Sometimes life is about risking everything for a dream that no one can see but only you. ~ Arthur
Semalaman Charlie, Draco dan Victoria berpesta meriah dengan teman teman Charlie.

Subuh itu Draco tertidur di bawah lantai karena mabuk sedangkan Victoria sedang ketiduran di sofa karena lelah. Charlie pun yang sudah bangun karena alarmnya pun segera mengangkat Draco ke kamar. Lalu memakaikan selimut pada Victoria. Setelah mandi, kemudian Ia pun keluar untuk berjogging. Saat berjogging cukup lama ia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan memainkan ponselnya sampai mereka berdua terjatuh.
"Maafkan aku,aku tadi tidak sengaja menabrakmu."
Deg!
"P-paman!!!"
"Charlie?!?"
"B-bagaimana kau bisa disini?!?!?"
"Paman memang ada urusan bisnis di Italia! Sedangkan kau?! Kenapa kau kabur?!? Dimana adikmu?!? Bagaimana kau bisa disini?!?!"
Paman Charlie pun menghujani Charlie dengan pertanyaan dan Charlie pun juga tidak bisa berkata kata apa apa lagi.
Apa yang harus kukatakan kalau sudah begini
"Paman aku hanya minta satu hal dalam hidup paman,aku mohon jangan beritahukan ini kesiapapun dan aku akan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya." Ucap Charlie
"Baiklah lebih baik kita berbicara di tempat sepi."
Steven Merkell Kingstone Born in London, England
5 Agustus 1982 (37 tahun)


Setelah berjalan masuk di gang kecil, Charlie pun menjelaskan sekua yang terjadi pada pamannya.
"A-apa?!?! Kalian menjadi mafia?!?!"
"Sssttttt Astaga paman Steven!!! Bisakah kau kecilkan sedikit suaramu?!? Dan tolong jangan beritahukan siapapun tentang ini termasuk anak anakmu, berbohonglah pada mereka jika mereka melihat kami. Aku hanya cerita ini ke paman karena aku percaya pada paman dan jika mereka tahu bahwa aku memberi tahumu ketua kelompokku akan membunuhku!" Kesal Charlie
"Baiklah, aku juga lumayan mengerti kenapa kau kabur tapi soal menjadi mafia, aku tidak tau apa lagi yang harus kukatakan. Bagaimana soal Draco?"
"Dia baik baik saja."
"Ah baguslah karena terakhir kali aku melihatnya, dia adalah anak yang depresi, sering mengurung diri di kamar, sangat psycho, agresif, pemarah, dan pemberani."
"Apa?!?!" Keget Charlie
"Kau benar benar tidak tau ya?"
"Begini dari dulu bahkan saat bersamamu pertamanya dia sering dibully oleh teman temannya, karena itu dia sering depresi, mengurung diri dikamar dan langsung memasang wajah bahagia setelah melihatmu atau jika sedang bersama kedua sahabatnya itu, jika kau ingat dia sering mendapatkan luka, itu adalah luka bekas dibully dan dia terkadang kudapati sedang melukai dirinya sendiri, dulu dia sering berkata ingin mati kepadaku, dia pun juga berubah menjadi psycho, lalu sejak tidak ada dirimu 1 hari penuh dia depresi, mengurung diri di kamar, berteriak teriak, marah, menghancurkan semua barangnya yang ada di kamarnya, melukai dirinya sendiri. Aku sungguh khawatir dengan anak itu kukira dia menghilang karena bunuh diri. Lalu keesokan harinya dia berubah 360 derajat, dia berani membangkang, melawan, pemarah,
bahkan hampir pernah berkelahi dengan keluarganya sendiri, dia juga kadang tidak menjawab saat ditanya, ekspresi wajahnya pun juga berubah kau tau dari ceria menjadi seperti entahlah aku tidak bisa menjelaskannya mungkin kau tahu sendiri. Intinya banyak hal hal berubah dalam dirinya, bahkan dia pernah dipanggil gara gara menghajar habis habisan anak yang membullynya, sejak saat itu dia menjadi anak yang ditakuti disekolah. Dia menjadi seperti psychopath."
"Jesus Christ... kenapa dia tidak pernah cerita apa apa kepadaku?"
"Entahlah aku kira dia menutupi itu semua darimu karena mungkin dia tidak mau kau khawatir, dan dia juga tidak mau membebanimu. Itu hanya menurut pandanganku saja."
"Aku rasa kau benar. Tapi bagaimana kau tau semua itu. "
"Aku kan dulu sering berada di mansion, terkadang aku selalu mengamatinya diam diam. Tapi aku hanya diam saja seperti biasanya dan aku hanya memberi tahu padamu soal ini."
"Oh begitu."
"Tenanglah aku pasti akan menyimpan rahasiamu tentang ini, dan aku tidak akan bilang apa apa pada keluargamu, tapi aku akan memberi tau pada Amelia anakku bahwa kau dan Draco sedang bekerja di tempat yang berada jauh dari New York dan menyuruh dia berjanji agar menjaga rahasia yang bohong ini."
"...oke baiklah. Aku tebak pasti mereka merindukan kami"
"Ya, Amelia dan Fenton anak Sebastian Chaos Kingstone sangat merindukan kalian."
"Kalau begitu aku pergi dulu." Kata Charlie lagi
"Sampai bertemu lagi denganmu Drac."
Baru saja Charlie menyebrang,seketika itu juga mobil ford hitam langsung menabrak Charlie sampai terpental ke aspal. Saat menabrak Charlie mobil itu pun langsung pergi. Seketika itu juga Charlie mengerang kesakitan.
"Charlie!" Ucap Paman Steve yang sudah berada di kejauhan langsung berlari menghampiri Charlie.
"Ahrgh." Seketika itu juga pandangannya semakin buram dan kemudian tidak sadarkan diri.
"Aku akan segera membawamu ke rumah sakit." Sambil menelpon anak buahnya
***
"Apakah dia baik baik saja?" Ucap pamannya tersebut panik
"Dia tidak apa apa. Hanya tabrakan itu menyebabkan lebam saja di tubuh dan wajahnya."
"Ah syukurlah dia baik baik saja."
"Kalau begitu aku permisi dulu tuan." Ucap dokter lalu pergi
"Charlie kau baik baik saja?"
"Yah aku baik hanya saja badan dan wajahku sakit semua,dan aku sangat marah saat ini. Akan kucari siapa yang menabrakku!"
"Tenangkan dirimu dulu Charlie kau masih belum pulih."
"Paman aku bukan anak kecil lagi yang biasanya kau asuh dulu usiaku sudah 23 tahun hampir 24, Di usia itu adalah saat paman dulu hampir menjadi seorang ayah!"
"Baiklah, baiklah paman mengerti tapi tenanglahkanlah dirimu dulu, setelah itu kita akan langsung keluar dari rumah sakit."
"Baiklah aku tenang. Ah bagus sekali ponselku hancur berkeping keping, dan Draco dan Victoria pasti sedang menelponku mencariku, dan mengkhawatirkan aku sekarang."
"Baiklah kita segera keluar dari sini sekarang dan aku akan membelikan ponsel baru untukmu."
Siang itu setelah pulang dari rumah sakit dan membeli ponsel baru. Mereka pun segera ke tempat Draco dan Victoria berada.
"Ngomong ngomong kau tidak punya petunjuk tentang orang tadi?"
"Tidak ada. Bagaimana dengan paman? Apakah paman melihat plat mobil itu?"
"Tidak,saat kita berpisah aku sudah berlari sekitar 200 m, setelah itu aku mendengar suara tabrakan itu saja."
"Akan kucari orang itu dan siapa yang mengutusnya."
"Baiklah sampai disini saja keponakanku, aku ada meeting sebentar lagi."
"Baiklah paman, terima kasih untuk segalanya."
"Tidak masalah."
Seketika itu juga Charlie langsung segera keluar dari mobil pamannya dan pergi ke dalam hotelnya, lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Charlie darimana saja kau? Dan kenapa wajahmu?" Victoria panik
"Saat subuh aku jogging, lalu ditabrak mobil hitam."
"Kau baik baik saja?"
"Yah... lumayan. Bisakah Victoria nanti ke bagian paling atas di hotel dan bawakan makan siang untukku? Karena aku akan merokok disana. Aku sudah kehilangan semangat dan sedikit marah saat ini."
"Baiklah."
"Oh dan Draco ikut denganku."
Setelah sampai di bagian atas
"Bisakah kau gambar fake tattoo Drac?Aku benar benar butuh hiburan sekarang."
"Kau membawa alatnya?"
"Ya..."
"Oke."
Setelah selesai merokok Ia pun melepas bajunya lalu Draco pun mulai menggambar di leher dan tangan Charlie. Setelah itu Ia memakai baju yang kemarin Ia pakai.


"Keren." Ucap Victoria sambil membawa makan siang
"Aku tahu, Draco sangat hebat dalam hal ini?"
"Ah tentu tidak. Kemampuanku tidak sehebat itu." Draco merendahkan diri
"Oh ayolah adik kecil,jangan terlalu merendahkan diri. Sekali kali kau harusnya bangga pada kemampuanmu."
Draco pun tersenyum.
"Kalian mau ke pantai lagi?"
"Tentu."
"Lebih baik kita makan siang dulu."
"Baik."
Setelah selesai makan, Charlie segera menghapus fake tattoonya dan
Charlie segera mengganti kemejanya lalu pergi menuju mobilnya diikuti oleh Draco dan Victoria.
***

Charlie dan Victoria bercanda dan berjemur dipantai sedangkan Draco sedang berselancar dan berenang.
Setelah puas bercanda, Victoria dan Charlie pun segera berenang.
Matahari pun mulai turun.
Setelah bosan berenang Charlie pun segera duduk di bangku pantai menyendiri memakai baju yang tadi subuh dipakainya dan mengganti celananya. Memikirkan kejadian tadi pagi dan memikirkan perkataan pamannya tentang Draco.

"Charlie ada apa?"
"Tanya Draco?"
"Tidak apa apa, hanya memikirkan kejadian tadi pagi."
"Oh begitu. Aku akan segera menghajar orang itu jika aku menemukannya."
"Baiklah terima kasih, aku akan mencari orang itu dan memberikan lokasinya padamu jika aku menemukannya."
"Ngomong ngomong dari tadi kau gemar sekali mengganti ganti bajumu. Oh dan satu lagi bisakah kau cukur rambut rambut kecil yang tumbuh di pipimu?"
"Oke, baiklah."
Kata Charlie sambil tertawa mendengar itu.
Malam itu ponsel Charlie berbunyi untuk kesian kalinya Charlie yang tertidur pulas akhirnya terbangun karena ponselnya
"..."
"Apa?!?! Besok?! Hhh... Baiklah... Akan kuusahakan."
Tut!