21.

Begitu membuka pintu pantry lantai dua, Jean langsung menyalakan lampu dan bergerak ke mesin pembuat kopi. Tangannya otomatis memasukkan bubuk kopi dan menekan tombol berlabel Americano untuk Devlin dan Latte untuknya. Sambil menunggu, sesekali dia melirik ke belakang, ke tempat lelaki itu berdiri.

Hujan lebat disertai angin kencang menampar jendela. Gemuruh bergulung-gulung sesekali terdengar, bersusulan dengan kilatan petir dari suatu tempat di luar sana. Bahu yang lebar dan tegap itu menghadapnya, sementara kedua tangannya bertumpu pada jendela. Wajahnya, berupa siluet samping, sedang menatap keluar jendela. Keberadaan Devlin membuat Ruang pantry itu terasa sesak.

Suara mesin kopi yang berbunyi menarik perhatiannya kembali. Ketika Jean berbalik, lelaki itu sudah duduk di belakangnya. Devlin tersenyum tipis saat menerima uluran cangkir dari Jean. “Kau mengingatnya, atau … James juga penikmat Americano?”