{Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga tekan bintang. Budayakan follow akun milik saya terlebih dahulu sebelum membaca. Selamat membaca reders ❤️}
==================================
5 tahun kemudian...
Tak..tak..tak..
Huffff.....!!!!
Hembusan nafas dan langkah kaki itu itu terkesan berat dirasakan oleh seorang yang dulu pernah saling terikat cinta. Gadis itu berdiri di tepi danau. Matanya sendu penuh rindu. Bibirnya tersungging manis. Wajahnya datar.
Dan pemuda tampan itu mulai memasuki mobil jemputan nya menuju mansionnya. Wajahnya yang tanpa ekspresi dan senyum itu membuat kadar ketampanan pemuda itu semakin meningkat.
Kedua tangannya nampak membawa sesuatu. Sebuah foto berukuran sedang. Dengan ringkih, telapak tangan itu mengusap lembut wajah sosok pemuda tampan yang sedang tersenyum manis. Bibirnya bergetar. Setitik air matanya jatuh.
Tes.
Air mata gadis itu perlahan turun. Kilasan masalalu datang dalam pikirannya bak filem dongeng yang di putar. Bibirnya bergetar. Dia bergumam lirih.
"Aku rindu kamu!."
Angin berhembus lembut. Menyibak rambut hitam itu bergerak terbawa angin. Dadanya sesak mengingat masalalunya. Luka itu semakin menganga lebar. Ditambah kerinduan di hatinya yang semakin membesar. Dan rasa cinta itu tak kunjung memudar.
"BELLA!!!".
Teriakkan seseorang menyentak pikiran gadis bernama " Titania Arbella". Gadis berparas cantik bermata sendu itu menoleh. Mendapati temannya datang menghampiri nya. Dapat Bella lihat,wajah temannya itu terlihat senang.
Tak lama setelah nama itu terdengar. Hati pemuda itu berdesir, seolah ada yang mengatakan gadisnya masih ada dan menunggu kedatangannya. Helaian nafasnya mulai memburu. Rasa itu masih ada. Membekas tak pernah pudar. Seperti rindu yang semakin menguat
Bersamaan dengan langkah kakinya yang memasuki mansionnya. Gadis itu menoleh, seolah merasakan kehadiran pemuda yang sudah bertahun-tahun mengisi hatinya.
"Kenapa, kamu kok lari-lari sih. Kasihan kandungan kamu Gemini Laksita!". Omel Bella.
Wanita cantik bernama Gemini Laksita itu tersenyum. "Iya deh, maaf. Gue kesini ada berita baik untuk Lo.". Seru Gemini.
"Apa?." Tanya Bella.
"Dia balik!." Heboh Gemini.
"Dia siapa?." Gemas Bella.
"Atlas. Atlas balik!." Seru Gemini.
Deg.
Jantung Bella berdetak lebih cepat. Nama itu masih tersimpan rapi di dalam relung hatinya. Tak ada yang bisa menggantikan posisi itu. Bibir Bella tersinggung kecil. Getaran dalam dadanya masih sama. Berdebar kuat saat nama itu terdengar olehnya.
"Heh neng, Lo kok ngelamun sih. Gak mau ketemu sama atlas. Lo gak kangen?." Cerecah Gemini.
Bella berbalik kembali menghadap danau. Bibirnya masih tersungging manis. Dadanya berdesir.
"Aku rindu. Tapi... Aku malu. Aku yang buat dia pergi. Aku masih kecewa sama diri aku, dia pergi selama 5 tahun tanpa tau aku disini begitu mencintai nya." Lirih Bella.
Ungkapan lirih Bella menyentak pendengaran pemuda yang tengah menatap kamar dulu nya. Kamar penuh kenangan bersama gadisnya. Seperti bisikin kata rindu itu membuat pemuda tampan itu berdiri kaku di depan figura besar. Terpampang wajah sendu dan cantik gadis yang pernah dia cintai hingga saat ini.
Gemini terdiam. Dia paham betul. Kisah dari sahabatnya ini. Dia pun jika akan berada di posisi Bella. Dia akan melepaskan cintanya. Memang sulit, tapi jika itu bukan takdir kita bersama orang yang kita sayang. Maka kita harus ikhlas melepaskan nya.
"Tapi kamu tenang aja. Aku udah berdamai sama masalalu. Bagaimana pun, aku punya ikatan yang semua orang gak pernah nyangka!." Gumam Bella.
"Hm. Gue tau. Oya kalo lo mau ketemu Atlas. Lo kerumah ini aja. Gue sama Leon juga bakal kesana nanti." Kata Gemini sambil menyerahkan sebuah alamat.
Bella menerimanya dengan senyum kecil. "Makasih!"
"Sama-sama. Ya udah gue pulang dulu. Jangan lupa minum obat Lo. Besok Lo harus cake up juga kan. Simpan tenaga Lo!." Nasihat Gemini.
"Iya." Jengah Bella.
Gemini berlalu. Meninggalkan Bella dengan kesunyian. Setitik air matanya kembali jatuh. Nama pemuda itu masih begitu melekat di hatinya.
"Aku mau ketemu kamu. Mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya!." Lirihnya.
Bella beranjak dari sana. Berjalan dengan langkah pelan. Dia membuka pintu bercat pink itu. Senyum nya terbit. Dia masuk dalam kamar. Membersihkan dirinya.
Setiap langkah Bella membuat jantung pemuda itu berdetak lebih cepat. Seolah menyadari kehadiran gadisnya, Pemuda tampan itu berlari ke luar gerbang. Menatap jalanan itu dengan tatapan frustasi.
"BELLA!."
Bella berhenti di depan pintu kamar mandinya. Getaran itu masih sama. Hatinya bergetar saat namanya di sebut merdu oleh pemuda tampan itu. Bella menggelengkan kepalanya, kemudian masuk dalam kamar mandi.
20 menit Bella mandi. Kini gadis itu sedang duduk di meja rias. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Tak terasa waktu begitu cepat di lalui nya. Dengan tangan terampil, Bella memoleskan make up.
Matanya tak sengaja melihat tanda biru-biru di sekitar lengannya. Dadanya sesak. Tangannya bergetar hebat.
"Ternyata semakin hari semakin kelihatan." Gumamnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Bella keluar dari rumahnya. Memesan taksi online. Tak lama, taksi yang dia pesan datang. Bella masuk dan menunjukkan alamatnya pada supir taksi.
Waktu perjalanan hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit. Bella turun. Gaun putih bersih di padukan mahkota kecil di kepalanya membuat dia nampak sangat cantik dan anggun di malam ini.
Dadanya sesak. Namun bibirnya tersungging manis. Dia mengedarkan pandangannya. Matanya terpaku pada papan bertuliskan.
Pertunangan:
Atlas leo march
Dan
Aurora kristalia
Bagai di timpa batu besar. Nafas Bella terhenti seketika. Matanya berkaca-kaca. Tangannya terkepal kuat. Dadanya sesak. Tulisan cantik itu terasa mimpi buruk untuk Bella. Air matanya jatuh tanpa aba-aba.
"Kenapa harus sekarang?" Lirihnya.
Tak mau berlama-lama di luar. Bella masuk dengan bibir bergetar. Semua orang menoleh saat mendengar ketukan hig hills. Semua mata tertuju pada Bella. Beberapa pujian terdengar.
Sosok yang berdiri di panggung sana. Tubuhnya menegang. Matanya membulat. Dadanya bergemuruh. Rasa bahagia muncul begitu saja. Bibirnya tersungging manis. Dia benar-benar merindukan sosok gadis yang tengah berjalan di tengah itu.
Tak menyangka akan bertemu gadis itu setelah sekian lama. Dadanya masih sama, bergemuruh saat melihat wajah ayu gadisnya.
Bella mendekat. Tatapan mereka bertemu. Mengunci seolah menyalurkan rindu yang terbelenggu. Semakin Bella mengikis jarak. Semakin dekat pula dia dalam rasa sakit.
Tepat, hanya tiga langkah lagi. Dia akan Sampai. Aroma maskulin yang dia rindukan kini dapat dia cium kembali. Namun di keadaan yang berbeda.
Pemuda itu mendekat. Bella mendekat. Jarak mereka hanya 1 centi. Tangan Bella menyentuh pipi putih itu. Bibirnya bergetar hebat. Air matanya turun.
"Kak Atlas!." Lirihnya.
Atlas terdiam. Matanya menatap dalam pada manik mata itu. Dia dapat melihat banyak kerinduan yang ingin dia tebus. Namun ada batas dan rantai yang membelenggu rindu itu. Sesak di rasakannya saat Bella menyebut namanya begitu lirih. Dan Bella merasakan sama, sesak di dadanya saat namanya di sebut dengan serak.
"Bella!." Serak atlas.
Semua orang terkejut saat melihat Bella dan atlas berpelukan amat erat. Mereka menangis bersama. Seolah menyalurkan rasa sakit dan rindu secara bersamaan.
"Aku kangen." Isak Bella.
"Gue juga kangen." Lirih atlas.
"Hiks...maaf.." Isak Bella.
Atlas menggeleng. "Bukan salah Bella."
Bella menggeleng tak setuju. Semua ini salahnya. Dia tidak ingin egois tapi, dia lelah mengalah. Dia juga ingin sekali-kali mengalah untuk merasakan bahagia.
Atlas melepaskan pelukannya. Menghapus air mata gadis yang dulu pernah dia cintai. Bahkan amat sangat. Mungkin sekarang rasa itu belum memudar. Nama Bella begitu kokoh berdiri.
"Boleh?." Lirih atlas.
Bella mengangguk. Dengan kerinduan yang amat-amat. Atlas menubrukan bibirnya pada bibir Bella. Bibir yang sangat di rindunya. Bibir yang menjadi candu untuknya.
Menyalurkan rasa rindu yang sudah tertahan selama bertahun-tahun. Kini tersalur lewat ciuman lembut penuh rasa. Semua itu tak luput dari pemandangan Adrian dan Ana. Adrian mengepalkan tangannya kuat saat melihat tubuh Bella yang kurus dan tak bertenaga itu. Bahakan tatapan Bella semakin sayu tak bergairah.
Gemini dan Leon menangis. Mereka tau kisah dua orang remaja itu. Lika liku dalam hubungan mereka. Gemini dan Leon tau. Bahkan mereka kecewa pada takdir tuhan.
Semua orang terkejut tak percaya. Remaja yang akan bertunangan malam ini tengah mencium seorang gadis cantik di tengah pesatnya. Semua orang tak kalah cepat mengambil gambar untuk mengabadikan momen ini.
Adrian dan Ana membeku di tempatnya. Lebih tepatnya Ana. Ibu tempatnya ibu kandung dari Atlas.
Sedangkan Atlas masih asik memangut bibit pink itu. Mata mereka terpejam menikmati setiap momen itu. Momen dalam masalalu mereka.
Tak lama, Atlas melepaskan pangutannya. Memeluk erat tubuh gadis yang masih sangat di cintainya. Membiarkan masalalu mereka hadir di tengah-tengah pelukan mereka. Sebuah kisah yang berakhir air mata juga mengandung banyak makna.
Mengantarkan mereka pada Lika liku kehidupan ini. Menjadi saksi jalan yang telah Tuhan gariskan. Mereka menerimanya, karena mereka percaya bahwa semua itu telah di atur sedemikian rupa. Akan ada pelangi setelah badai menerpa. Bukan kah itu yang sering orang katakan?.
Tapi apakah kalian sadar. Jika takdir tak selamanya indah. Jalan yang kalian tempuh akan menjadi penentu akan berada di mana titik kalian berada. Sampai mana kalian akan bertahan dengan itu semua.