Seorang Istri

*Sudut Pandang Orang Ketiga*

Naily terbangun dari hibernasinya karena secercak cahaya mulai menginterupsi. Ia mulai merentangkan kedua tangannya, menghirup lekat-lekat udara pagi. ia seakan tersadar saat kedua tangannya tak bisa di rentangkan dengan leluasa. Ada sepasang tangan melingkari tubuhnya. Hatinya kembang kempis membayangkan siapa yang memeluknya sekarang. Keringat mulai bercucuran, takut jika ada maling yang masuk ke kamarnya. Membayangnya membuatnya bergidik ngeri

"AAA..." lelaki itu ikut terbangun dari tidurnya. Gendang telinganya hampir pecah mendengar teriakan gadis itu.

"Heh congor toa! Ngapain pagi-pagi teriak" tatapannya tajam bak elang. Ia berulang kali menepuk-nepuk telinganya yang berdenging.

"Kamu yang apa-apaan omes! Tangan tuh dijaga jangan main kemana-mana" Naily menatap tubuhnya dan dia tidak memakai bra. Jangan-jangan.. Gio... oh tidak, dasar pikun aku memang terbiasa tidur tidak memakai bra. Rutuknya dalam hati.