***
Salsa masih setia dengan kaki di atas meja.Salsa sedang bermain ponselnya.
"Untung aja,gue punya permainan masak-masakan yang nggak pake kouta."batin Salsa.
Beberapa menit kemudian ada suara sepatu memasuki kelas.Salsa dengan secepat kilat menurunkan kakinya dari atas meja.
"Perkenalkan ini guru Fisika kalian yang baru.Beliau akan menggantikan Pak Abi karena Pak Abi sudah pensiun.Kalau tidak ada yang ditanyakan saya akan permisi dahulu."Ucap Pak Budi guru Biologi,keluar dari kelas.
"Ada yang tahu nama saya?"tanya guru baru itu membuat semua siswa siswi penghuni kelas bergeleng-geleng kecuali Salsa.
"Ya mana tahulah,orang belum perkenalan."batin Salsa memutarkan bola matanya malas.
"Mana ada yang tahulah pak orang bapak belum perkenalan"ucap Eza selaku wakil ketua kelas dengan lantangnya.
"Iya tadi itu saya cuma berjanda."ucap guru fisika baru.
"Saya berduda Pak."jawab Vina,salah satu anak yang menyukai cogan lokal.
"Perkenalkan nama saya Dewanata Abimanyu.Umur saya 22 tahun,saya baru lulus S1 jurusan MIPA.Kalian bisa panggil saya Pak Dewa."jelas Dewa dengan sangat tegas.
"Wah,masih muda dong bapak."ucap Caca yang sama dengan Vina pecinta cogan lokal.
Semua siswi terpesona dengan ketampanan Dewa.Bahkan ada yang sampai mimisan,sekarang dibawa ke UKS.
Apalagi saat Dewa memperkenalkan diri tadi,banyak siswa khususnya ciwi-ciwi teriak-teriak tidak jelas.
Entah apa yang dia kagumi dari Dawa.Berbeda dengan Salsa yang masih fokus dengan ponselnya bermain masak-masakan.
Bagi Salsa tidak ada yang bisa dipuji dari penampakan Salsa.Menurut Salsa,Dewa hanya manusia biasa yang hidup di Bumi,bukan di planet Mars.
"Hari ini apa sudah diabsen?"tanya Dewa mengambil absensi kelas ternyata masih kosong.
"Belum"jawab penghuni kelas secara serempak.
"Kenapa kok belum diabsen,sekertaris kelas tolong maju kedepan."Dewa memenggil sekertaris kelas dan Dewa duduk di kursi guru.
Salsa masih asik dengan permainan masak-masakannya,tanpa mengetahui Dewa memanggil sekertaris kelas untuk maju kedepan.
"Sekertaris kelas."ucap Dewa tegas membuat semua tegang.
Salsa saking asiknya tidak mendengar.Diapun mulai mematikan ponselnya dan menatap ke depan.
Salsa berfikir kenapa kok pada tegang semuanya.Salsa melihat ke kanan kiri teman temannya pada kelihatan ketakutan gitu.
Dewa membuang nafas kasar.Karna membuat penghuni kelas tegang ketakutan"Sekertaris kelas silahkan ke depan."ucap Dewa tidak setegas tadi tapi datar.
Salsa yang mendengar Sekertaris kelas dipanggil dia maju kedepan dengan percaya dirinya.
Salsa bertanya tanpa ada rasa bersalah sama sekali''Ada apa ya Pak panggil sekertaris kelas?"
"Kamu sekertaris kelas?"tanya Dewa dengan nada datar.Salsa mengengguk.
"Kenapa kamu tidak mengisi absensi hari ini?"tanya Dewa dengan tegas tanpa mempedulikan wajah Salsa.
Salsa yang mendengar suara tegas Dewa biasa-biasa saja.Karna dia sudah terbiasa dengan ketegasan Papanya.Sejak kecil Salsa sudah dididik dengan sikap ketegasan Papanya dan kelembutan Mamanya.
Hal itu membuat Salsa kebal akan ketegasan orang di luar sana.Dan Salsa mendapat keturunan sewot dari kakak semata wayangnya.
"Oh itu,tadi saya datangnya agak lambat.''jawab Salsa santai,seperti di pantai.
Dewa mulai geram "Kenapa kamu datangnya telat,kamu itu sekertaris kelas.Seharusnya kamu datang pagi hari.Apa kamu tidak dibangunkan orang tua kamu."ucap Dewa dengan tegas melebihi tadi.
"Saya tinggal di kostan sendiri.Jadi saya bangunnya menggunakan alarm tidak seperti bapak yang dibangunkan orang tua."ucap Salsa dengan nada agak sewot.
"Kalau saya datang lebih pagi,bapak angkat saya sebagai anak bapak aja."tambah Salsa memberi saran kelada Dewa.
"Saya ini masih muda,masa sudah punya anak sebesar kamu."Balas Dewa dengan tak kalah sewot.
Dewa memberikan buku absensi kepada Salsa."Ini kamu absen terlebih dahulu."Salsa menerima buku absensi yang diberikan Dewa.
Salsapun mulai mengabsen,
"Intan payung."ucap Salsa dengan menganti nama temanya.
"Intah Payung mana,apa masih lihat upin ipin budak kembar."ucap Salsa dengan nada becanda.
"Mana ada,nama gue Intan Permatasari.Bukan Intan Payung.''kesak Intan yang sedari tadi jadi bahan lelucon .
"Ada apa ini?"tanya Dewa yang sedari tadi fokos ke ponselnya.Mamatika sejenak karna mendengar keributan seperti pasar hewan saja.
"Itu Pak,masa nama saya Intan Permatasari,Salsa panggilnya Intan Payung.''Adu Intan ke Dewa.
Dewapun berdiri menghampiri Salsa yang sedang berdiri di tengah-tengah papan tulis sambil membawa buku absensi.
Dewa menyuruh mengabsen malah?Dasar anak yang tidak diharapkan orang tuani pasti.Gerut Dewa.
"Kamu tadi saya suruh apa?"tanya Dewa mendekat ke Salsa.
"Mengabsen Pak"balas Salsa menatap wajah Dewa lurus.
Dewa yang mendapat tatapan dari Salsa merasa ada aliran listrik.Dewa langsung memutuskan pandangannya.
"Lanjutkan"ucap Dewa,berjalan-jalan mengelilingi sekitaran bangku.
Sesekali Dewa mencuri pandangan ke arah Salsa.Tapi sang empedu tidak menyadarinya.
Salsa melanjutkan mengabsen dengan tidak ada lelucun lagi.Dan selesai.Kaki Salsa seperti habis lari maratun 1000 km.
"Sudah Pak."ucap Salsa menutup buku absensi dan memberikan kepada Dewa.
Dewa berjalan kedepan dan menerima buku absensi tersebut.Menyuruh Salsa kembali ke tempat duduk dan begitu pula dengannya kembali ke tempat duduknya.
"Oke,anak-anak minggu lalu Pak Abi memberikan tugaskan?Dan terakhir mengumpulkan hari ini.Silahkan bukunya dikumpulkan ke depan."Ucap Dewa,membuat Salsa ingat bahwa dirinya belum selesai mengerjakan tugasnya.
"Aduh,tugas gue kurang lagi."batin Salsa.
Semua siswa maupun siswi mengumpulkan tugasnya.Salsapun mengumpulkan bukunya terakhir dan menaruh bukunya di bagian bawah,supaya kalau dipanggil terakhir sendiri dan tidak kelihatan kalau dia belum selesai mengerjakan.
Dewa menyuruh Siswa membaca buku paket fisika terlebih dahulu.Dewa mengecek buku pekerjaan siswa dari bawah terlebih dahulu.Karena Dewa tadi melihat kalau Salsa mengumpulkan terakhir dan menaruh bukunya di bawah sendiri.
Dewa mengambil buku tulis Salsa,Dewa membuka bukunya.Baru halaman pertama sudah ada makian didalam buku Salsa.
Teruntuk guru fisika
Bapak/Ibu guru fisika,apa kalian tidak kasian kepada kami para murid-murid yang cantik jelita ini mengerjakan tugas sebegitu banyak dan susahnya.
Contohlah seperti guru lainnya,Kalau memberi tugas itu cuma satu.
Lha ini beri tugas satu bab,mana itu cuma ringkasan,belum lagi soal di buku.
Saya sebagai murid yang selalu menaati tata tertib sekolah setiap satu minggu sekali mau mengadakan protes,Pak.Supaya guru Fisika memberikan tugas itu sedikit jangan banyak-banyak.
By:Salsabila Putri.
Dewa membaca buku itu baru di halaman pertama.
"Kok tahan ya Pak Abi ngajar sisei kaya dia."batin Dewa mengelus dadanya.
"Sudah selesai bacanya?"tanya Dewa berjalan mendekat ke papan tulis.
Dewa mempunyai ide,untuk mengerjai anak didiknya.
"Silahkan salah satu presentasi.Bebas siapa saja."ucap Dewa dengan tersenyum tipis melirik Salsa yang sedang asik permain ponsel.
"Pak biasanya itu,Pak Abi dijelaskan dulu baru presentasi."ucap Kenzo yang tidak teriman dengan guru barunya.
"Itukan Pak Abi,ini saya Pak Dewa jadi terserah saya dong.Kalau presentasi sebelum dijelaskan itu lebih baik.Nanti saya beri nilai lebih."Ucap Dewa dengan nada datar.
"Itu yang dibelakang lagi ngapain."
Semua siswa melihat kebelakang tepatnya ke arah Salsa yang sedang asik bermain ponsel.
Salsa yang dilihat teman-temannya mematikan ponsel dan melihat ke arah depan.Tapi Dewa malah melihatnya tajam dengan mata elangnya.
Bersambung....
Jangan lupa Vote....