Nicu's pov
Aku melihat Zara memasuki kamar sepulangnya dari sekolah
Dia tampak kelelahan sampai-sampai tidak menyadariku yang duduk di sofa kecil kesukaan nya
Kenapa dia tidak menyapa atau memarahiku hari ini?
Bisikku saat menatapnya dan mengalihkan tatapanku pada sofa kecil kesayangannya yang kini sedang aku duduki
Setelah makan bersama kakaknya dia kembali memasuki kamar dan mengerjakan tugas sekolahnya
Dia tampak sibuk menulis dan membaca beberapa buku yang ada dihadapannya
Aku tidak senang melihatnya seperti itu, dia seperti menjauh dariku hari ini
Jadi ku putuskan untuk menyapanya lebih dulu
Dengan menyentuh bahu kirinya agar dia menyadari bahwa aku ada didekatnya
"kau terlihat sibuk hari ini sampai mengabaikanku yang sedari tadi duduk disofa kecil itu" ucapku sambil menunjuk kearah sofa kecil didekat jendela untuk menyapanya
"aku tidak mengabaikanmu hanya saja hari ini aku sibuk sekali, apa kau bisa menungguku sebentar lagi Nicu" jawabnya dan memberiku sebuah kedipan dimata manisnya itu
Ya walaupun dia sudah menjawabnya seperti itu aku tetap tidak menyukai sikapnya yang terlalu sibuk dengan semua tugasnya itu
Ketika di sekolah dia juga mengabaikanku, dia lebih memilih tidur daripada berbicara dengan ku saat dikelas
Bisikku pelan
Sepertinya dia sengaja menjauh dariku hari ini
Lanjutku kesal saat duduk kembali di sofa kecilnya itu menghadap keluar jendela
Hampir setengah jam aku menunggu akhirnya dia selesai juga dengan tugasnya itu
Aku senang tapi aku masih sedikit kesal padanya karna telah membuat ku menunggu lama
"wah..wah... Sepertinya Nicuku marah karna aku mengabaikan nya"
Zara tiba-tiba saja berbicara dengan sedikit tersenyum
sepertinya dia sedang menggodaku agar aku tidak marah padanya
"tidak, aku tidak marah" jawabku sedikit berbohong
"Nicu, kau berbohong ya?"
Ucapnya menatap hidungku yang sepertinya akan memerah
"tidak"
"Nicu, hidungmu memerah, kau tampak lucu" ucapnya mencubit hidungku, yang mungkin tampak lucu baginya
"aww!"
Rintihku saat dia mencubit hidungku dengan kuat
"ya, aku marah karna kau mengabaikanku" lanjutku menatap dingin kearahnya
"maafkan aku"
"hmm"
Aku berusaha tidak menjawabnya karena dia sudah membuatku kesal hari ini
"Nicu...maafkan aku"
Dia dengan sengaja melingkarkan kedua tanganya dileherku dan itu membuatku sedikit terkejut
"kenapa kau memelukku seperti ini, lepaskan"
Aku menarik tangannya untuk melepaskan pelukannya dari leherku
Tapi dia malah meguatkan pelukanya dileherku yang dingin ini
Aku sudah menyadari hal ini pasti akan terjadi, sebab dia selalu memelukku ketika dia membuatku kesal dan marah padanya dan begitu pun sebaliknya, terkadang aku memeluknya saat dia marah padaku atau sedang sedih saat mengingat masa lalunya yang buruk itu
"iya iya aku memaafkanmu"
Ucapku menyerah karna dia telah memberiku pelukan hari ini
Saat dia melepaskannya aku langsung berdiri dan berjalan menuju balkon kamarnya
Entah apa yang ku lakukan aku juga tidak tahu
"Nicu, kau mau kemana?"
Aku mendengar pertanyaan nya tapi aku hanya mengabaikan nya saja
Dia mengikutiku keluar kamarnya menuju balkon dan bersandar di pagar besi balkon itu sambil menatap kearah jalanan sepi yang berada di depan rumah
Zara's pov
aku mengikutinya hingga sampai di balkon kamarku, aku menatap lekat kearahnya
Aku tak menyangka pria tampan didepan ku ini adalah hasil imajinasiku sendiri
Aku menatap tak percaya kearahnya
Andai dia benar-benar manusia, mungkin aku tidak akan melepaskan nya dan membiarkannya tetap berjalan disamping ku
"Zara! Apa kau sedang melamun!" ucap Nicu dengan tiba-tiba
Sontak ucapan itu membuyarkan lamunanku saat berada dibalkon bersamanya
"ng..nggak"
"ayolah Zara...jujur saja" ucapnya sedikit merayuku untuk jujur
"iya"
"apa yang sedang kau pikirkan Zara...jangan khawatir aku ada disini untukmu"
"hmm..aku teringat pada mimpi ku saat tertidur dikelas tadi" jawabku sedikit berbohong padanya tentang apa yang sedang aku pikirkan
"kau bermimpi?"
"tentu saja aku bermimpi" aku menjawab pertanyaan nya dengan kesal
"dimimpi itu aku melihat Julio" lanjutku
"Julio? Maksudmu si brengsek itu?"
Wajah Nicu tampak terkejut saat aku menyebut nama Julio
"iya Julio, dia meninggalkan ku persis seperti yang dilakukannya setahun yang lalu" jelasku menatap ke jalanan sepi didepan rumahku
"sudah..sudah jangan lanjutkan, aku tak ingin kau bersedih lagi karna hal itu"
Nicu perlahan menghampiri dan menggenggam erat tangan ku
"sebaiknya kau masuk ke kamar dan istirahat di kasur nyaman mu itu" Nicu melanjutkan ucapannya sambil mendorongku menuju kasurku
"t..tunggu dulu Nicu, sebe-"
Nicu tiba-tiba menyela ucapanku
"bukan kah tadi kau bilang sangat lelah, makanya sebaiknya kau istirahat"
Nicu mendorongku ke atas permukaan tempat tidurku dan menaikan kaki ku kemudian dia menarik sehelai selimut untuk menutupi tubuhku
"N..Nicu..."ucap ku pelan memanggilnya
"ya, apa kau merindukan ku" balasnya duduk disampingku dengan tersenyum
"tidak, untuk apa aku merindukanmu, bukan kah kau sudah ada disini bersamaku"
Aku menarik dan meletakkan tanganya diatas kepalaku
Nicu tau apa yang harus dia lakukan, dia mengelus kepalaku hingga aku pun tertidur
"dasar manja" bisik Nicu tersenyum sesaat sebelum aku tertidur dan aku pun membalas dengan senyumku
Next...