2. Daniel Rikzard

___

"hallo" jawab Herry di sebrang sana

"kau sudah mengurus semua nya?"

"sudah semua kita hanya perlu menunggu tuan" balas Herry dengan sopan.

"bagus, lanjutkan lagi pekerjaan mu" balas Daniel lalu mematikan teleponnya.

Semua sudah beres dan hanya tinggal menunggu gadis kecilnya, memberikan dia waktu bebas sementara untuk menikmati kebebasan terakhir kalinya adalah sebuah kebaikan yang sangat jarang di berikan Daniel.

Setelah memastikan jika pekerjaan kaki tangannya sudah beres, Daniel melanjutkan lagi pekerjaan yang sangat membosan kan ini agar cepat selesai dan bisa melihat gadisnya yang sedang tertidur dengan nyenyak seperti bayi apertemennya.

Pria tampan yang hanya mencintai satu orang gadis, sungguh romantis pikir semua gadis yang berusaha mendekati Daniel. Namun tidak untuk Eve, gadis yang sangat benci jika di kekang.

_____

Saat ini Eve sedang membersihkan tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya, menurutnya apertemen yang ia sewa ini sungguh membuat ia kagum karena apertemenya beda sekali seperti yang di bayangkan Eve selama ini.

"Eve kau harus membersihkan semuanya dan menyiapkan hari esok, semangat Eve!!!" uca Eve pada diri nya sendiri sambil membersihkan apertemenya, setelah eve membersihkan apartemenya ia berniat untuk berbaring sebentar dan akan mandi namun rasa lelah dan kantuk yang menyerangnya Eve segara pergi menuju alam mimpi tanpa menjalankan ritual mandinya yang sudah ia rencanakan.

Hari Esok

"Dari apa yang aku baca di dalam koran ini, alamatnya benar" ucap Eve lalu masuk ke dalam Cafe untuk berusaha mendapatkan pekerjaan pertamanya di negara yang ia tempati.

"Permisi, apa benar jika di sini membutuhkan karyawan baru?" tanya Eve pada seorang gadis yang menggunakan seragam cafe tempat Eve melamar pekerjaan.

"ohh...kau sedang mencari pekerjaan?" tanya gadis itu tanpa melupakan senyuman yang terus mengembang, gadis yang ramah pikir Eve saat ini.

"iya..apa masih ada?"

"Tentu.. ayo aku antarkan ke ruang manager "

____

"Bagaimana?" tanya gadis Cafe tadi saat melihat Eve keluar ruangan

"aku di terima dan bisa mulai kerja hari ini" ucap Eve membalas pertanyaan gadis yang mengantarnya tadi dengan ramah.

"Wahhh... akhirnyaa aku punya teman seumuran....nama ku Lia umur 20 tahun, kau?" tanya gadis itu langsung saat mengetahui ia mendapat teman baru

"aku Evelincia aku baru 18 tahun kak" balas Eve sidikit malu.

"jadi kau baru 18 tahun....jangan panggil aku kak panggil, panggil nama ku saja aku tidak setua itu, dan ayo biar aku yang membantu mu menyesuaikan diri "

Hari pertama Eve bekerja di cafe hampir sama dengan pekerjaannya yang dulu jadi tak perlu waktu lama untuk Eve menyesuaikan diri, saat ini Eve sedang makan malam dengan sahabat barunya yang menurut Eve sangat lucu dan asik jika dia ajak bercerita.

"Eve kau tinggal dimana?" tanya Lia pada Eve yang sedari tadi hanya diam dan mengamati tempat yang ia kunjungi, Eve merasa takjub dengan keindahan malam yang ia lihat.

"tak terlalu jauh dari cafe"

"jangan bicara se irit itu, sepertinya kau saangat lucu jika bisa sedikit cerewet" ucap Lia dengan mencubit pipi putih Eve dengan gemas, dan membuat Eve menjadi kesal.

Lia adalah tipe orang yang mudah bergaul dan sangat ramah, itu yang membuat Eve merasa cukup nyaman bersama dengan Lia.

"jangan mencubit pipi ku Lia" marah Eve yang merasa nyaman dengan sahabat yang ada di depanya dan membuat Lia semakin gemas dengan sifat Eve yang di anggap sangat menggemaskan, Lia seperti mendapat adik baru.

"Lia apa rahasia mu bisa setinggi itu?" tanya Eve penasaran karna tingginya dengan Lia yang bisa di katakan sangat berbeda jauh.

"hanya itu yang kau tanyakan" ucap Lia yang dijawab anggukan semangat oleh Eve.

"kenapa kau bisa sependek ini?" bukannya menjawab Lia malah balas bertanya pada Eve yang membuat Eve semakin kesal.

"kau menyebalkan"balas Eve kesal dan malah membuat Lia semakin gemas.

"uhh imutnya kau pasti dari korea, tapi kenapa warna mata mu seperti orang barat?"Tanya Lia mulai sedikit penasaran karena fisik Eve yang sedikit berbeda.

" jangan menggoda ku terus, ibu ku dari korea dan ayahku orang barat. Hanya mata dan bibirku saja yang mirip ayahku sedangkan yang lain milik ibuku" ucap Eve menjelaskan bagaimana dia bisa mendapatkan warna mata biru gelapnya dengan tubuh asia.

Setelah Eve menyelesaikan makan malam dengan lia yang takhenti- hentinya terus menggoda Eve dan membuat Eve tak banyak bicara lagi, karna semakin ia balas ucapan Lia, semakin ia di goda oleh sahabat barunya itu. Lia benar-benar gadis yang sangat cerewet.

Dan setelah menyelesaikan makan malamnya Eve segera pulang ke apartemenya sedikit tergesa gesa karena lingkungan temat tinggalnya saat malam tiba tidak banyak lampu penerangan dan tak ada sama sekali orang-orang yang lewat, ia sedikit heran karna ia tinggal di kota besar kenapa bisa tidak seperti bayanganya.

"aku harus tanya seseorang besok, kenapa bisa sesepi ini, dan apertemen yang ku gunakan cukup murah jika dengan harga yang aku bayarkan, Ini sedikit aneh" ucap Eve meyakinkan dirinya sendiri jika tidak akan ada hal aneh.

Eve bukan tipe orang yang takut pada penjahat atau psikopat yang sering ia baca pada Novel, mungkin jika dipikir Eve belum pernah bertemu jadi ia tak merasa takut, diahanya merasa aneh pada tempat yang ia tinggali, dan jujur Eve lebih takut pada hantu dan menurut Eve ini bukan tentang makluk kasat mata yang selalu ia takuti itu.

Eve sudah lama tinggal bersama anak-anak lain sehingga ia mereasa nyaman berada di tempat yang ramai, dan berbanding terbalik dengan tempat yang sepi.

Eve akan merasa banyak yang mengawasi dari sudut-sudut tergelap yang tak bisa di bayangkan.

Eve benar-benar penakut jika berhubungan dengan makluk tak kasat mata itu, atau bisa dikatakan Eve meiliki bayangan sendiri yang membuat ia ketakutan.