True Feelings

"Aw!"

Aku memekik pelan saat tubuhku dibanting ke kasur oleh Joshua. Kali ini tidak sesakit saat dia membantingku ke tembok beberapa saat lalu. Kasur empuk dan bantal-bantal menerima beratku dengan baik.

Joshua berkeringat, terbalik dinginnya suhu sekarang. Satu persatu dia membuka kancing kemejanya sambil terengah.

Aku semakin meringkuk. Aku tahu tidak bisa kabur lagi, jadi aku hanya bisa menatap curiga padanya. Batinku bergemuruh, sebagian tidak ingin melawan Joshua lagi. Namun sebagian lain hatiku berkata jika ini sangat salah dan jangan sampai terjadi hal diluar batas.

Apa lagi hal yang di luar batas itu? Semua kabut ini menghalangi akal sehatku.

Kemeja Joshua kini sudah terlepas, langsung dilempar entah kemana olehnya. Dia menampilkan dada bidang dan perut eight pack miliknya yang masih terhitung ideal. Tidak terlalu besar, jadi tidak kelihatan mengerikan. Tidak heran mengapa dia jadi begitu kuat sekarang. Dia sepertinya menjalani body building yang berat.