Bab 8

Billy pun telah kembali ke kantornya. Ia mendudukkan dirinya pada kursi kerjanya.

Ia menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Kenapa ya sama gue?? Kok gue kayak kesel gitu pas lihat si Ando lunch berdua sama Fei?? Argh Zebilly!! What's going on with you?!!" monolog Billy lalu mengusap wajahnya gusar.

Leon tiba-tiba datang dan duduk di sofa ruangan Billy. Billy meliriknya sekilas.

Leon lalu mengambil majalah yang ada di meja depannya. Ia lalu membacanya.

"Yon, tadi pas lo balik ke sini, si Alzeando ikut balik gak?" tanya Billy.

Leon menahan tawanya.

'Roma-romanya si Billy cemburu nih sama si Alzeando yang dekat dengan Fei. Kalau dia tahu si Alzeando dan Fei masih di sana ketika gue balik, dia panas gak ya?' batin Leon terkekeh.

"Belum... kenapa lo??" tanya Leon.

"Gak apa-apa.. Lo udah hubungi Rika belum?" tanya Billy mengalihkan.

"Oh iya.. ya udah ini gue samperin aja deh dia di mejanya." ucap Leon beranjak dari duduknya untuk menemui Rika yang ruangannya berada di dekat pintu ruangan Billy. Sementara Billy melanjutkan pekerjaannya.

"Whatever lah soal Fei.. " gumam Billy lalu membuka laptopnya.

.....

Alzeando dan Fei baru saja menyelesaikan makan siangnya.

"Hmm makasih ya pak untuk makan siangnya.." ucap Fei. Bukannya menjawab, Alzeando justru mengambil sebuah tissue dan membawa tissue tersebut ke sudut bibir Fei yang kotor karena sisa makanan.

Dengan telaten, Alzeando membersihkan sudut bibir Fei. Hal itu justru membuat Fei deg-degan.

"Eh pak.. makasih pak.." ucap Fei. Alzeando mengangguk dan menjauhi tangan nya lalu membuang tissuenya sembarangan.

"Hm iya sama-sama..." ucap Alzeando. Fei tersenyum. Ia melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Pak.. kita balik ke kantor yuk pak.. sebentar lagi waktu makan siangnya habis.." ucap Fei mengalihkan.

Alzeando pun melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Oh iya saya juga belum sholat zuhur.. Sepertinya kita mampir ke mesjid pinggir jalan dulu.. Kamu mau sekalian sholat di mesjid ??" tanya Alzeando pada Fei.

Fei berpikir sejenak.

"Hmm iya pak boleh.. biar sekalian aja.." ucap Fei.

Alzeando pun mengangguk. Mereka lalu menuju mobil dan Alzeando pun melajukan mobilnya.

...

Darrell dan Wildan pun sedang menikmati makan siang mereka di ruang kerja Wildan. Wildan tadi memerintah Elin, sekretarisnya untuk memesankan makanan untuk mereka berdua.

"Eh Wil, itu beneran si Elin udah punya tunangan??" tanya Darrell penasaran.

"Gak tahu gue.. bukan urusan gue juga lagian.." ucap Wildan sambil mengunyah makanannya.

"Lah?? Jadi lo tahu dari mana soal dia yang udah punya tunangan??" tanya Darrell sambil mengunyah.

"Kepo banget sih lo.. gue tahu dari karyawan-karyawan gue yang ngomongin soal dia.. Terus kebetulan dia dengar, dan dia bilang ke mereka kalau sebenarnya dia sudah memiliki tunangan.." ucap Wildan meminum jusnya.

"Lah? Atas dasar apa dia bilang ke seluruh karyawan lo kalau dia udah punya tunangan?" tanya Darrell penasaran.

"Ya karena beberapa karyawan tuh gosipin gue sama Elin.. Mereka bilang kalau Elin tuh tebar pesona sama gue padahal ya enggak.. dia biasa aja juga.." ucap Wildan.

"Oh gitu.. Ya makanya lo juga jadi bos jangan jutek-jutek bin galak-galak amat lah Wil..Lo juga sih sama cewek galak banget.. Siapa juga yang mau sama cowok kayak lo??" ucap Darrell.

"Emang lo punya pacar?? Gak usah sok-sokan nasehatin gue deh lo.. Sesama jomblo tuh diem aja.." ucap Wildan.

"Ya elah gituan doang marah lo... Kan gue cuma kasih tahu lo.." ucap Darrell.

"Bodo amat gak penting soal perempuan deh.. Semua bisa dengan uang.." ucap Wildan menganggap sepele.

"Hey!! Gak semua perempuan bisa lo dapetin dengan uang doang... Mikir Wil.. kalau ada perempuan yang suka sama kita hanya karena kita sering kasih dia uang dan barang-barang mahal, itu artinya dia gak benar-benar cinta sama kita. Itu artinya dia cintanya sama uang dan harta kita.. Emang lo mau gitu punya pasangan yang cintanya cuma sama uang dan harta lo? Bukan lo??" ucap Darrell.

"Ya enggaklah.. sama aja bohong kalau gitu. Mending gue bayar orang buat ngurusin gue aja kalau gitu dari pada punya pasangan gak tulus.. Kalau orang iya emang kerja untuk kita karena duit, ya masa pasangan juga mau sama kita karena duit sih.." ucap Wildan.

"Makanya lo coba buka hati lo.. Tapi jangan sembarang buka juga.." ucap Darrell.

"Nanti Dar (Dibaca : Der) akan ada waktunya kok.." ucap Wildan.

"Oke sip deh... Duhh udah kenyang nih gue.. kalau gitu gue pamit balik ngantor ya.. Mau sholat juga sih.." ucap Darrell.

"Hmm iya.. SMP lo kebiasaan ya.. Siap Makan Pulang.." ucap Wildan

"Hahah kayak lo gak tahu gue aja.." ucap Darrell terkekeh.

"Iya iya tahu gue... rajin ya lo sholat wkwk.." ucap Wildan

"Oh iya dong.. Sudah beberapa tahun terakhir gue usahain buat lima waktu dan buang kebiasaan buruk gue.. Gue pengem hidup lebih baik dari hidup gue yang sebelumnya.." ucap Darrell.

"Baguslah kalau gitu Dar.." ucap Wildan

"Yoi.. gue pamit deh.. Assalamualaikum and thank you untuk makan siangnya.. sering-sering aja Wil wkwk.." ucap Darrell.

"Hmm.." sahut Wildan

Darrell pun pergi dari ruangan Wildan dengan terkekeh.

"Apa benar ya sama apa yang dikatakan oleh Darrell kalau gue harus membuka hati? Tapi dengan siapa?? Gue aja gak ada kenal sama perempuan.. Huuh.." monolog Wildan.

....

Leon pun menemui Rika di meja kerjanya.

"Rik, agenda perjalanan dinas si bos udah ada belum??" tanya Leon pada Rika berdiri di depan Rika yang sedang duduk mengerjakan pekerjaannya.

"Oh udah pak.. Sebentar saya print dulu.." ucap Rika mencetak agenda perjalanan dinas Billy.

Tak lama Rika pun selesai mencetak agenda perjalanan dinas tersebut.

"Ini pak... Nanti pak Billy bisa tanda tangan di sini ya pak.. " ucap Rika. Leon pun mengangguk.

"Oke thanks Rik.. Eh by the way ini ada berkas yang harus ditandatangani sama si bos gak? biar sekalian gue bawa.." ucap Leon.

"Oh iya kebetulan ada pak.. Ini pak.." ucap Rika mengambil berkas.

"Oke.." ucap Leon.

"Makasih pak.." ucap Rika tersenyum.

"Sama-sama.." sahut Leon lalu kembali memasuki ruangan Billy. Ia meletakkan lembar agenda perjalanan dinas untuk Billy dan juga berkas yang harus ditanda tangani oleh Billy di atas meja kerja Billy.

"Nih bil.. agenda lo.. ini berkas yang harus lo pelajari dan tanda tangani." ucap Leon

"Hmm letak aja di situ.. lo tolong dong ini siapin berkas kerja sama buat perusahaan PT. Rich Sentosa.. biar kita bisa segera urus semuanya.. Ntar kirimin email ke Alzeando juga untuk kerja sama bisnis baru ini.." ucap Billy sambil mengetik sesuatu di laptopnya tanpa melihat ke arah Leon.

"Oke bil..." ucap Leon dan akan melangkah menjauh dari sana.

"Hmm Yon, lo beneran gak mau ikut kerja sama ini? Ini menguntungkan lo.. Apa lagi lombok itu tempat wisata yang paling banyak diminati para wisatawan.. Resort kita di sana tentunya akan sukses dan maju.." ucap Billy.

"Takut gak keurus gue.." ucap Leon.

"Gak usah takut lah.. ini kan bisnis bersama antara gue, Alzeando, lo dan si Wildan.." ucap Billy

"Oh ya udah deh kalau gitu.. lumayan juga ya.. hitung-hitung gue belajar menjadi pebisnis sebelum benar-benar terjun di bisnis bokap gue.." ucap Leon.

"Nah iya.. Jadi deal kan?" tanya Billy.

"Iya dong.. Sipp... berarti saham masing-masing dua puluh lima persen kan ya??" tanya Leon.

"Yoi.. dan keuntungan juga dibagi sesuai dengan perjanjian.." ucap Billy.

"Sippp deh.. sekalian gue buat surat kontrak kerja sama buat gue sendiri dong ini wkwk.." ucap Leon.

"Wkwkkw iya.." ucap Billy.

"Okelah kalau begitu.. gue kerjain dulu.." ucap Leon lalu menuju sofa dan mulai berkutat dengan laptop.

.....

Thank You for reading..

jangan lupa vote nya...

Review nya jangan lupa.. Maciwww❤❤❤