Chapter 32

Menunggu adalah satu hal yang paling kubenci di dunia ini. Saat kau sadar bahwa tidak ada cara lain apa lagi yang bisa kau lakukan, menunggu selalu menjadi satu-satunya cara. Meski bukan cara yang menyenangkan, tetapi inilah yang terkadang menjadi semacam pilihan terakhir.

Aku masih menunggunya sampai detik ini.

Aku benci hal ini, demi Tuhan!

Aku tidak memiliki pengetahuan mengenai apa pun yang sedang terjadi di luar sana. Tidak ada yang bisa kuhubungi untuk kucari tahu, dan menjawab rasa penasaranku tentang apa yang sedang menimpanya. Aku hanya berharap Mike bisa mengakhiri kebiasaan buruknya ini dan segera menghubungiku. Aku sudah jengah jika harus terus dibuat menunggu, yang tak jarang selalu membuatku berakhir di dalam ruang yang dipenuhi oleh pintu-pintu yang menggiringku menuju ke berbagai kemungkinan. Terutama pada saat ini, ketika kondisi kami berdua sudah menjadi buah bibir di seluruh dunia.

Kemungkinan apa yang bakal terjadi?