19.

Pagi itu Jean mengabsen shift-nya lebih pagi. Sebenarnya, bisa dibilang pagi sekali. Tidurnya berupa kilasan-kilasan pagutan bibir Devlin, rangkulan tangannya yang menguasai dan hasratnya yang membara.

Dia terbangun beberapa kali, sampai akhirnya memutuskan untuk tidak tidur lagi dan segera bersiap ke rumah sakit. Jean memutuskan melakukan sesuatu untuk mengalihkan pikirannya dari Devlin, dan cumbuannya yang memabukkan.

Lorong masih dingin dan sepi ketika Jean sampai di ruang ganti suster. Dimasukkan perlengkapan dalam loker dan segera mengganti pakaian dengan seragam. Masih ada kurang lebih satu jam lagi sebelum shift-nya dimulai, Jean memutuskan untuk menunggu di ruang pantry lantai dua sambil menyesap perlahan kopi Latte yang masih panas.