Pria itu menatap pemandangan dari Luar jendela Mobilnya, sesekali ia juga akan memandang kedapan memastikan tidak ada Mobil lain yang sembarangan berhenti di depan Mobil miliknya yang dapat memicu kecelakaan.
Max mengeluarkan Bluetooth earphone dari dalam saku jasnya, ia Menyematkan benda kecil itu kedalam lubang telinga untuk menerima panggilan seseorang dari ponsel miliknya, sedangkan satu tangannya ia gunakan untuk mengendalikan Stir mobil mewah itu.
"Bagaimana?" Tanya Max kepada seseorang di seberang sana, tangan Kiri Max mengusap-usap dagunya mendengar ucapan orang suruhannya.
"Ms.Adellia saat ini berada di taman belakang Mr" terdengar suara pria menjawab pertanyaan Max.
"Pantau terus, jangan sampai terjadi hal yang menyakiti Gadisku, atau nyawamu taruhannya!" Lanjut Max dengan suran tegasnya.
Sedangkan pria yang sedang memberi laporan kepada Tuannya meneguk Air liurnya dengan cepat ketika mendengar suara ancaman itu, Mata pria itu juga sesekali menatap Objek yang di masud oleh tuannya.
"Baik Mr" setelah mendengar jawaban itu Max mengakhiri sambungan panggilan mereka, ia kembali menatap keluar jendela Mobil miliknya menerawang Kejadian dimana ia Membunuh wanita penghibur itu.
Satu Jam Max Tempuh untuk sampai di perkarangan Mansion Miliknya, ia melangkahkan kakinya memasuki Mansion, namun tujuannya saat ini adalah Taman belakang bangunan besar itu, dimana gadis Kecil nya berada.
Max tersenyum tipis melihat punggung kecil milik gadisnya yang memunggungi pintu, Max melangkahkan kakinya mendekati gadis itu yang masih Asik dengan bunga-bunga yang ada di tangannya.
"Apa yang sedang kau lakukan sayang" bisik Max di telinga Adellia, pria itu melingkarkan Tangannya di perut ramping Adellia, ia dapat merasakan tubuh gadis itu yang menegang karena terkejut-mungkin.
Max menaikkan tangan kiri nya, lalu megibaskan tangan nya ke udara mengusir semua orang yang ada di taman Belakang, agar meninggalkan Max dan juga Adellia di sana.
"Le... Lepas Mr" Ucap Adellia dengan suara tercekat, tangan kecil itu berusaha melepaskan lilitan tangan kekar milik Max dari perutnya, Ia merasa sedikit risih dengan pelukan pria itu.
"Jangan memancing Amarah ku sayang!" Balas Max semakin memeluk tubuh kecil Adellia, sungguh Rasanya Adellia ingin menangis saat ini.
"Ta-tapi, sesak" gadis itu menundukkan kepalanya, membuat Max mencium kecil leher bagian belakang Adellia, Karena tinggi Adellia yang hanya sampai dadanya Max harus membungkuk sedikit untuk menciumi lekukan leher itu.
"Ayo masuk, Kau sudah berkeringat" Ajak Max saat ia merasakan Asin di lidahnya ketika ia dengan sengaja menjilat kulit leher Adellia.
Max menarik pergelangan tangan Adellia, Namun Max terkejut melihat cara jalan Gadisnya yang pincang, dengan inisiatif sendiri Max menaikkan sedikit Dress selutut Adellia dan Mata Max membulat saat dia melihat ada luka di bagian lutut gadisnya, apa yang sudah di lewatkannya sampai dia tidak mengetahui jika gadisnya terluka.
Dia kembali menurunkan Dress itu, menatap tajam kearah Adellia yang menundukkan wajahnya, tidak berani menatap mata Max yang di selimuti Amarah.
"Kenapa bisa terluka?" Tanya Max menyentuh bahu Adellia, Diam, Adellia hanya diam tidak berani mengeluarkan suara apapun.
"Aku sedang bertanya!, kenapa bisa terluka Adellia?" kali ini Max bertanya dengan nada suara yang tinggi, membuat tubuh Adellia semakin bergetar ketakutan.
"Baiklah, jika kau tidak mau memberitahu ku, aku akan mencari tau sendiri!." habis sudah kesabaran Max menunggu jawaban Adellia, kedua tangan Max yang sedari tadi menyentuh bahu gadis itu langsung terlepas dan meninggalkan Adellia di taman belakang yang masih berdiri Kaku.
"ANTONY, TINA. SEMUANYA BERKUMPUL!" Teriak Max memanggil Pria yang Dia tugaskan menjaga Gadisnya dan ia juga memanggil kepala pelayan Mansion beserta pelayan-pelayan yang bekerja Di mansion miliknya.
"Saya Mr" jawab Antony menundukkan kepalanya memberi hormat kepada Max.
"Apa yang terjadi dengan Adellia?, bukankah tadi saya berpesan supaya kau mengawasinya!" Max menatap tajam kearah Antony yang masih menundukkan tatapannya. Pria itu tidak ada nyali untuk menatap wajah begis Tuannya itu.
"Benar Mr, dan saya juga melaporkan setiap aktifitas yang dilakukan Ms.Adellia." Jawab Antony apa adanya.
"Benarkah? Tapi apa yang terjadi pada-nya sampai lutut sebelah kanannya Terluka!, dan kau tidak memberitahu ku sama sekali!" Marah Max menahan Amarah yang sebentar lagi akan keluar dari dirinya.
"Maaf kan saya Mr, itu adalah kelalaian saya'' Sungguh tubuh Antony tiba-tiba lemas saat ia mendengar suara sepatu Max yang mendekati dirinya.
“AHHH”
Pekik Antony saat Max menendang Perut Antony tanpa belas kasihan, Max juga melayangkan kepalan tangannya ke wajah Antony sampai wajah itu mengeluarkan darah segar dari sudut bibir Pria itu.
Max kesetanan memukul dan juga menendang Antony, ia marah karena Gadisnya terluka, Ia tidak suka melihat gadisnya terluka, jika pun gadisnya terluka hanya dirinya lah yang berhak melakukan itu, bukan orang lain,Adellia miliknya, haknya.
"Astaga Sir, apa yang sedang anda lakukan" Pekik Adellia terkejut melihat pemandangan yang ada di hadapannya sekarang, Max masih saja menghajar Antony yang sudah tidak sadarkan diri, dengan menahan sakit di Lututnya Adellia berjalan cepat mendekati Tubuh Max.
"Harusnya kau memberitahuku brengsek, dasar tidak berguna. Lebih baik kau kubunuh kau..Mati, kau harus mati" Racau Max memukul wajah Antony yang sudah tidak terbentuk itu. Beberapa orang disana tidak ada yang berani menghentikan tindakan yang di lakukan Max, karena jika mereka bergerak sedikit pun untuk membantu Antony maka Nyawa mereka juga akan terancam. mereka merasa kasihan melihat Antony yang habis-habisan di pukuli Oleh Tuan mereka.
"Sir, apa yang anda lakukan. Lepaskan dia Mr" Ucap Adellia berusaha menarik Tubuh Max menjauh dari Antony, sebenarnya Adellia merasa takut melihat Max sekarang, hanya saja saat dia melihat wajah Pria yang sedari tadi menjaganya di taman Belakang membuat rasa kemanusiaan Adellia timbul.
“Kanapa kalian hanya diam, bantu Saya untuk menghentikan Mr.Axzwall!” Pekik Adellia meminta bantuan kepada semua orang yang berdiri di sana.
"Menjauh lah Adellia!, saya harus memberi pelajaran kepada orang ini karena tidak becus menjaga mu!" Jawab Max menyingkirkan tangan Adelia yang ingin menyentuhnya, tanpa sadar Max mendorong Tubuh Adellia sampai Gadis itu terhempas kelantai.
"Ahhhh" pekik Adellia.
"Ms.Adellia" Pekik semua orang yang ada disana, bahkan Tangan Max yang ingin kembali Menghantam wajah Antony melayang begitu saja saat mendengar suara pekikan Adellia.
"Sayang…" panggil Max dengan suara kecil, Namun mata Max kembali membulat saat pengawal Pria yang ingin membantu Adellia berdiri.
"Jangan sentuh dia brengsek" Maki Max menarik kerah baju Pengawal itu, dan mendorong pria Muda itu mejauh dari jangkaun Adellia.
"Jangan pernah menyentuh milikku, jika kalian menyentuhnya. Saya pastikan nyawa kalian taruhannya!." ucap Max tajam, lalu ia melangkahkan kakinya mendekati Adellia, Dalam diam Max menggendong tubuh kecil itu dan membawanya ke dalam kamar Milik nya.
"Istirahatlah dulu, aku akan mengobati lukamu" bisik Max lembut meletakkan tubuh Gadis-nya diatas ranjang, Adellia hanya diam tidak menjawab, ia masih syok atas perlakuan kasar Max, meski Memang Pria itu terkadang memperlakukannya dengan kasar juga.
"Mulai besok kau sudah mulai kembali masuk kesekolah, karena sudah cukup lama kau mengambil cuti libur" Lanjut Max, tapi ia mulai mengobati lutut Adellia yang kembali mengeluarkan Darah.
"Aishhhh" Adellia menggigit bagian dalam mulutnya menahan rasa sakit di lututnya, sungguh antiseptik yang di oleskan Max menjadi sangat perih saat mengenai kulitnya yang terluka.
"Tahan sayang, ini hanya luka kecil" Max meniup-niup luka Adellia membuat Adellia memalingkan wajahnya tidak mau menatap apa yang dilakukan Max.
"A..apa benar saya akan kembali kesekolah lagi?" Tanya Adellia takut-takut menatap kearah Max yang masih mengobati lututnya.
Adellia menatap wajah serius Max yang mengobati lukanya, wajah tampan itu sangat lembut ketika seperti itu. Tidak ada wajah sangar yang membuat Adellia merasa takut. Tanpa di sadari olehnya sendiri, Adellia menyentuh wajah Max sehingga mereka saling menatap.
Max menatap wajah bingung Adellia yang menatapnya, tangan mungil itu menyentuh wajah nya dengan lembut dan Max menyukai sensasi tangan lembut Adellia.
‘Tampan’ Gumam Adellia, namun sialnya masih terdengar di telinga Max. Pria itu tersenyum manis, senyum yang penuh ketulusan.
Kedua mata Max melebar terkejut ketika dengan cepat Adellia mengecup Bibirnya, pria dewasa itu mengerjapkan kedua matanya seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja di lakukan Adellia.
“Maaf-“ Dengan cepat Adellia melepaskan tangannya dari wajah Max, Adellia juga duduk salah tingkah di hadapan Pria itu. Wajahnya sudah berwarna merah ketika menyadari apa yang telah dia lakukan.
"Hmm, sudah terlalu lama kau mengisi Absenmu dengan keterangan Izin" jawab Max santai. Diam-diam, pria itu tersenyum lebar yang tidak di sadari Adellia.
'Libur apanya,aku kan tidak masuk sekolah karena dia menculikku' Batin Adellia tanpa sadar memanyunkan bibirnya.
Cup
"Jangan berfikir untuk lari dari ku sayang!, atau aku akan melakukan hal di luar dugaanmu." Max mengecup bibir manyun Adellia, sedangkan gadis itu melototkan kedua matanya terkejut dengan apa yang dilakukan Max. Pria tersenyum menatap wajah terkejut itu.
***
Adellia kembali mengembuskan Nafasnya yang sudah keberapa kalinya Ia lakukan, ia masih setia memandang kearah luar, lewat kaca mobil milik Max. Ia tidak memperdulikan Max yang duduk disebelahnya sambil menyetir, Sesekali Pria itu juga menatap sekilas kearah Gadisnya. Ia juga sadar jika Beberapa kali Gadis itu menghembuskan nafas, Hanya saja Max mengabaikan itu semua.
"Mr. anda bisa menurunkan saya di depan pagar saja" minta Adellia mengalihkan tatapannya menatap Max yang juga menatapnya.
Seakan tidak mendengar ucapan Adellia, Max terus melajukan Mobil mewah miliknya memasuki perkarangan sekolah, Adellia menatap sekeliling perkarangan sekolah takut jika ada nanti yang melihat ia turun dalam Mobil Max.
"Apa yang kau cari sayang?" Tanya Max, Ia juga memincingkan matanya Curiga, melihat tingkah laku gadisnya yang menatap kanan-kiri, seakan mencari seseorang.
‘Apa dia sedang menanti seseorang? Tapi siapa? Apakah seorang Pria?’ Max mengepalkan kedua tangannya yang ada di stir Mobinya ketika fikiran melintas di fikirannya.
"Sa-saya tidak mencari apapun Mr. Hanya saja saya takut jika ada yang melihat saya turun dAri dalam Mobil Anda. Dan saya mohon berhenti memanggil saya dengan sebutan Sayang." Adellia menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah Tampan Max, Ia juga memilin-milin ujung rok-nya ketika perasaan takut menyerbu dirinya.
"Turunlah" Peintah Max dengan suara beratnya.
“Eh, sa-ya akan turun jika Mr memanjukan Mobil ada sedikit lagi” Lirih-nya menatap kearah depan, dimana sebuah parkiran kosong, dan juga jarang di lewati siapapun.
“Turun atau Aku akan menggendongmu sekarang juga, Sayang!” Ucapan tegas Max membuat Adellia membesarkan kedua bola matanya.
“Apa anda sudah gila?”
Adellia menghembuskan Nafasnya karena Pria itu bukan nya menjawab pertanyaan Adellia, Max malah menyuruh Gadis itu keluar dari dalam Mobil-nya karena mereka sudah sampai di Parkiran yang di Khususkan untuk Max saja.
Adellia mengaggukkan kepalanya pasrah, lalu ia mulai keluar dari dalam Mobil mewah itu, namun Adellia merasa tidak nyaman karena ada beberapa pasang mata yang menatap dirinya dengan tajam membuat Adellia menundukkan kepalanya.
"Belajar yang rajin,dan jangan berdekatan dengan pria manapun,mengerti!" Ucap Max pelan, namun Adellia tahu jika suara pelan itu tersirat sebuah Ancaman,sebelum Pria itu berjalan memasuki ruangan miliknya ia membelai Rambut Adellia dengan lembut. Sedangkan Adellia, Ia berjalan menyusuri Koridor sekolah dengan wajah tertuduk,ia tidak berani menaikkan wajahnya menatap siswa-siswi yang berbisik-bisik tentang dirinya yang baru saja keluar dari dalam Mobil milik Gurunya itu dan di tambah tadi Pria itu mengusap kepalanya.
'Kenapa dia bisa satu mobil dengan Mr.Axzwall?'
'Apa mereka memiliki hubungan?'
'Dia adellia kan,mengapa dia bisa bersama Mr.Axzwall'
‘Apa kalian melihat jika Mr.Azxwall baru saja mengusap kepala Gadis itu? Astaga aku juga ingin di perlakukan seperti itu oleh Mr.Axzwall’
Sungguh Adellia rasanya ingin menutup setiap Mulut yang sedang penasaran dengan hubungannya dengan Mr.Axzwall dan Adellia juga ingin sekali berteriak di depan wajah mereka, Memberitahukan jika Ia tidak memiliki Hubungan apapun dengan Guru gila itu.
"Adell" panggil seorang gadis dari arah pintu ruang kelas mereka, Gadis itu melambaikan tangannya dengan semangat menyambut kedatangan Adellia. Adellia juga melambaikan tangannya membalas sapaan Sahabat nya itu, Ia juga tersenyum manis ketika Eve merentangkan kedua tangannya seakan meminta di peluk Olehnya.
“Aku sangat merindukanmu, dasar gadis Bodoh!” Eve langsung memeluk Tubuh Adellia dengan sangat erat ketika Gadis itu sampai di hadapnnya.
"Eve, aku juga merindukan mu" pekik Adellia membalas memeluk sahabatnya dengan tak kalah erat, ingin sekali Adellia menagis di pelukan sahabatnya dan menceritakan semua masalah yang terjadi padanya.
"Astaga anak nakal, kau Pergi berlibur ke Korea tapi tidak mengajak ku" sambar Eve, membuat Adellia berfikir apa selama ia tidak masuk sekolah orang-orang hanya tahu jika ia pergi berlibur Ke korea, tapi siapa yang memberi kabar seperti itu? seketika Nama Max terlintas di benaknya, apa Pria itu yang melakukan semua itu.
'Dasar licik'
"Hey,Adell…,ADELLIA" Teriak Eve membuyarkan lamunan Adellia.
"Ada apa?" Tanya Adellia bingung.
"Kau” Tunjuk Eve kesal tepat di wajah Adellia “aku berbicara panjang lebar,tapi kau tidak mendengarkan aku,dasar menyebalkan!"
"Eh, Maaf kan aku Ev, Apa yang kau kata kan tadi?" Adellia menggarut Leher bagian kepalanya karena merasa bersalah.
Eve mencebikkan bibirnya kesal, Namun sedetik kemudian gadis itu melebarkan senyumnya “ Apa kau bertemu dengan Sehun Exo? Atau Lee Min Ho? Atau Kim Hyung Jong? Jennie Black Pink?,Atau…..” Adellia memutar bola matanya mendengar semua pertanyaan Sahabatnya itu. Sebenarnya Adellia Tidak heran dengan kelakuan Eve barusan karena Sahabatnya itu memang sangat menyukai Artis-Artis Korea. Mulai Dari Penyanyi, hingga Pemain Film.
“Ish..Adellia Aku belum selesai berbicara dan kau meninggalkan aku begitu saja di depan pintu!” Gerutu Eve berjalan menuju dimana Adellia sudah duduk di kursinya.
“Maafkan aku sahabatku Eve yang cantik jelita, Hanya saja pertanyaanmu itu sungguh sangat Aneh.” Jawab Adellia Malas.
“Apanya yang Aneh? Kau kan Dari Korea, siapa tahu saja kau bertemu dengan mereka.”
“Astaga, kenapa aku memiliki sahabat yang hanya memiliki Otak kurang Satu Kg” Adellia dengan tingkah menyebalkannya membuat Eve samakin meradang.
“Tapi aku kan hanya bertanya?”
“Eve sayang, dengar kan aku baik-baik Ok, Aku memang Ke Korea. Hanya saja Tempat yang aku Kunjungi tidak ada Para idolamu itu” Jelas Adellia malas.
“Ya..ya..ya..”
Adellia terkekeh melihat Ekspresi Eve yang kesal, Jujur saja Eve itu gadis yang sangat Cantik menurut Adellia. Sahabatnya itu memiliki lesung pipi di kedua Pipinya yang membuat Eve semakin cantik dan juga Imut, hanya saja Eve belum memiliki Kekasih karena Sahabatnya itu tidak ingin memiliki Kekasih untuk saat ini. Itu lah yang selalu dikatakan sahabatnya itu jika Ia bertanya mengapa Eve belum juga memiliki Kekasih.
Jam sudah menunjukkan pukul Dua siang. Namun, seluruh siswa-siswi Axzwall high scholl masih sibuk dengan tumpukan buku tebal mereka. Sama halnya dengan yang saat ini Adellia lakukan, Ia dengan sangat fokus mengerjakan setiap tugas yang di berikan para guru karena ia harus mengejar pelajaran yang tertinggal selama ia tidak masuk kesekolah, dan Para Guru setiap pelajaran pun memberikan tugas kepada Adellia supaya gadis itu dapat mengisi Nilai nya yang kosong. Tidak sulit bagi Adellia untuk mengerjakan semua Tugas itu mengingat Adellia memiliki Otak yang pintar.
Adellia menghembuskan Nafas leganya saat Tugas yang di berikan Mr.Lean akhirnya selesai ia kerjakan. Ia berdiri dari Kursinya, berjalan menuju meja Mr.Lean untuk mengumpulkan Tugas yang telah selesai ia kerjakan. Namun, Ketika ia sudah sampai di meja Guru, seorang Siswa laki-laki mengetuk pintu kelas Adellia yang terbuka membuat seluruh pasang mata yang ada di dalam ruangan itu mengarah ke arah pintu dimana siswa laki-laki itu berdiri.
"Maaf mengganggu Mr.Lean. Saya ditugaskan Oleh Mr.Axzwall untuk memanggil Adellia ke ruangannya sekarang juga" Ucap siswa laki-laki itu dengan sopan, sementara Adellia menegang di posisinya karena merasa terkejut dan juga ia takut jika harus berhadapan dengan Gurunya yang satu itu.
‘Untuk apa Mr.Axzwall memanggil Adellia?’
‘Tidak biasanya Mr.Axzwall memanggil seseorang keruangannya’
‘Sudah aku duga, dia pasti memiliki hubungan dengan Mr.Axzwall. Bitch’
Adellia menutup telinganya rapat-rapat mendengar bisik-bisik dari teman sekelasnya, Ia menoleh kearah Eve yang menampilkan senyum manisnya, seakan mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja.
‘Tidak cukup bertemu di rumah Pria itu? Kenapa di sekolah pun Pria itu memanggilku’ Kata Adellia pada dirinya sendiri.
"Baiklah. Kau boleh kembali ke kelas mu.” Siswa Laki-laki itu pun menganggukkan kepalanya lalu permisi untuk kembali ke kelasnya.
Mr.Lean menatap kearah Adellia yang sedari tadi mematung di hadapannya. ”Adellia, sekarang pergilah keruang Mr.Axzwall, Mungkin saja beliau ingin memberikanmu tugas juga” Suruh Mr.Lean. Adellia menatap gurunya sejenak sambil menganggukkan kepalanya. Adellia berjalan menuju mejanya,memasukkan semua barang-barangnya kedalam tasnya,ia menatap kearah Eve dengan raut wajah ketakutan.
"Ada apa Adell?"Tanya Eve menyadari sahabatnya yang ketakutan, Namun Adellia hanya menggelengkan kepalanya, Ia juga memaksakan bibirnya untuk tersenyu kepada Eve supaya sahabatnya itu tidak Khawatir dengan keadaannya.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya takut jika Mr.Azxwall nanti akan memarahiku karena aku sudah lama tidak masuk ke dalam kelasnya bukan?"Jawab Adellia berbohong, Eve tertawa kecil mendengar alasan lucu Adellia.
"Kau ini, ya sudah sana pergi, Hati-hati jika nanti kau terpesona dengan Guru tampan itu." Suruh Eve,Gadis itu juga menggoda Adellia agar Gadis itu tidak terlalu gugup nantinya ketika berhadapan dengan Pria tampan itu. Adellia menganggukkan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya keluar dari dalam kelas setelah ia menundukkan kepalanya di depan Mr.Lean.
Adellia melangkahkan kakinya gugup menuju ruang khusus Max, ia tidak mengerti mengapa pria itu memanggilnya keruangannya, apa ia melakukan kesalahan sehingga pria itu memanggilnya? dan mengapa harus di ruangan pria itu?.
Gadis itu menghembuskan nafas berat ketika ia sudah sampai di depan pintu berwarna hitam itu, dengan tangan yang bergetar ia mengetuk pintu satu kali, dan pintu langsung terbuka menampilkan sosok Max yang menatapnya tajam, dalam satu hentakan Max menarik tangan Adellia masuk ke dalam ruangannya lalu mengunci pintunya supaya tidak ada yang akan memasuki ruang miliknya.
"A-ada apa Mr?" Tanya Adellia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah tampan milik Max.
"Aku merindukan mu sayang" Jawab Max seksual memeluk tubuh kecil gadisnya, ia juga sesekali menjilat lekukan leher Adellia, membuat gadis yang sudah tidak perawan itu gemetar ketakutan, ia belum terbiasa dengan sentuhan-sentuhan yang di berikan Max di tubuh kecilnya.
"T-tapi kita baru bersama tadi pagi M-Mr" Adellia menggenggam Jas formal Max ketika Pria itu menggigit Cuping telinganya.
"Aku merindukan berada di dalam dirimu Sweety" Max merasakan tubuh Adellia yang menegang karena terkejut.
"T-tapi Mr ini sekolah"
"Aku sudah tidak dapat menahan nya lagi Sweety" Tanpa menunggu jawaban dari bibir mungil Adellia, Max terlebih dahulu membungkam bibir tipis Adellia melumatnya dengan kasar seakan ia tidak akan menikmati bibir Adellia untuk keesokan harinya.
"M-mr ….Hmmppp…." Adellia berusaha mendorong tubuh besar Max, namun apa lah daya Tubuh Adellia yang kecil tidak dapat mengimbangi tubuh Max yang kekar.
"Jangan menolakku, atau aku akan nekat!" Ancam Max setelah melepaskan pangutannya secara paksa dan Ia juga menatap Adellia dengan tatapan berkabut oleh gairahnya, Adellia yang takut akan ancaman pria itu hanya menganggukan kepalanya mengiyakan kemauan Max.
'Demi Mommy dan Daddy' batin Adellia menguatkan dirinya sendiri.
Max tersenyum menang melihat wajah pasrah gadisnya, ia sangat menyukai Adellia yang menurut tanpa ada pemberontakan. Dengan perlahan Max kembali melumat bibir Adellia, namun kali ini dengan lembut agar Adella juga dapat menikmati setiap lumatan yang dia berikan pada Adellia.
Masih saling melumat dan juga berperang lidah, Max menuntun tubuh Adellia berjalan menuju Kursi kerja miliknya. Max melepaskan pangutannya sebentar ketika ia menjatuhkan bokongnya diatas Kursi miliknya, Ia menarik pergelangan tangan Adellia menuntun Gadisnya duduk diatas pangkuannya.
"Jika kau menurut, aku akan memperlakukanmu dengan sangat lembut, Tapi jika kau memberontak maka jangan salahkan aku jika kau melakukan nya dengan sangat kasar!" ucap Max setelah ia melepaskan pangutannya dibibir Adellia, sedangkan Adellia ia menyembunyikan wajahnya di dada kekar milik Max.
"Eh" pekik Adellia ketika ia merasakan sesuatu yang menganjal di bokongnya, sesuatu yang keras, Sepertinya milik Max sudah menegang sempurna di balik celana formal milik Pria itu.
"Kau merasakan nya sayang" bisik Max serak di telinga Adellia, pria itu kembali menjilat cuping telinga gadis itu, ia juga sesekali akan mengulumnya di dalam mulut dengan lembut. Ia akan menggoda Adellia dengan gerakan-gerakan seksual.
"I.. Itu-" Adellia tidak mampu melanjutkan ucapannya, ia menggigit bagian dalam bibir bawahnya menyalurkan kegugupan yang ia rasakan ketika Max mengulum Cuping telinga.
"Iya sayang. Itu milikku yang sangat merindukan berada di dalam milikmu ini" Balas Max, Tangannya yang sedari tadi mengelus paha Adellia pun bergerak Masuk kedalam Rok gadis itu. Tangan Max dengan berani mengelus Kewanitaan Adellia yang masih tertutupi di balik celana dalam putih Gadis itu.
"Ta-tapi ini masih jam sekolah dan-" Adellia tidak melanjutkan ucapannya karena telunjuk Max berada di bibirnya, menghentikan ucapan Adellia.
"Shttt, sekarang mari kita bermain!" Ucap Max menggeram tertahan, ia sudah tidak dapat menahan lebih lama lagi gairah nya yang sudah sampai ubun-ubun. Ia ingin segera menuntaskan kebutuhan birahinya yang hanya dapat terpuaskan oleh Adellia seorang.
Max menurunkan Adellia dari pangkuannya, lalu Max menarik resleting celana bahannya kebawah, mengeluarkan Miliknya tanpa harus membuka semua pakaian-nya, Adellia menutup matanya secara reflek karena terkejut melihat milik Max yang panjang dan juga besar yang sudah berdiri siap untuk bertempur.
"Buka celana dalammu sayang" Suruh Max, Dengan ragu Adellia menurunkan celana dalam miliknya tanpa harus membuka Roknya.
Max tersenyum, lalu ia menyuruh Adellia duduk diatas meja dengan posisi mengangkangi dirinya, tepat dihadapannya terpampang kewanitaan Adellia yang bersih dari bulu-bulu halus, Tanpa sadar Max meneguk air liurnya dengan susah payah.
"Milikmu sangat indah Sweety" kata Max parau menahan hasratnya yang begitu besar, Adellia memalingkan wajanhnya tidak mau menatap Max yang mulai memajukan wajahnya kedepan miliknya..
Adellia tersentak merasakan sesuatu yang hangat dan kenyal menyentuh kewanitaannya, Adellia merapatkan kedua pahanya dimana Max sudah bermain di Area sensitive nya. Tanpa sadar tangan kecil milik Adellia bergerak untuk menahan kepala Max yang semakin mendorong lidahnya masuk kedalam dirinya.
"Shh.. Ahhh "Erangan nikmat Adellia ketika Max menggerakkan lidahnya di dalam sana, menjilatinya seakan Pria itu sedang menjilati Sebuah Ice Cream.
"Ahhhh.... Maxxx….Mmmppp…"Adellia menggigit bibir bawahnya, Ia juga menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan suara menjijikkan itu dari dalam mulutnya. Adellia menggeleng-gelengkan kepala-nya merasa sudah tidak tahan dengan apa yang di lakukan Max pada dirinya.
"Kau menikmatinya sayang" senyum Max mengangkat kepalanya agar dapat menatap wajah Adellia, lalu menjauhkan wajahnya dari kewanitaan Adellia. Max memutar kursinya membelakangi meja tesebut setelah ia menurunkan Adellia dari atas meja kerjanya, Ia menuntun Adelllia agar berdiri di hadapannya.
"Naik sayang, Lakukanlah apa yang harus kau lakukan!" suruh dengan tatapan berkabutnya, Adellia hanya mengangguk pasrah. Max menuntun Adellia supaya mengangkangi dirinya, lalu ia mengarahkan miliknya yang sudah siap untuk bertempur di dalam milik gadis kecilnya, merasa posisinya pas, dengan perlahan Adellia menurunkan tubuhnya sehingga milik Max tertanam seutuhnya di dalam miliknya.
"Ahhhhh" desis Adellia ketika ia merasakan sakit dan juga nikmat secara bersamaan. Meskipun milik Max sudah beberapa kali memasukinya tapi tetap saja ia merasa sakit di dalam sana, mengingat Milik Max yang memiliki Ukuran panjang dan juga besar.
Sedangkan Max memeluk tubuh Adellia dengan erat ketika miliknya memasuki Lubang kenikamatan itu, dia menggeram tertahan ketika kewanitaan Adellia meremas miliknya dengan kuat sehingga dia pun takut jika miliknya akan patah didalam sana karena merasakan nikmat.
"Shh, belum saat nya sa.. Sayang jangan meremasnya... Ahhh" geram Max ketika lagi-lagi milik Adellia meremas miliknya. Sedangkan Adellia menenggelamkan wajahnya di bahu Max mencoba menenangkan deru nafasnya.
"Bergeraklah" Perintah Max, dengan patuh Adellia menggerakkan tubuhnya naik turun secara perlahan, ia tanpa sadar mengeluarkan suara desahan yang sangat seksi di telinga Max membuat Pria itu semakin ingin melakukannya dengan kasar..
"Ya... Se-seperti itu Sweety…Lebih cepat Sweety Ahhh... Ahhh Shitt" geram Max mencengram kuat pinggang gadisnya.
Tangan Max ikut membantu Adellia menggerakkan tubuh Gadis itu untuk mempercepat pergerakannya, mencari kenikmatan yang luar biasa baginya. Sedangkan Adellia sedari tadi meremas rambut Max menyalurkan rasa Nikmat Itu.
Saat Max merasakan miliknya mengeras menandakan jika ia akan keluar, Max berdiri dari posisi duduknya tanpa melepaskan penyatuan Mereka, ia mendudukkan Adellia diatas meja nya kembali lalu ia mempercepat pergerakan pinggulnya menghujam milik Adellia dengan keras dan juga cepat.
"Ahhhhhh….Ahhh….."tubuh Adellia bergetar ketika dia sudah sampai di puncak kenikmatan yang di berikan Max, Adellia memajukan tubuhnya saat sesuatu keluar dari dalam miliknya, dia mencoba mengatur Nafas nya yang berderu kuat. Namun, Max tidak membiarkan Adellia mengambil Nafas terlalu lama lagi karena bagi Max Melakukan sekali saja tidak akan memuaskan Hasrat-nya. Pria itu kembali menghujam milik Adellia lebih keras lagi.
"Ahhhhh, Shit.... AHHHHH….AHHH…"Geram Max ketika ia sampai Pada puncaknya yang kedua kalinya, ia tersenyum lalu mencium kening dan juga bibir Adellia yang sedang mengatur nafasnya.
"Terimakasih Sweety, kau masih sangat nikmat" ucap Max lembut, Adellia hanya menganggukkan kepalanya lemah, Max mengangkat tubuh Adellia tanpa melepaskan Penyatuan mereka, lalu ia duduk kembali diatas kursinya dimana Adellia duduk di atas pangkuannya dengan posisi mengangkanginya.
"Ahhh" desah Adellia ketika dengan sengaja Max menggerakkan tubuhnya pelan membuat Gadisnya mendesah pelan.
Max tersenyum melihat Adellia yang masih merasa lelah, Gadis itu menyadarkan tubuhnya di dada kekar Max, membiarkan Milik Max yang masih tertanam di dalam dirinya, dia terlalu lelah untuk marah dan juga protes. Max menciumi pucuk kepala Adellia, tangannya juga ia gunakan untuk mengusap punggung polos situ agar Adellia cepat tertidur dengan nyaman.
Meski Max merasa miliknya kembali menegang karena Milik Adellia yang berdenyut membuat Miliknya terasa di remas. Namun, Max tidak inginn egois karena Adellia juga membutuhkan waktu istirahat lantaran Gadisnya kelelahan