Chapter 97 kebangkitan Tujuh Dewa Naga dan munculnya sembilan pembunuh Naga

Pertarungan antara Shessomaru dan Amonyesta Shinjie alias Binatang bencana kiamat memasuki babak akhir.

Duaaarr! Duaaarr!

Shesomaru terlempar menuju ujung Istana. Kekuatan yang dilepaskan Amonyesta sangat luar biasa.

"Apa kita akan melakukan pertunjukan yang lebih yabaik?" Amonyests bertanya sambil meningkatkan KI dan tekanan Spiritual naga nya.

"Tentu saja sampai diantara kita ada yang mati atau sekarat" kata Shesomaru yang dikendalikan Permana Gelap. Dia berlari menuju Amonyesta.

"Bagh!" "Bugh!" "Bagh!"

"Blaaarr!"

"Bagaimana jika kamu ikut denganku?" Tanya Amonyesta menguluarkan tangannya.

"Jangan berharap!" Kata Shesomaru.

Kita kembali ke tempat Akeno

Setelah meninggalkan Shin di Kerajaan langit ke 4

Istana Dewa Matahari

Bugh! Bugh! Bugh! Para pengawal Gerbang Dewa berjatuhan pingsan.

"Bagus kalian menghalangi jalanku, Aku akan menemui ..." kata Sang wanita.

"Cepat menyingkir!" Lalu serangan datang. Sesosok laki-laki mengangkat tangan para Pengawal pun mundur.

"Ada apa kau datang kemari Wahai Dewi Naga ...." suara berat menggema dari laki-laki itu.

"Tentu Aku datang untuk membalas dendam setelah leluhur mu Akari Yui menyegelku di ujung alam semesta dimensi ketujuh." Kata Sang Dewi Naga.

"Kamu menggunakan wujud orang lain. Bagaimana kalau kamu memggunakan wujud aslimu?" Laki-laki berkata sambil dia bertransformasi menjadi pria muda dengan mahkota dan sembilan matahari menggantung di langit Istana.

"Baiklah jika itu yang kamu inginkan jangan salahkan Aku jika Istanamu hancur wahai Dewa matahari ..." kata wanita itu.

Dia merubah wujudnya menjadi lebih dewasa matanya berubah menjadi merah dengan pupil Naga berpola bunga rose. "Mata Naga keabadian Merah putih"

"Ametyse Ryu Jinnie atau bisa Saya panggil Dewi Naga Chaos. Mulai saat ini Kamu adalah musuh kami dan semua inkarnasi mu adalah musuh tanpa terkecuali" kata Sun Fuji yuma.

Sang Dewa Matahari mengunakan sembilan Matahari mengantung dilangit.

"Blaaarrr!" Ledakan dahsyat meluluh lantahkan Istana.

"Aku tidak akan bertarung melawan mu saat ini. Aku hanya datang untuk mengucapkan salam perkenalan kepadamu" kata Ametyse ryu Jinnie.

Nanti Inkarnasiku selanjutnya akan datang untuk mencabut nyawamu Tubuh Akeno yang disusupi Jiwa Ametyse ambruk

"Sangat disayangkan Aku tidak memilikiq tubuhnya" kata Sun Fujiyuma.

Kembali ke tempat

Shin Maryu dan Anne

"Kamu mau pergi kemana Ani?" Tanya Shin.

"Aku akan pergi ke suatu tempat. Bukan urusanmu sama sekali, lagi pula Aku bukan Ani isterimu" kata Sang Wanita.

"Aku tahu setelah perang itu Isteriku telah mati karena kamu masih hidup Anne" kata Shin.

"Meskipun begitu aku masih Kakakmu. Aku harus mengetahui kemana kamu pergi. Kamu tidak boleh melakukan hal yang bodoh" kata Shin.

"Aku akan ke tempat tadi dan bukan urusanmu" kata Anne.

Anne pergi ke tempat pertempuran Shesomaru dan Amonyesta Shinjie.

"Sialan Wanita tidak sopan itu!" umpat Shin maryu.

Pindah tempat ke Kerajaan Kematian

Dimensi yang dibuat Siryu Sang Dewa Naga hitam.

Pertarungan dua Dewi Naga legendaris antara Inkarnasi pertama Dewi Naga takdir Chaos dragon melawan Ratna Wulan sang Dewi Naga Langit generasi ke dua

"Srattt!" "Kurang ajar!" Umpat Shinta dia mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Kamu sudah menyerah untuk keluar dari tempat terkutuk ini ke dunia kehidupan Shinta!" Ratna wulan berkata sambil berubah menjadi wujud Naga yang sangat besar.

Shinta menatap Naga colosal berwarna biru muda yang menaungi di langit alam kematian.

Di tempat 8 Pendekar pembunuh Naga bawahan langsung Shinta yang diperintah langsung oleh Shinta saat perang tiga Dewa 20 ribu tahun lalu.

"Kenji bagaimana ini Ratu kita dalam bahaya?" Diah Ayu pitaloka bertanya.

"Kamu panah Naga biru muda itu" tunjuk Kenji pada Ratna wulan yang sedang terbang di atas langit dunia kematian. Pada Diag Ayu permatasari.

"Bukankah melawan Naga itu adalah tugas Ratna diah pitaloka." Gerutu Diah Ayu

Kenji aji soka menatap tajam diah Diah Ayu. "Huh Baiklah!"

"Wahai panah pembunuh Dewa dan Naga cakram semesta Dewa Panah Dewi Sri!"

"Sring!" Panah dengan panjang 1,5 dengan ujung cakram dan titanium dengan cahaya Ilahi yan sangat terang. Serta Busur Dewa Kama dengan warna hitam pekat.

"Diah Ayu membidik Naga berwarna biru langit bersayap 4 pasang.

Naga itu sedang membuat serangan pamungkas mengarah pada Shinta yang sedang terengah-engah.

"Serangan pamungkas badai angin kematian!" Semburan kuat angin mengarah kepada Shinta dengan kecepatan mematikan.

Panah itu ditembakan oleh Diah Ayu permatasari mengarah kepada Naga berwarna biru langit.

"Diah lepaskan anak panah itu!"

"Seribu panah mematikan Dewa cakra Paramistha."

"Swuutt!" "Swuuut! Swuutt! Swutt!

Satu anak panah menjadi seribu anak panah dengan kekuatan panghancur Naga melesat ke arah Ratna wulan.

"Maaf tetapi Aku harus membantu Saudariku!"

"Panah Sagitarius tembakan Seribu panah!"

"Swuutt!" "Swuuutt!"

Ratna wulan yang hujan panah menyerang dirinya menembakan serangnya ke arah panah yang sebagian menuju dirinya. Karena setengahnya ditahan oleh Kakaknya Upasara Kian manah dengan panah Sagitarius.

Arya kemuning berari menuju Ratna wulan dengan memukar tongkatnya.

"Huh Bodoh!" Dengus Diah wulan sari memegang tombak berlari mengejar Arya kemuning.

Upasara melihat itu berlari menuju Ratna wulan untuk menghentikan Arya kemuning untuk membunuh Ratna wulan.

Arya kemuning, Diah Ayu, Kenji Aji soka, dan Ratna diah pitaloka. Ketiga berjejer di depan Shinta.

Sementara Ratna wulan yang berubah kembali ke wujud manusia. Siryu muncul denan pakaian rusak dan tubuh yang babak belur.

"Apa kalian ber empat atau semua datang?" Shinta bertanya.

"Kami delapan pengawal Kerajaan Lubang dunia orion yang menguasai lima semesta datang semua Ratu ku" kata Kenji Aji soka.

"Maafkan kami mengurung anda di tempat terkutuk ini kamu harus berada disini sementara waktu. Kami akan pamit Ratu Dewi Shinta." Kata Kenji Akirayama berada diatas ke tiga Dewa Naga menandang dia adalah Pemimpin tujuh Dewa Naga legendaris.

"Tunggu!" Bentak Kenji Aji soka.

"Enak saja kalian pergi begitu saja!" Kata Diah Ayu permatasari.

"Memang apa yang ingin kamu katakan?" Upasara berkata.

"Aku ingin mengembalikan sesuatu ini ...." kata Ratna Diah pitaloka.

"Muai saat ini Aku tidak ada hubungan denganmu di medan perang jika kita bertemu lagi kita akan menjadi musuh!" Seru Ratna diah pitaloka.