"Saat pertama aku melihatmu. Aku yakin bahwa hidupku akan istimewa dan lebih berwarna saat mengenalmu lebih jauh atau bahkan menjadi seseorang yang berarti dalam hidupmu"
Mine App adalah salah satu aplikasi kencan atau aplikasi pertemanan yang banyak di gunakan oleh orang Indonesia karena menawarkan banyak fitur seperti upload foto, chatting, mengatur waktu kencan, mencari pasangan kencan secara otomatis yang di rekomendasikan oleh Mine App. Biasanya aplikasi kencan yang lain bisa memilih sendiri dengan siapa kita chatting atau mencari pasangan.
Berbeda dengan Mine App, aplikasi kencan ini hanya chatting atau mencari pasangan khusus rekomendasi dari Mine App itu sendiri. Pengguna mengisi data pribadi serta kriteria calon pasangannya seperti apa dengan sedetail-detailnya. Jika ada seseorang yang sesuai dengan kriteria, maka Mine App secara otomatis akan menyambungkan pertemanan diantara keduanya serta memulai kencan pertamanya.
"Hmm.... Begitu" Gumam seseorang yang membaca pengaturan aplikasi.
"Gue harus rekomendasiin ni ke Fou" Ucap seseorang itu.
Tring
Seseorang masuk ke dalam sebuah cafe kue dengan penampilan sederhana namun terlihat elegan. Seorang wanita yang memiliki tinggi 150cm, berwajah khas Indonesia, memiliki pipi yang chabby serta kulit kuning langsat. Wanita itu memakai kemeja biru dongker, pasmina abu serta rok abu-abu yang mengkilap, tak lupa sepatu yang memiliki hak 8cm agar tubuhnya terlihat tinggi.
Wanita itu duduk di depan seseorang yang sedang fokus dengan ponselnya.
"Baru datang?" Tanyanya kepada wanita yang baru duduk
"Hmm, biasa" Jawab Wanita itu
"Fou" Panggil Irmi sahabat wanita yang ada didepannya.
Fou, dengan nama lengkap Kinza Ulema Foujina yang biasa di panggil Fou atau Kin menoleh ke sahabat Irmi Herfiza.
"Apa?"
"Gue penasaran" Ucap Irmi sambil meletakkan ponselnya "loe ga ada niatan nyari pacar gitu?"
"Ga ada. Buang-buang waktu kalo gue pacaran" Jawab Fou dengan nada malas.
"Gue seriusan lho, Fou. Usia loe udah 22 tahun lho masa lu masih betah menjomblo? Dari lahir pula"
"Maaf maaf aja, gue ga ada niatan buat pacaran ke hal yang ngga berguna. Lagian gue belum ketemu sama seseorang yang bisa membuat jantung gue berdetak dengan kencang" Fou memberikan penjelasan kepada Irmi.
"Lah, selama ini loe jalan sama si Arman ga ada rasa sama sekali?" Tanya Irmi bingung.
"Arman kan udah kayak abang gue yang selalu diajak kemana aja kalo gue butuh"
"Anjir, dianggap abang doang" Irmi tidak percaya mendengar perkataan Fou.
"Kan emang gitu, lagian kan Arman udah punya pacar. Loe ga tahu?" Tanya Fou kepada Irmi.
"Pacar? Sejak kapan Arman punya pacar? Kok gue baru tahu?" Jawab Irmi dengan raut wajah bingung tidak tahu sama sekali dengan informasi tentang Arman.
"Udah lama kali, makanya gue B aja karena emang dia udah punya pacar. Kan pacar dia adik gue si Fai" Fou memberitahu Irmi kebenarannya.
"SI FAI? GA NYANGKA" teriak Irmi refleks.
Fou memukul kepala Irmi kencang
"Berisik ikh" Bisik Fou menatap Irmi kesal.
Irmi tersenyum paksa sambil jarinya membentuk tanda V "maaf" Gumamnya pelan.
"Pantes aja loe B aja sama Arman kemana-mana dianter dia terus"
"Maklumi, dia lagi berusaha dapet restui dari gue. Lagian adik gue juga ngga cemburu sama kedekatan gue sama Arman" Aku mengangguk-anggukkan kepalaku mengingat tingkah Arman yang berusaha mendekati calon kakak iparnya.
"Tapi, serius lho, Fou. Loe ga ada niatan buat ikut kencan dulu misalnya?" Tanya Irmi masih penasaran.
Aku menatap Irmi tidak mengerti "maksudnya?"
Irmi mengambil ponselnya lalu menunjukkan Mine App, aplikasi yang sedang booming di Indonesia.
"Ini coba lu ikut kencan di Mine App, Fou" Ajak Irmi.
"Ogah banget gue ikut begituan" Tolak Fou dengan cepat.
"Ish, coba dulu aja. Siapa tahu loe beneran ketemu sama cowok yang loe suka nanti" Irmi masih gencar menginginkan Fou ikut Mine App.
"Mana HP loe? Gue pinjem HP loe dulu" Tanya Irmi sambil menanggahkan tangannya meminta ponsel Fou.
"Buat apaan?" Tanya Fou waspada.
"Udah sink dulu aja" Irmi tetap meminta Fou untuk memberikan ponselnya.
Dengan lambat dan ragu-ragu, Fou memberikan ponselnya kepada Irmi.
"Awas lu macem-macem sama HP gue" Ancam Fou dengan nada permusuhan.
"Hmm" Gumam Irmi tidak mempedulikan ancaman Fou.
Fou yang sedang menikmati makan nasi gorengnya dengan santi tiba-tiba tersedak mendengar teriakan Irmi.
"Huk huk huk. Kaget ikh" Fou menatap Irmi dengan kesal sambil meminum air untuk meredakan sakit di tenggorokannya.
Irmi hanya menatap Fou dengan senyum arti tanpa rasa bersalah sedikitpun atas tingkah lakunya.
"Gue ga nyangka sama ni aplikasi. Masa loe baru daftar udah ada calon pasangan buat loe" Ucap Irmi masih tidak percaya.
"Apa? Aplikasi?" Fou merebut ponselnya dari Irmi lalu melihat ponselnya yang sudah ada Mine App bahkan sudah di daftar oleh Irmi.
"Sialan" Umpat Fou kesal.
"Language, baby" Irmi memperingati Fou atas tutur katanya yang tidak sopan.
"Habisnya ngeselin, kan gue udah bilang jangan daftarin gue di Mine App"
"Ga papa, Fou. Coba aja dulu. Lagian itu aplikasi ga bisa loe hapus sebelum loe ketemu sama orangnya terlebih dahulu. Perkenalan pertama. Nah, kalo udah ketemu loe ada feel sama dia,yah lanjut. Kalo ngga yah loe kasih tahu, loe mau batalin kencan sama dia dan meminta hapus aplikasi. Selesaikan kan? Sesederhana itu" jelas Irmi yang sudah memahami Mine App yang baru di bacanya tadi.
" Mata loe gampang darimana?" Fou membalas Irmi dengan nada kesal.
Seketika ruangan cafe kue terdengar gaduh dengan teriakan-teriakan para wanita yang melihat seorang laki-laki memasuki cafe Sweety Cake.
"Ganteng banget"
"Kak Awan selalu ganteng"
"LOVE U MAS GANTENG"
"NIKAH YUK, MAS"
"MINTA NOMORNYA BOLEH? "
Begitulah teriakan para wanita yang melihat seorang laki-laki memakai pakaian chef warna putih dengan tinggi 180cm, berbadan atletis, wajah Indonesia-Amerika yang pasti terlihat tampan dengan hidung yang mancung dan kulit kuning langsat.
"Mereka kenapa sih?" Tanya Fou heran menatap para wanita di cafe ini.
"Mereka memang selalu seperti itu kalo melihat Awan" Jawab Irmi menatap Awan dengan berbinar. Mengagumi Awan yang tampan sekali.
"Lah, ikut terkesima juga" Gumam Fou menggelengkan kepalanya melihat Irmi saat ini.
Penasaran. Fou juga menatap Awan dengan seksama yang saat itu sedang melayani para konsumen di depan kasir dengan memakai baju chefnya.
Deg deg deg
Fou terkejut merasakan jantungnys berbeda ketika memandang Awan. Entahlah dirinya merasakan bahwa Awan sedikit berbeda.
Dengan cepat, Fou mengalihkan pandangannya menatap ponselnya yang saat ini menampilkan Mine App dimana memperlihatkan biodata seorang laki-laki yang bernama Al-labib Ghazawan seorang owner cafe di salah satu cafe terkenal yang ada di Bandung.
"Abib? Chef?" Tanya Fou pada dirinya sendiri.
Fou mencoba menekan foto profil calon pasangannya, namun sayangnya tidak bisa dikarenakan privasinya terkunci. Privasinya akan terbuka ketika cuma melakukan kencan pertama atau pertemuan pertama.
Tring
Sebuah pesan dari Mine App muncul di layar ponselnya.
"Hari ini jam 20.00. Calon pasangan diharapkan menghadiri pertemuan pertama kalian di Taman Pelangi Bandung. Reservasi sudah dikonfirmasi. Semoga pertemuan pertama kalian berkesan. Selamat berkencan calon pasangan Mine App"
"What? Malam ini?" Ucap Fou terkejut.
Irmi menatap Fou dengan bingung "kenapa?"
"Tadi ada pemberitahuan dari Mine, pertemuan pertama gue sama cowok yang ada di aplikasi kencan dilakukan hari ini malam jam 8, Mi" Jelas Fou dengan panik.
"Akh? Kok cepet amat?"
"Ga tau gue juga"
"Yaudah yuk sekarang kita pulang. Loe harus siap-siap buat kencan nanti malam" Irmi menarik tangan Fou meninggalkan cafe Sweety Cake setelah membayar makanan mereka.
Malam hari jam 20.00
Fou sedang duduk di pinggir taman sambil memandangi danau yang terlihat begitu indah yang disertai warna lampu kelap kelip menerangi sekeliling taman pelangi.
Fou hanya menggunakan baju overall warna cream dengan inner warna hitam dan kerudung pasmina liter warna hitam dimana penampilannya ini terlihat sederhana dan cantik untuk dikenakan oleh Fou.
Seseorang berjalan menuju ke arah Fou yang sedang duduk di kursi dengan nyaman.
"Maaf aku terlambat" Ucap Laki-laki itu berada di belakang Fou.
Mendengar suara laki-laki Fou langsung bangun dari duduknya lalu berbalik ke belakang menatap laki-laki yang ada di depannya.
"Akh.. Ga papa kok" Jawab Fou tertunduk malu.
"Sudah lama?" Tanya laki-laki itu.
Fou hanya menggelengkan kepalanya, tak tahu harus harus berbicara apa seketika membeku melihat laki-laki yang ada di depannya.
"Kamu.. " Tunjuk Fou
"Akh, iya aku lupa memperkenalkan diri. Aku Al-labib Ghazawan. Senang bertemu denganmu" Laki-laki itu memperkenalkan diri sebagai Al-labib Ghazawan sambil mengulurkan tangannya.
"Ngga bukan itu" Fou menggelengkan kepalanya "sepertinya aku pernah bertemu denganmu. Tapi aku lupa dimana" Fou menjelaskan maksudnya perkataan yang di potongnya oleh Abib.
"Benarkah? Dimana?" Tanya Abib memastikan ingatanku.
Aku memijat keningku sambil memikirkan kejadian sebelumnya "ishh aku lupa".
" Mungkin aku mirip dengan seseorang yang kamu kenal"
"Mungkin" Fou mengangguk setuju.
Setelah saling berkenalan, mereka duduk di taman yang di temani sinar rembulan dan lampu kelap kelip menambah cahaya di taman itu.
"Aku bekerja disebuah cafe" jelas Abib
"Oh iya?" Fou memastikan hal itu.
"Iya, selain aku menjadi owner, aku bekerja di cafe ku sendiri"
"Kamu bekerja sebagai apa?" Tanya Fou penasaran.
"Pattisier, membuat kue untuk cafe atau toko ku sendiri" Jawab Abib dengan tersenyum lembut.
"Wooowww, kamu pasti bisa memasak" Fou menyabut dengan gembira sambil bertepuk tangan.
"Tentu saja" Abib tertawa kecil melihat tingkah Fou.
Fou menatap Abib "kalo begitu aku boleh mengunjungi cafe mu?" Fou meminta persetujuan Abib.
"Boleh. Aku yakin kamu tahu nama cafe ku"
"Lho, memang nama cafenya apa?" Tanya Fou bingung.
Abib tersenyum "Sweety Cake"
Fou menatap Abib terkejut "Sweety Cake? Sweety Cake? Seriously?" Tanya Fou masih tidak percaya.
"Iya, itu cafe aku" Jawab Abib menyakinkan Fou.
"Bentar-bentar, sepertinya aku tahu pernah bertemu dimana" Fou mencoba mengingat kembali pernah bertemu dengan Abib yang tidak Fou ingat.
Fou menatap Abib "Ahh, Kak Awan yah? Chef yang digandrungi para wanita di cafe kan?" Tunjuk Fou masih dengan tidak percaya dengan seseorang yang ada di depannya.
Abib menyentuh kepalanya yang tidak gatal "yah seperti itulah"
Deg deg deg
Seketika jantung Fou kembali berdegup kencang untuk yang kedua kalinya setelah yang pertama di cafe Sweety Cafe. Sedangkan saat ini, seseorang yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang sedang duduk di hadapannya dengan tersenyum manis.
Fou menutup wajahnya yang memerah padam. Mencoba mengontrol hatinya yang masih berdegup kencang.
"Fou, kenapa? Apakah ada yang sakit?" Tanya Abib khawatir.
"Akh? Ga papa kok. Ak aku baik-baik saja" Jawab Fou gugup.
"Aku rasa kamu tidak baik-baik saja saat ini. Kenapa?" Abib tidak percaya dengan jawaban Fou.
Fou berdiri dari duduknya "sepertinya, aku tidak bisa melanjutkan kencan ini. Aku akan membatalkan kencan kita" Ucapan Fou tiba-tiba yang membuat Abib terkejut.
"Kenapa kamu tiba-tiba berkata seperti itu? Apa kamu tidak nyaman bersamaku?" Tanya Abib menarik tangan Fou menghadangnya untuk pergi.
"Aku harus pulang. Aku lelah" Fou memberikan jawaban yang tidak pasti.
"Kamu jawab dulu pertanyaan ku. Apa kamu tidak nyaman berada di dekat ku?" Tanya Abib sekali lagi.
"Bukan seperti itu" Fou mencoba melepaskan tangannya dari Abib.
"Lalu apa?" Tanya Abib sekali lagi.
"Aku hanya tidak nyaman saja" Jawab Fou gamang.
"Tidak nyaman kenapa?"
"Aku tidak tahu. Aku mohon lepaskan aku" Pinta Fou dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu tahu, Fou? Saat aku pertama kali melihat kamu. Jantung aku berdebar dengan kencang, untuk pertama kalinya aku melihat seseorang langsung menyukai orang itu. Itu adalah kamu Fou" Jelas Abib mencoba meyakinkan Fou.
"Kita baru bertemu hari ini, tidak mungkin kamu menyukaiku secepatnya itu" Ucapan Fou tidak percaya.
"Kata siapa ini pertemuan pertama kita?"
"Akh? Maksudnya?" Tanya Fou masih tidak mengerti.
"Pertemuan pertama kita bukannya di cafe ku? Saat itu kamu dan temanmu mengunjungi cafe ku. Ketika para wanita itu menjadi riuh setelah melihat ku, kamu pun melihat ku bukan?
Akh... Bukan tatapan memuja karena ketampanan ku seperti para wanita itu. Tapi tatapan itu sedikit berbeda. Walau aku tidak menatapmu, tapi aku tahu maksud dari tatapan mu. Kamu menyukai pada pandangan pertama kan?" Jelas Abib semakin memprovokasi ku.
Fou menghempaskan tangannya dari cengkeraman Abib "jangan mengatakan yang tidak ada kebenarannya"
"Lalu, setelah tahu aku adalah seseorang yang ada di cafe itu. Seseorang yang kamu suka pada pandangan pertama itu saat ini berdiri di depan mu. Dengan teganya kamu mengatakan akan membatalkan kencan kita? Bukankah itu udah jelas?" Jelas Abib tepat sasaran yang membuat ku terdiam.
Abib menjalan mendekatiku lalu memelukku mengusap kepalaku dengan lembut.
"Yang harus kamu ketahui adalah aku pun menyukaimu, sama seperti kamu menyukaiku pada pandangan pertama begitupun dengan aku. Jadi, aku mohon kamu jangan meminta untuk membatalkan kencang ini hm? Aku janji. Aku akan selalu membuatmu bahagia dengan caraku sendiri" Sekian kalinya Abib mencoba meyakinkan Fou mencoba untuk bersamanya.
Perlahan, Fou meneteskan air matanya. Menangis didalam pelukan seseorang yang membuatnya mengerti bahwa cinta pada pandangan pertama itu benar-benar istimewa. Berharap, bahwa seseorang ini yang akan membahagiakan nya nanti sampai mau memisahkan. Berharap bahwa seseorang ini bisa menjadi cinta terakhirnya yang ada di hidupnya.
Fou dengan ragu membalas pelukan Abib dengan lembut dan masih dengan isak tangis bahagia yang akan mewarnai hidupnya.
Abib menarik Fou untuk menatap dirinya "I really like you" Ucap Abib menatap Fou lembut.