Sinar cahaya dari mentari pagi menelisik masuk melalui sela-sela jendela kamar. Seorang wanita membawa sekeranjang apel dan juga wine. Ia terlihat cantik, wajahnya berseri-seri. Ia terus bercermin dan mematut diri. Menunggu sang kekasih datang memang membuat jantungnya berdebar sangat cepat, sangat kuat, bergemuruh dengan luar biasa.
Ah, jatuh cinta itu memang berjuta rasanya. Bahkan bagi seorang penyihir sepertinya.
Senyuman manis dari bibirnya yang merah tersungging begitu seorang pria dengan perawakan tinggi besar dan badan atletis datang. Membuka jubah hitamnya dan menampakkan wajah yang sangat rupawan.
"Dia Penyihir Merah, Killi. Dan Pria itu adalah Aldebaran." Amaris berbisik pada Sora yang masih berdiri membeku saat menyaksikan potongan demi potongan ingatan kisah cinta ibunya.
"Dia ibuku?"