Mobil sedan itu berhenti di tepi jalan menanjak. Lampu hazard berkedip-kedip, memberi isyarat kalau-kalau ada mobil lain yang tak menyadari keberadaanya. Said menarik napas panjang, lalu membuka pintu di sebelah kanannya. Sebelum menutup pintu itu kembali, ia sempat menoleh ke arah Alma dan menatapnya dalam.
"Jangan keluar," ucap Said, nyaris hanya berupa gerak bibir.
Setelah melihat Alma mengangguk, ia pun menutup pintu mobil, lalu berjalan ke arah bagasi sambil setengah berlari.
Detak jantung Alma sama sekali tak pernah melambat sejak pintu bagasi itu terbuka sendiri tiba-tiba. Napasnya tertahan, seribu pertanyaan memukul-mukul dadanya. Ia memutar badan, berusaha mengamati Said lewat kaca belakang mobil. Laki-laki itu nyaris tak terlihat dari tempat duduk Alma, tapi ia dapat merasakan mobil yang dinaikinya itu bergoyang-goyang.