang ka Zeroun ucapkan pasti bohong" Ucap Lika menatap Zeroun tidak percaya

"Harus bagaimana agar kamu mempercayai ku, Lika? Hm?"

Lika menggelengkan kepalanya tidak tahu

Zeroun merongoh saku celananya mencari sesuatu untuk di berikan kepada Lika.

"Apakah dengan ini kamu akan percaya?" Tanya Zeroun sambil menyerahkan sebuah cincin manis yang berukiran nama Lika di dalamnya

Lika menatap cincin itu dengan terkejut, lalu menatap Zeroun dengan berkaca-kaca.

"Wanna be girlfriend, Lika?" Tanya Zeroun tersenyum lembut

Brakk

Lika dan Zeroun menengok ke arah pintu dengan terkejut

"Ga ada akhlak" Ucap Zeroun dan Lika kompak

"Gue ga terima kalo loe jadiin Lika pacar loe doang. Gue ga setuju" Tolak Ezra dengan tegas sambil menyilangkan tangannya

"Terus gue harus apa?" Tanya Zeroun mengangkat alisnya

"Loe paham maksud gue, Zer" Ezra memberikan penegasan

Zeroun membuang napasnya perlahan lalu menatap Lika kembali " So, wanna be my wife, Lika?" Tanya Zeroun sekali lagi

Lika terkejut matanya menunjukkan berkaca-kaca, tidak percaya dengan ucapan Zeroun

"Aku tidak menerima penolakan, Lika" Tegas Zeroun menatap Lika tajam

Lika menatap Zeroun dengan kesal "ikh, yah percuma kalo buat nolak juga ga bisa" Lika memalingkan wajahmu dengan kesal

"Abang tahu kamu ga akan nolak, Lika" Ezra mulai memprovokasi Lika

"Kata siapa?" Tanya Lika menantang Ezra

"Kata abang lah" Jawab Ezra penuh dengan percaya diri

"Yaudah" Jawab Lika singkat

"Akh? Yaudah apanya?" Tanya Zeroun dengan bingung, sedangkan Ezra tersenyum devil.

Ezra menepuk pundak Zeroun "maksudnya, dia terima lamaran loe, Zer" Ucap Ezra memberitahu Zeroun

"Serius?" Tanya Zeroun menatap Ezra tidak percaya

"Iya, tanya aja ke orang nya" Ezra menunjuk Lika dengan dagunya

Zeroun menatap Lika dengan intens. Lima yang ditatap oleh Zeroun menjadi salah tingkah.

"Apa sih? Jangan natap aku kayak gitu" Lika memukul Zeroun dengan boneka beruangnya

"Iyaiya, aku terima" Jawab Lika malu malu

Zeroun menatap Lika lembut "terima kasih, Lika" Zeroun mengusap kepala Lika dengan lembut

"Baik baik loe sama calon kakak ipar loe ini" Ezra memperingati

"Males banget gue ngebaikin loe" Zeroun mengacuhkan peringatan Ezra

Lika yang menatap Ezra dan Zeroun yang sedang bertengkar hanya tersenyum. Akhirnya, orang yang menyayangi dirinya bertambah menjadi satu, kelak yang akan selalu memprioritaskan dia di atas segalanya selain abang Ezra dan sang mamah. Lika sedikit khawatir dengan para fansnya Zeroun, tapi Lika yakin mereka akan mendukung keputusan Zeroun.

Semoga awal ini menjadi awal yang indah yang akan di lalui bersama

Terima kasih, Zeroun El-Kaili

By: Ainun Solihat