Hari yang cerah. Burung berkicau di atas pohon, meramaikan suasana di kediaman permaisuri. Berjalan-jalan menikmati suasana pagi di negri antahbrantah seminggu ini. Ia selalu menghindari juan shi, ia pun selalu melewati salam para selir untuknya setiap hari. Ia selalu merenung dipinggir danau buatan tak jauh dari kediaman nya yang dibuat khusus untuk nya. Seminggu yang lalu ia bangun dari tidurnya dengan sekujur tubuh remuk redam, tak menyangka si om mesum berkelakuan brutal terhadapnya. Ia benci dirinya yang terjebak disini dengan masa depan hancur. Dibelakangnya sepuluh para pelayan cantik berdiri menunduk menunggu sang permaisuri. Ia harus bangun dari keterpurukan ini, ia tak ingin seperti ini terus. Ia harus bangkit. Pertama-tama ia harus menghadapi para harem di istana belakang. Para wanita yang ambisius dan agresif, menginginkan kekuasaan. Apalagi selir agung Zuzuan Zu. Yang benar-benar licik dan sombong selangit.
Ach...untuk menghilangkan stress nya berkepanjangan. Ia akan jalan-jalan dengan menyingkirkan para pelayannya itu. Ia melihat kearah selatan ada pohon besar yang dekat dengan dinding pagar. Perlahan ia mendekati pohon itu, dan menyuruh para pelayan untuk berbalik membelakanginya dan iapun mengancaman mereka dengan memotong leher mereka jika mereka menoleh ke belakang. Setelah aman Iapun segera melucuti semua pakaian berat dan hiasan dikepalanya tinggal celana panjang berbahan sutra dan ia gunakan ranting kecil untuk sebagai konde agar rambut tetap terkaga, dengan atasan panjang berwarna biru gelap. Ini pun kebetulan ia memakai pakaian yang ia pesan sendiri kepada penjahit istana. Rambutnya yang panjang bersanggul tinggi memperlihatkan leher panjang yang menggiurkan. Iapun memanjat pohon dengan cepat dalam hitungan detik . Dirumah ia juara no satu dalam hal panjat memanjat pohon dengan kakaknya, Arkan. Setelah itu ia melompat kedinding yang tingginya dua meter, dan meluncur kebawah dengan ranting pohon yang menjulur keluar pagar untuk lebih meringankan ia turun kebawah.
"Berhasil" teriak tertahannya girang.
"Yes!, sekarang enaknya kearah mana?...kesana saja"
Sedangkan para pelayan yang ia tinggalkan semua panik, karena permaisuri mereka hanya tinggal pakaian dan perhiasannya saja, mereka menangis dan takut jika yang mulia kaisar yang baru saja dilantik tiga hari kemarin, akan marah dan nyawa mereka melayang.
Setelah menyelinap kesana kemari, akhirnya bisa lolos juga. Sekarang ini ia berada di pasar yang ramai. Disaku celananya ada satu kantong koin emas yang ia dapatkan dari om mesum itu. Dengan pakaian hem lengan panjang dan celana panjang, banyak orang yang memperhatikanya dengan tatapan aneh . Ach mungkin gaya rambutnya yang ia sanggul tinggi. Jadi ia melepas sanggul rambutnya dan mengibaskannya ala iklan shampo, banyak mata pria yang memandangnya terpesona sampai ada yang menabrak tiang toko yang ada didepannya, Faiza Putri Annisa hanya cuek bebek gak peduli. Dengan rambut yang digerai bebas, terkadang di mainkan oleh angin yang berhembus menambah daya tarik sendiri. Apalagi wajahnya yang asing berbeda dari wajah-wajah disekitar nya.
Ia berhenti di depan kios penjual makanan daerah dan mencicipinya satu persatu .
" ach enaknya... paman, berapa harga yang saya makan tadi?"
"Nona?..."katanya ragu.
"Iya saya perempuan, paman .namaku putri. Jadi...berapa semuanya, makanannya semuanya enak. Kapan-kapan saya akan mampir lagi"
"Trimakasih pujiannya nona Putri, semuanya sepuluh koin tembaga." ☺
"Wah murah sekali, tapi saya bawa nya ini paman, tidak bawa koin tembaga " sambil menyerah kan satu koin emas.
"Nona, ini kami tidak mempunyai kembaliannya bahkan jika kami berjualan sebulan, tak akan cukup mengembalikan pengembalian uang nona" dengan sedih.
" ach begini saja paman, biar uangnya disini saja, nanti bila saya datang lagi tidak usah bayar sampai setara dengan harga uang, bagaimana?"
"Apa nona tidak takut kami tipu?"
"Tidak, bila paman lari ya...sayanya hanya mengikhlaskan saja, berarti uang itu bukan rezeki saya" ☺
"Nona..."
"Sudahlah paman saya pergi dulu" Raizapun berbalik pergi.
"Tunggu! Nona nama saya Suan. Dan rumah saya dipinggir kota di daerah B"
" "
Faizapun pergi melanjutkan jalan-jalannya.
Diistana....
Kaisan Tong Juan Shi marah besar, karena mendapat laporan bahwa permaisurinya menghilang dan tinggal pakaian dan perhiasannya saja. Satu batalion dikerahkan mencari sang istri keseluruh kerajaan. Iapun juga tak tinggal diam, ia berserta panglimanya pergi keluar istana menuju kota B untuk mencari istri kecilnya itu.
Seluruh kekaisaran digledah besar-besaran tak ada yang luput dari mereka. Sedangkan Faiza sudah melompati pagar istana barat dan mengendap-endap kembali ke kamarnya dan tidur cantik, tak sadar bila ia membuat seluruh kekaisaran geger.
Warning!! Ada adegan dewasanya, yang kecil-kecil harap stop bacanya.
Malam harinya..
Kaisar juan shi Benar-benar marah besar karena istri pemberontaknya melarikan diri. Untuk meredakannya dan tak membantai seluruh penghuni istana, ia memasuki kamar permaisurinya yang selama ini menghindari dari dirinya. diruangan itu gelap karena penghuninya tidak ada , perlahan ia berjalan ketempat tidur. Betapa kagetnya ia , ketika melihat gundukan ditempat tidur. Dengan cahaya yang amat minim sekali ia menyibak selimut yang menutupi sosok yang tertidur lelap itu, dan mengamati wajah sang putri tidur yang ternyata sang pembuat onar seluruh kekaisaran. Betapa geram dia dibuatnya , tampa babibu , ia menanggalkan semua pakaian nya dan ikut bergabung dengan Faiza yang masih terlelap dan tak menyadari bahaya yang mengintainya.
Dengan perlahan Juan melepaskan semua pakaian sang permaisuri dan menciumnya rakus. Baru Faiza terusik tidurnya karena dadanya sesak dan berat , ia kesulitan bernafas dan segera membuka matanya.
Mata indahnya melebar sempurna, sebelum ia menjerit Juan langsung melahap bibirnya dan membenamkan pisang besarnya ke lubang semut miliknya. Ia mencoba memberontak, tapi percuma saja , karena semua tubuhnya sudah dikunci oleh juan. Malam itu, Faiza tidak dibiarkan tidur , itu menjadi hukuman baginya karena membuat geger seluruh kekaisaran. Dari kamar sang permaisuri terdengar suara rintihan dan nafas memburu sang kaisar.
"Faiza, ini sebagai hukuman untukmu, karena membuat khawatir seluruh istana atas kepergianmu tadi siang" geram Juan. Dan terus melajutkan aksi goyang pinggulnya.
Faiza tak bisa menghindari untuk mengeluarkan lenguhan menjijikkan itu. Ia benci dengan tubuhnya sendiri karena ia malah menikmati dan mendambakan lagi sentuhan si bejat juan shi ini. Tenaganya telah terkuras habis, ia hanya bisa pasrah dengan apa yang Juan lakukan dengan tubuhnya.
"Ach faiza...tubuhmu benar-benar nikmat sekali aku semakin bersemangat membuatmu cepat hamil." Sambil mendesah panjang ketika mencapai orgasmenya yang beberapa kali.
"Tidurlah pasti kamu capek melayani ku semalaman" bisiknya dan mengecup kening Faiza yang mulai terlelap karena kecapekan.
Esoknya...
Apa yang dirasa Faiza hampa, lagi-lagi om tua bangka itu memperkosanya, bila seperti ini terus , berapa banyak dosanya dan harga dirinya diinjak-injak oleh laki-laki itu? Dan juga berapa banyak binihnya yang tertanam di rahimnya? Ia dalam masa subur, cepat atau lambat benih itu akan bertuanas. Ia harus segera pergi dan mencari cara agar ia dapat kembali ke jamannya, ya Rob, tolonglah hambamu ini... ia janji ...ia akan berhijab seperti yang diperintakan oleh Mu.. doanya dalam hati.
Setelah menjalankan sholat subuh, walau ia tak tahu kiblat ke arah mana yang tepat. Tapi..ia pernah mendengar bahwa setiap arah itu menuju ke kiblat. Tapi...yang afdholnya itu arah yang paling dekat dengan ka'bah untuk dijadikan kiblatnya. Ach yang jelas ia mengikuti kata hatinya mana arah kiblat yang benar.
Dengan sembunyi-sembunyi ia pergi menjelajah istana dengan pakaian pria seperti kebanyakan pria dizaman ini. Ia tak tahu namanya apa, sampai ia berada ditempat latihan para prajurit di istana sebelah utara yang dekat dengan barak prajurit.
Ia mendekat untuk melihat adu duel para prajurit dengan seorang laki-laki gagah berkulit gandum dan rambut panjangnya di jepit dengan pin batu giok tinggi-tinggi. Ia sangat seksi apalagi keringatnya yang menetes di sekujur tubuhnya..
"Sekarang siapa lagi yang mau jadi lawanku?" Tanya pria seksi itu.
Para prajurit semuanya mundur, karena semua mengenal kepala prajurit Zhang Xii adalah yang terkuat, kekuatannya sama dengan Jendral Poo. Yang berdiri didepan tersisa Faiza yang sedang menyamar.
"Hei kamu, maju kesini!" Printahnya arogan menunjuk ke Faiza.
Bisik-bisik:" matilah ia"
"Kenapa tak mundur"
"Tamat riwayatnya"
Faiza hanya menengok kanan kirinya bingung dan melihat ke pria seksi itu dan menunjuk hidungnya sendiri.
"Aku?"
"Ya kamu, siapa lagi? Kamu yang berdiri didepan sendirian, jadi kamu lawanku sekarang"
"Tapi...a..." sebelum ia menjelaskan, pria seksi itu sudah menyeretnya ke tengah-tengah lapangan.
Semua orang bersorak dan mengelu-elukan kepala prajurit Zhang Xii.