Lima Raja dan Tujuh Pendekar

Tahun 2300 DM 200 tahun sebelum perang 3 Dewa melawan Iblis sejati

3000 Tahun yang lalu

"Yuki cepat kemari!" Ayamure memanggil Yuki motto. "Siapa yang kamu panggil, Saya atau anda sendiri. "Awas Kamu jangan mencari ribut dengan kakakmu ini, aku pukul kamu jika tertangka olehku." kata Ayamure. "Tangkap Aku jika kamu bisa Kakak" kata Yuki motto. "Awas kau jika ku tangkap kamu akan saya hajar" kata Ayamure. Di depan Yuki motto menghadang seorang pria. "Kau!" Pria itu menghentikan Ayamure dan Yuki motto. "Ah! Pria itu sangat tampan" Kata Sakura yuki yang bersembunyi dibalik Pintu istana. Wajahnya bersemu merah melihat kearah Pria dihadapan Yuki motto. "APa yang kamu lakukan?" tanya sang pria pada Ayamure. "Saya sedang bersenang-senang dengan adik saya tahu!" kata Ayamure. "Kau bukan bersenang-senang itu membuly adikmu tahu." Kata Kotaresu. Swuut! Cring dia menagkat pedangnya Sambil menahan tangan Ayamure. "Kau ini menghalangiku saja!" kata Ayamure mengangkat pedangna. hampir terjadi bentrok diantara kedunya. "Kotaresu apa yang kamu lakukan? Dia itu wanita!" Seru Siryu datang menegur Kotaresu. Sakura bersemu merah di pipinya melihat ke arah kotaresu yang sangat jantan, dia bersembunyi di balik pintu Istana.

"Haruskan kamu sampai mengangkat pedangmu padanya" kata Siryu. "HUH!" Kotaresu menyimpan pedangnya. "apa anda menyukai ia?" tanya Kotaresu. Siryu hanya menggeleng dan pergi. Kotaresu berjalan keluar dia melihat Sakura yuki yang sedang bersembunyi. Wijaya menatap Yuki motto dengan tajam, yuki motto menjulurkan lidah sambil pergi. "Kau siapa namamu?" tanya Kotaresu pada gadis di depannya. "Namaku Sakura yuki" kata Sakura yuki sambil mukanya memerah. Kotaresu tersenyum sambil melewati sakura yuki, "Yang ku ingat hanyalah senyuman waktu itu.. Dia tersenyum dengan tulus" Sakura yuki mengenang. "Kamu jagalah anak-anak kita, saya akan segera kembali, Dia perfi begitu saja saat pertarungan terakhir melawan 7 Dewa Naga." "Saat itu Aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan. Tidak dapat melakukan apapun ketika dia menghilang dihadapanku. Aku hanya bisa menunduk dan meneteskan airmata. Dia sekarang kembali dihadapanku cintaku yang telah lama pergi" Sakura yuki murayama

Kembali ke massa sekarang

"Kamu bisa menganggapku Kotaresu" ucap Wijaya Kusumah. "Tidak kamu bukan Kotaresu, maafkan Aku" sahut Sakura yuki melepaskan pelukannya. "Akhirnya dia sadar juga!" kata Ratna wulan dengan suara tinggi. "Kakanda Apa yang sedang engkau lakukan Ayo kita pulang!" kata Ratna wulan. "Sepertinya ada yang cemburu" kata Sumadara. Diberi anggukan oleh Raterasu. "Tidak Saya ingin berada disini dulu" "Kakang apa kamu tidak ingat pesan ayahanda. Beliau telah menitipkanku kepadamu, kau ini yang seharusnya melindungiku." kata Ratna wulan. Wijaya hanya menunduk ketanah. Sakura yuki menatap Wijaya kusumah yang sedang menundukan kepala, "Antarkan saja dia!" kata Siryu pada Wijaya. Wijaya menatap Siryu dengan tajam, "Baiklah Ayo berangkat" "Ya" kata Ratna. Dia berjalan bersama Ratna wulan. Ratna wulan mengikuti Wijaya dari belakang seperti seorang anak kecil yang mendapatkan mainan baru. Dipandangan gadis itu Wijaya kusumah adalah sosok dia banggakan dan dicintainya.

"Ayo! Ayo Kakang Kejar aku!" seru Ratna wulan terus berlari secepat angin menggunakan langkah Naga Angin. "Tunggu Kamu ini.." Wijaya berlari mengejar ratna wulan.

Ditempat lain

Empat keluarga berkumpul Ame ryusaki dan yang lainnya. "Ayah engkau disini. Dimana Ibu?" tanya Ame. "Ibu!" Anne berseru dia berlari menuju Sakura yuki, "Puteriku! Akhirnya aku bertemu denganmu" kata Sakura yuki. Keluarga Siryu, Keluarga Raterasu, Keluarga Sumadara dan Keluarga Sakura yuki. Siryu dan kedua puteranya Kuzaki dan Ryuzaki berkumpul. "Kalian sudah dewasa anak-anakku." kata Siryu. Dia berubah menjadi sangat tua dengan muka berkeriput dan rambut beruban. Setelah energi kehidupannya diberikan kepada Dewatri. "Aku sekarang dapat menemui Ibumu lagi." kata Siryu. Tubuhnya ambruk arwahnya telah dicabut oleh malaikat maut kembali ke asal mula cahaya. "Ayah!" kata Ryuzaki lirih. Ryuzaki mendengar suara ditelinganya. "Jagalah Adikmu baik-baik Ryu" sahut suara itu. Reishi tak kuasa meneteskan air mata melihat puterinya hidup. "Anakku!" seru Reishi pada Dewatri. Dewatri menatap sedih Jenazah Siryu. "Kalian semua mari kita bangun kembali Desa ini kita akan membuat Negara yang bebas merdeka." kata Ame ryusaki. "Ya!" seru semua.

Ditempat lain

Dewatri sedang duduk didepan sungai dia sedang merenungkan kejadian yang menimpanya. Ame menuju kearah Dewatri yang sedang duduk termenung didepan sungai. Mengapa dia mengorbankan nyawanya hanya untuk diriku. Ame menyapa Dewatri mika "Hai!" "AH!" kamu mengagetkanku" kata Dewatri. "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Ame. "Aku sedang memikirkan sesuatu" kata Dewatri. "Kamu jangan terlalu berpikir macam-macam." kata Ame. "Ngomong-ngomong dimana kekasihmu?" kata Dewatri. "Ah Kau dia sedang berlatih pengendalian mutiara Naga dengan Dewi Sakura yuki Ibunya" kata Ame. "Kurasa Sang Ratu sendiri yang sedang mengajarkannya." Kata Dewatri. "Ah kepalaku!" Ame memegang kepalanya yang pusing. Dia melihat masa depan yang menakutkan dimana Anne dan Ani saling berhadapan, meraka bertarung dengan niat saling membunuh. "Hei Ame Kamu tidak apa-apa?" tanya Dewatri. Ame berkeringat deras wajahnya menjadi pucat. "Tidak! Wajahmu pucat" Dewatri berkata sambil mengelap wajah Ame ryusaki.

Bersama Anne "Ame pasti sedang menunguku, Ah! Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Anne. Hatinya merasa sakit. Dia melihat kekasihnya berada dipelukan Dewatri gurunya sendiri. "HuH Dia itu!" Anne beranjak dari tempat itu dengan hati kesal. "Ah saya jangan berpikir negatif mungkin Ame sakit seperti waktu itu, jika kepalanya pusing dia harus dipeluk" kata Anne "Aku akan menemui mereka" Anne pergi ke tempat Ame dan Dewatri.

Bersama Ame dan Dewatri "Kau masih mengigaukannya bahkan saat dia tidak disini" kata Dewatri. Sedalam itukah cintamu padanya." kata Dewatri dalam hati. Ame terbangun dari pingsannya. "Maaf sudah merepotkanmu" kata Ame. "Oh ya apa kamu melihat Ru bue?" tanya Dewatri. Ame hanya menggeleng. "Siapa itu Ru bue?" tanya Ame. "Dia yang menyelamatkan aku" jawab Dewatri. "Kita pergi ketempat Ayah mungkin dia tahu dimana Ru Bue berada." kata Dewatri. Mereka pergi ke tempat Sumadara dan yng lainnya.

Di tempat lain

Reishi, Raterasu, Ru bue, Ryuzaki, Shiro yume dan Sakura yuki berada. Mereka sedang membahas perjodohan Putera Raterasu Ame ryusaki dan Puteri nya Dewatri mika. "Sepertinya Ame sudah memiklih pasangannya sendiri " kata Raterasu. "Ah kalian sudah datang," kata Reishi. Anne datang seorang diri tidak lama kemudian Dewatri dan ame datang bersamaan. "Kami akan berbicara mengenai hal penting pada kalian Nak" kata Reishi pada Dewatri. Semua orang berkumpul disana. "Ayah ada apakah?" kata Dewatri. "Kamu akan dinikahkan" kata Reishi. "Hah Dinikahkan! Dengan Siapa?" tanya Dewatri.

Dengan putera sahabat ayah. Wajah Ryuzaki, Kuzaki, Ame Ryusaki dan Anne yume pucat. Anne menunduk sangat dalam. Dia adalah Ame ryusaki. Dewatri mika merasa tidak senang, tapi Dia sudah mengucapkan itu. "Tidak Ayah aku menolak. Bukan karena Aku tidak senag pada Ame ryusaki, tapi Aku tidak mau dijodohkan!" "Sudah Aku duga kamu seperti Ibumu soal pernikah" "Jadi siapa yang ada dihatimu nak" kata Reishi. "Ayah.. Apa kamu melihat Ru bue?" tanya Dewatri. "Dia melalui ruang waktu mungkin dia ke Surga" kata Dewatri. "Ayah jangan bercanda apakah dia sudah meninggal?" tanya Dewatri.

"Hmm!" Reishi kembali tersenyum tidak anakku tunggulah dia kalau kau berjodoh dengannya, dia akan kembali menemuimu" kata Reishi. "Dia itu makhluk abadi anakku" "Ya Ayah aku akan menunggunya, meskipun seribu tahun" kata Dewatri.