Bugh... Bugh...
"Akkh akh.. "
Suara pukulan demi pukulan diiringi rintihan ngilu terdengar dari balik jeruji ruang introgasi
Seorang pria dengan berbagai luka disekujur tubuhnya meringkuk di lantai penjara yang dingin berusaha menghilangkan rasa nyeri pada setiap jengkal bagian tubuhnya
"Cepat katakan dari mana kau mendapatkan semua narkoba itu? "
Suara seorang petugas kepolisian terdengar dingin dan tegas, tapi pria yang kini sedang meringkuk di lantai tetap bergeming tak mengindahkan apa yang ditanyakan
Petugas kepolisian itu pun geram dengan sikap diam dari pria tersebut
" hei apa kau mau mati sia - sia dengan tidak bersuara " tanya petugas polisi itu lagi
" gw udah bilang sama lo kan kalo barang itu bukan punya gw, di kelompok gw haram make begituan " sang pria menarik nafas panjang dan membali bersuara dengan menahan segala rasa sakit yang ad ditubuh nya
" gw lebih baik mati dari pada harus mengakui apa yang gw lakuin "
Tap
Tap
Tap
Suara derap langkah menghentikan ayunan tangan petugas polisi tersebut di udara, dia menoleh dan mendapatakan seorang wanita berdiri tegap dengan seragam kepolisian
" kamu bisa membunuh nya kalau terus memukulnya " wanita tersebut mengeluarkan suara yang merdu
" dia tetap tidak mau mengaku komandan " jawab petugas polisi itu kepada pimpinan nya
" biarkan saja dulu masukkan dia kedalam sel "
Sang polisi wanita pun berjalan menjauh
****
Suara hingar bingar musik terdengar memekakan telinga , para perempuan berpakaian seksi meliuk kan tubuh nya diatas lantai dansa.
Seorang wanita duduk di kursi bar , melambaikan tangan nya kepada seorang barrender meminta minuman coctail tanpa alkohol
Aprillia bactiar tengah duduk mata nya awas memperhatikan buruannya
Ya... April seorang polwan di bagian kriminal sedang menyamar dan memperhatikan buruan nya yang kini sedang duduk si sebuah sofa panjang dengan dua orang wanita seksi di kanan kiri nya sesekali April melihat laki - laki itu menggerayangi tubuh wanita - wanita yang ad disebelahnya dengan tangan nakal nya, April menatap jijik jika bukan untuk masalah pekerjaan dia tidak akan sudi. Menginjakkan kakinya ditempat terkutuk ini
"Huff... "
April menghembuskan nafasnya kasar, berpikir sejenak, matanya tetap awas memperhatikan laki-laki di sebrang sana, april melihat pergerakan laki - laki itu yang bangun dari duduknya dan berjalan menuju lantai dua bersama dengan wanita - wanita nya
April terus mengikuti laki - laki itu hingga langkah nya terhenti saat laki - laki itu berhenti di lorong dengan seorang laki - laki lagi yang menunggu laki - laki itu mereka mengobrol serius , April terus mengikis jarak diantara mereka agar bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi sial nya gerak gerik nya disadari oleh kedua laki - laki itu , agar penyamaran nya tidak ketahuan April berusaha mengalihkan perhatian mereka, April menarik tangan seorang laki - laki yang melewatinya kemudian dengan reflek april memeluk laki - laki itu sejenak April terpesona mencium bau maskulin bercampur bau tembakau pada laki - laki itu, kepalanya yang menyender didada bidang laki - laki itu membuat April salah tingkah hingga iya tersadar buruan nya sudah menghilang.
"Hei... "
Suara bariton dan serak menyadarkan April dari kenyamanan nya
" mau sampai kapan lo meluk gw, hah?? " tanya laki - laku itu dingin
April nendongakkan matanya lagi - lagi dia terpesona, wajah yang tegas, hidung yang mancung, mata yang tajam seperti elang, walaupun lorong itu dengan pencahayaan yang kurang april tetap bisa melihat ketampanan laki - laki di hadapan nya
" mau sampe kapan lo meluk gw?? Terus mau sampe kapan lo ngeliatin gw kaya gitu " ucap laki - laki itu lagi
April segera tersadar dari lamunan nya
" sorry... " april mengeluarkan suaranya tapi dia tidak berani menatap mata elang laki - laki itu, baru kali ini dia merasa terintimidasi setelah bertahun - tahun dia bergelut didunia kepolisian. Yang berisikan tindak kriminal dan kejahatan yang tidak jarang membahayakan nyawanya.
" makasih.. " ucap april sekali lagi dan pergi meninggalkan laki - laki di hadapan nya tanpa menoleh lagi
April menajamkan penglihatannya mencari kembali sosok buruan nya.
****
Seorang pria tampan mematikan rokoknya , bangkit dari duduknya berjalan disebuah lorong akan menuju kedalam kamar yang sudah dia pesan tentu dengan kehadiran seorang jalang yang akan memuaskan nya, memanfaatkan sisa tenaga nya, mencari sevuah kepuasan walau dia tau dia tidak akan pernah puas .
Billy Airlangga
Seorang pimpinan preman roxy, sebuah kelompok yang menguasai sebagian besar daerah roxy , seorang pimpinan kelompok warior berjalan dengan gagah, wajah nya yang tampan meski terlihat dingin tidak sama sekali mengurangi ketampanan nya, hidung nya yang mancung, rambut hitam legam yang sedikit berantakan membuat semua mata wanita memandang nya lapar ingin berada di atas ranjang sang warior, berada dibawa kukungan sang pimpinan preman yang terkenal sangat liar di atas ranjang.
Seketika langkah billy terhenti saat ada seorang wanita yang menarik lengan nya, tanpa permisi memeluk nya, menyandarkan kepalanya di atas dada bidang milik billy.
"Hei... "
Suara bariton dan serak milik nya menyadarkan sang wanita dari lamunan nya, namun sang wanita tetap bergeming seakan enggan beranjak dari kenyamanan nya
" mau sampe kapan lo meluk gw " ujar billy namun wanita itu tetap bergeming, billy menghirup bau vanila dari wanita yang memeluk nya saat ini, billy tersenyum kecil entah apa yang membuat dirinya tersenyum melihat seorang wanita dewasa yang dengan berani memeluk nya tapi bau parfum vanilla astaga ...
Wanita didepan nya mulai mengangkat wajah nya, memandang nya dengan raut wajah yang sulit diartikan, mata coklar wanita itu terus memandangnya tanpa berkedip didalam sebuah lorong yang kurang pencahayaan billy tetap bisa melihat wajah wanita itu yang cantik dimatanya, tanpa make up tebal, kulitnya yang putih tampak becahaya di dalam lorong yang temaram.
" mau sampe kapan lo meluk gw?? Trus mau sampe kapan lo ngliatin gw?? " ucap billy sekali lagi
Wanita di hadapan nya tersadar kemudian dia melepaskan pelukannya di tubuh billy
"Sorry... " ucap sang wanita yang mulai menunduk dan mengedarkan pandangan nya seperti mencari sesuatu
"Makasih " ucap sang wanita itu lagi seraya pergi meninggal kan billy tanpa menoleh lagi ke arah billy
Setelah kepergian sang wanita billy berniat melanjutkan langkahnya kembali pada tujuan nya untuk menuntaskan hasrat nya dan membuang sisa tenaganya, sebelum dia melangkah dia melihat sebuah seperti dompet kecil berwarna hitam di bawah kaki nya, billy merundukkan tubuhnya mengambil benda itu, membukanya
"Aprillia Bactiar, jadi lo polisi, bau vanilla " gumamnya, billy tertawa kecil mengingat seorang wanita dewasa, seorang polwan, bagian kriminal, tetapi dengan parfum vanila melekat pada tubuh wanita itu.