1

Seorang pria terdiam, menatap mata indah seorang gadis yang pernah ia sayangi ,bahkan sangat ia sayangi. DULU. Sekarang jika ditanya apakah ia mencintai dan menyayangi gadis itu, kata yang akan keluar adalah PERNAH.

Entah mengapa sakit itu masih ia rasakan, bahkan ketika ia pergi dari kehidupannya, gadis itu muncul kembali ke kehidupannya.

Gadis cantik itu pun terdiam, berdiri tak bergeming, menatap seorang pria yang tengah duduk di bangku kuliah paling depan tepat didepannya berdiri sekarang.

"Prill, ayo perkenalkan nama kamu" ucap Pak Bandi, Dosen yang mengajar jam pertama dikelas Ali sekarang.

"Ehh.. iya pak. Perkenalkan Aku Prilly Latuconsina, kalian bisa panggil aku Prilly" Ucapnya

"Ada yang ingin ditanyakan ..." lanjutku

Prilly kembali menatap mata seorang pria yang mengangkat tangannya.

"Pernah menyakiti seseorang ??" Ucap pria yang bertanya yang tak lain adalah Ali sendiri

"Pernah, dan saya ingin mendapatkan maaf darinya." ucap Prilly sambil menatapnya

"Yasudah Prilly, silahkan kamu duduk dibangku belakang yang masih kosong "ucap pak Bandi

"Baik pak ,terimakasih" ucapku sambil berjalan menuju tempat duduku

"Ya sama- sama "ucap Pak Bandi sambil mengeluarkan materi yang akan dipelajari

"Kamu tau li ? aku kangen sama kamu, banget malah. Aku rindu sama kamu, maaf yah li aku udah bikin kamu tersakiti, tapi jika dengan aku mati, aku akan mendapat kan maaf dari kamu, aku rela mati demi kamu li ... itu semua aku lakuin semua demi kamu " ucap Prilly dalam hati setelah duduk barisan Ali paling belakang.

"Baik semuanya ... untuk materi kali ini bapak ingin kalian semua membuat satu puisi karya kalian sendiri ... sanggup??" ucap Pak Bandi jelas

"Baik pak..." jawab semua.

Disaat pak Bandi menyuruh membuat puisi karangan sendiri ,Prilly masih menatap Ali dari jauh ,Prilly tidak tau kalau akhirnya Ali akan benci pada dirinya. Tak lama..

"Sudah selesai puisi kalian ?" Ucap Pak Bandi

"Sudah pak !!" seru mereka

"Sekarang bapak ingin Prilly kamu maju, bacakan puisi yang sudah kamu buat " ucapnya lagi

Prilly pun maju kedepan sambil membawa buku dimana ia menulis puisinya ,sambil kembali menatap Ali ia pun menarik nafasnya lalu membacakan puisinya .

"Maaf. Kata itu sulit kudapatkan darimu...

Bodoh ... mungkin kata itu yang pantas untukku..

Saat aku menyia-nyiakan sebuah kesempatan.

Jika air bisa membuatku mendapatkan maaf darimu.

Akan ku bawakan lautan, sekalipun aku tak sanggup.

Jika darah bisa membuatmu memaafkan ku.

Akan ku lukai kulitku agar darah dalam tubuhku mengalir keluar untukmu.

Dan jika nyawa bisa membayar semua kesalahanku .

Aku rela mati demi kamu .

Aku sadar, aku tau, aku mengerti.

Meminta maaf tak semudah memaafkan.

Tapi, aku butuh maaf itu agar aku bisa hidup tenang tanpa rasa bersalahku.

Tolong mengerti aku ..."

Prok.. Prok.. Prok..

Semua orang di ruangan itu memberi tepuk tangan , kecuali Laki-laki yang duduk dibangku paling depan tepat di tempat ia berdiri sekarang, Prilly hanya tersenyum kecil melihat dan mendengar dan melihat semua orang diruangan itu memberinya tepuk tangan., disaat ia melihat Ali tiba tiba saja senyuman itu hilang seketika, dan Prilly masih memandang Ali yang tertunduk di tempat duduknya.

" Terima kasih " ucapnya dan kembali ke tempat duduknya sambil terus memandangi Ali sampai akhirnya pak Bandi memanggil Ali untuk membacakan puisinya didepan.

"Ali, silahkan kamu maju, bacakan puisi yang telah kamu buat di depan! " suruh pak Bandi

Ali pun maju membawa sepucuk kertas yang berisikan puisi buatannya, ia melihat kearah semua orang yang ada di dalam kelas saat itu , ia juga menatap Prilly dengan tatapan kebencian. Ali pun membacakan puisinya.

"Benci. dari sayang rasa itu jadi benci, Dari benci kini semakin jadi benci..

Jika api bisa membakar apapun yang ada di sekelilingnya. Kau lebih buruk dari api ..

Jika pisau melukai seseorang. Kau lebih kejam dari pisau..

Jika jarum bisa menusuk seseorang. Kau lebih buruk dari itu . .

Tak ada lagi rumah tempat aku dan hatiku berlabuh karena api telah menghanguskannya...

Tak ada kulit yang tak sakit ketika pisau melukainya. Dan pasti ada rasa sakit, walaupun hanya sebuah jarum yang menusuk...

Benci.. aku sangat benci.. " Ali

" Terima kasih "lanjutnya.

Semua memberi tepukan tangan yang sangat meriah untuk puisi Ali , kecuali Prilly yang hanya bisa melihat tatapan kebencian yang diperlihatkan oleh Ali. Semua yang ingin diketahuinya terjawab sudah dengan puisi Ali tadi , Prilly sedih mendengar puisi tadi karena Ali ternyata sangat membencinya.

"Li kamu masih marah yah sama aku?aku minta maaf li, tolong maafin aku. Aku gabisa kaya gini terus aku masih sayang sama kamu li " batin Prilly

"Oke terimakasih Ali dan Prilly. Semuanya kumpulkan hasil puisi kalian. Kelas berakhir" ucap pak Bandi karena bel sudah berbunyi.

***

Saat Ali sedang berjalan jalan di tepi lapangan basket, tak jauh dari Ali ternyata ada Prilly yang mengikuti Ali dan berjalan dibelakangnya tak jauh dari Ali ... tak lama ada sebuah bola meluncur kencang menuju kearah Ali, dengan cepat Prilly langsung berlari kearah ali dan BUKK...!!! Bola basket yang meluncur ke arah Ali langsung mengenai Prilly , Prilly menjerit kesakitan.

" aww... !! " pekik Prilly kesakitan, kepalanya terkena bola basket saat ia hendak menolong Ali tadii , Ali orang yang sangat membencinya. Orang yang ingin mendapatkan kata maaf darinya.

Brakk ... !!! Tubuh mungil Prilly terhempas jatuh ketanah. Beberapa siswa berlari mendekati Prilly , tapi tidak dengan Ali. Ia masih berdiri di tempatnya berdiri tadi, ia hanya menatap Prilly dengan tatapan kasihan.

"Ali... tolongin kalii li dia kan udah nolongin lu tadii.. ! "Ucap Mila kesal, Mila sekelas dengan mereka berdua tadi.

"Sakit yang dia rasa sekarang gak seberapa kok! Dibandingin sama rasa sakit yang lo buat sama gw !!" ucap Ali sambil pergi meninggalkan kerumunan anak yang sedang membantu Prilly berdiri.

Mila hanya menggelengkan kepalanya, ia heran dengan Ali, Ali yang ini itu bukan Ali yang Mila kenal. Selama dia kenal Ali dia bukan lah orang yang setega itu, apalagi kepada seseorang yang telah menolongnya. Mila membantu Prilly berdiri lalu mengajaknya pergi kekantin yang ada di kampus itu.

Prilly dan Mila sedang duduk di kursi kantin, makanan yang ada diatas meja Prilly hanya diaduk-aduk saja olehnya dan tidak ada yang ia makan. Prilly masih nemikirkan apa sebenci itu Ali pada dirinya.

"Lo kenapa Prill?" Tanya Mila

" Emm.. gak papa kok." jawabnya melihat Mila sesaat, lalu pandangannya teralih ke seorang pria yang duduk di meja kantin tak jauh dari meja mereka.. ya itu Ali. Lelaki yang sepertinya sudah tak ada hati lagi untuk Prilly. Prilly terus melihat kearah Ali, tapi Ali pun sama sekali tidak melihat kearah Prilly. Ia seperti tak melihat keberadaan Prilly dimatanya.

" li.. Aku ada disini..