Gabrielle Anantha, siapa yang tak kenal anak ini, anak kelas 10 tapi sudah membuat kehebohan karena ketampanannya, cowok tampan dengan segudang prestasi di cabang olahraga basket. Tak sampai disitu saja, dia juga pandai bermain skateboard, gitar bahkan drum,tak heran dia menjadi idola cewek-cewek di SMA. Dia terkenal dengan sifatnya yang misterius dan pendiam, dia terkenal di seluruh penjuru sekolah. Sifatnya yang dingin membuat cewek-cewek tertarik dengannya, dan mencoba mendekati. Tapi tak satupun dapat memenangkan hatinya.
Dia lahir dari keluarga yang cukup terkenal di daerah Jakarta. Keluarga yang cukup unik karena ayahnya beragama Kristen, dan ibunya beragama Islam, tapi dia memilih untuk mengikuti keyakinan ibunya. Hingga SMA dia belum pernah bertemu kakek neneknya, setiap kali dia bertanya pasti selalu berbelit-belit pada akhirnya.***
Walau terkenal misterius, tapi dia selalu menjadi idola kaum hawa. Dia memiliki seorang sahabat bernama Azrel, anak futsal yang terkenal di sekolah. Sifatnya bertolak belakang dengan Gabrielle, dia seorang yang periang dan banyak bicara. Sedangkan Gabrielle hanya akan bicara dengan orang-orang terdekatnya.
"Woi El, ngapain lo diem bae,"
"Oiya gue lupa, lo kan emang pendiem,"
"Dasar lo ya, begonya kebangetan," jawab Gabrielle.
"Yaudeh, ke kantin yok,"
"Males gue, mau molor,"
"Lailah lo ma gitu mulu,"
"Ntar, gue mau nutup mata,"
"Astoge, lo mau tutup usia?"
"Jangan ninggalin gue Gab, gua masih pengen punya temen kek lo,"
"Punya telinga kagak sih lo, mau tutup mata tidur gue,"
"Yaelah becanda doang gue. Buruan ayo, gue tinggal aja kali ye,"
"Bodo amat,"
"Yaudah gua tinggal ama anak-anak,"
***
Mereka berdua sudah kenal sejak SMP kelas VII sampai sekarang SMA kelas X, mereka bisa bersama selama itu entah kenapa mereka bisa tidak bosan. Mereka duduk di kelas X-Mipa 4 atau X-A4. Kelas yang paling terkenal di SMA, karena jumlah siswa nya yang sedikit dibanding dengan kelas lainnya. Kelas ini juga terkenal karena dominasi kelas ini adalah anak-anak cowok, berbeda dengan kelas lainnya yang berdominasi cewek-cewek. Kelas ini juga terkenal karena hampir seluruh teman-teman dekat Gabrielle ada dikelas ini.
Kelas dengan segudang cogan, ya itulah yang sangat terkenal. Kaum hawa selalu melewati kelas ini untuk berjalan menuju ke kantin,walau harus berputar jalan. Mereka tersuguhkan pemandangan di kelas X-A4.
Tempat duduk Gabrielle ada di bagian belakang kelas, pojok dekat dengan jendela. Itu adalah tempat favoritnya, dimana dia bisa melihat siswa-siswi lainnya sedang melakukan kegiatan di lapangan.
Gabrielle selalu tertidur di sekolah, dia selalu sampai di sekolah pukul 07:00 tepat, menaiki motor KLX balck goldnya. Dia selalu datang dengan memakai seragam terbuka dan kaos hitam sebagai dalam, dengan kacamata hitamnya. Dan tak lupa dia selalu membawa sisir dan pomade di tasnya.
Sesampai di sekolah dia memarkirkan motornya dan pasti angin tertiup kencang saat Gabrielle membuka helm nya, rambutnya yang panjang tertiup angin. Sinar matahari mulai muncul dan melalui celah-celah dedaunan, dia pasti selalu mengambil pomade dan menyisir rambutnya yang masih basah dan terkibas angin. Dan tak lupa membawa helmnya ke kelas.
Lalu pasti disusul oleh Azrel, Axel dan teman-teman nya yang lain, Azrel datang dengan motor Vespa Primavera nya dengan warna hitam menawan, dan tak lupa beberapa vape kesayanganya di sembunyikan di jok motornya. Dia selalu datang dengan waktu yang selisih tipis dengan Gabrielle, dia datang dengan helm bogonya dan kacamata hitam. Dia datang tak pernah memakai seragam, dia hanya memakai kaos hitam dan seragamnya hanya dia taruh di tas.
Mereka semua tak langsung ke kelas, mereka masih kumpul-kumpul di parkiran. Tak seperti Gabrielle, dia langsung membawa helm nya dan langsung ke kelas. Saat bel masuk Gabrielle akan mengirim pesan ke Azrel.
1 pesan dari Gabrielle Anying (itulah nama kontak Gabrielle di handphone Azrel)
Gabrielle Anying : "Janlup."
1 pesan dari Azrel Bacot
Azre Bacot : "Iya nying, gue tau ade lagi kagak?"
Gabrielle selalu melihat suasana pagi dari jendela kelasnya, melihat burung berkicau dan angin yang berhembus membuat pohon seolah menari. Angin yang sama, seperti angin biasanya.
Tiba-tiba Azrel datang bersama teman-teman lainnya.
"Noh pesenannya gue bawain,"
"Yoi, sip."
"Bentar lagi Popda kan ya?"
"Ya terus ngapa?"
"Gue tanya bego, bukan ngasih tau,"
"La elo aja ngomong nadanya kagak ada bedanya,"
"Lailah, sama aja kale,"
"Bedalah bego, nada orang tanya sama orang ngasih pernyataan tu beda. Temen siape sih lo,"
"Temen lo, masih nanya. Gini yang bego siape,"
"Serah lo dah, capek gua,"
"Gue juga bingung deh Gab, sama gue sendiri,"
"Apa lagi? Gua mau molor. Kalo absen bangunin gua,"
"Tunggu anying, apa Tuhan pas mbagiin otak gue ketinggalan kali ya. Gue mungkin telat makanya kebagian sedikit,"
"Iya kali ya Gab.... Woi denger kagak sih lu,"
Gabrielle yang tak memberi jawaban sama sekali, ternyata udah molor lagi noh bocah.
"Anjrit ye lo, gue lagi ngomong serius aja lo kacangin, giliran lucu lu dengerin,"
Tiba-tiba pintu kelas terbuka, seorang guru masuk ke kelas. Dan mulai absen sebelum pelajaran dimulai.
"Axelius Pradicka?"
"Hadir, Bu."
"Azrel Chandrawinata?"
"Hadir dong, Bu. "
Sampai berurutan dan mendekati nama Gabrielle.
"Woi bro, bentar lagi nama lo. Bangun anying,"
"Bentar lima menit lagi,"
"Kagak nyampe ini, bangun anjrit,"
"Iya ini udah bangun gue,"
Dan sampailah di namanya.
"Gabrielle Anantha?"
"Hadir."
"Udahkan, males banget gue mau molor lagi ni,"
"Ini baru pelajaran jam pertama bego, jan molor mulu lo,"
"Bentar, lagi pula gurunya juga kagak bakal bangunin gue,"
"Yaudah deh serah lo, penting gua dah bilangin,"
Yang benar saja guru itu benar-benar tak membangunkan Gabrielle di sepanjang pelajaran. Gabrielle bangun saat guru sudah berada di depan pintu setelah menulis pengumuman bahwa tiga hari lagi akan ada ulangan mapel matematika. Mapel yang paling dibenci oleh banyak siswa hahahaha.
"Gurunya mane?" tanya Gabrielle.
"Jam berapa sekarang?"
"Noh jam dinding liat, gurunya udah keluar lah," jawab Azrel.
"Astaga, selama itu gue tidur?"
"Iye, kata lo sendirikan gak mau gua bangunin,"
"Dah mimpi sampai mana lo?"
"Tadi gua mimpiin cewek bro,"
"Wah parah lo, gimane coba ceritain,"
"Kagak inget gue, gue cuma inget kalo ada cewek di mimpi gue,"
"Kek gimana orangnya, gua tau ni. Pasti noh yang didepan pintu," sambil menunjuk seorang gadis yang berdiri di depan pintu.
"Gabrielle, gue bawain lo kue nih,"
"Wah makasih cantik, lo kira Gabrielle lagi ultah hah,"
"Gabrielle, dimakan ya,"
"Jan sewot deh lo Rel, bilang aja lo naksir ya sama gue. Makanya lo ngomentarin mulu apa yang gue lakuin. Noh fans Lo didepan pintu," sambil menunjuk pintu belakang kelas.
Tiba-tiba segerombolan cewek-cewek datang menghampiri Azrel,
"Azrel makan di kantin yuk, sama aku,"
Ya begitulah, jiwa-jiwa playboy nya mulai keluar lagi kalau begini.
"Jangan, sama aku aja," sahut cewek lainnya.
"Yaudah sayang-sayangku, kita kekantin bareng yuk," Azrel berjalan menjauh dari tempat duduknya dan menuju ke kantin.
Dari kejauhan juga masih ada beberapa cewek-cewek mengantri ingin memberi sesuatu ke Gabrielle.
"Mau apa sih lo, Ya?"
Jawaban yang keluar dari mulut Gabrielle karena sudah muak, setiap hari selalu dikejar-kejar Kanaya. Kanaya adalah anak kelas X-Mipa 5, ya sebelahan dengan kelas Gabrielle.
"Gue pengen kita jadian," dengan wajah sok imut nya.
"Lo kira gue apa, lo sogok pake ginian mana mempan. Gua udah bilang berkali-kali jangan ganggu gue, jangan sampe gue kasar sama lo,"
"Tapi gue kan cuma pengen itu doang,"
"Lo kira gue sama kaya cowok-cowok yang udah lo bayar buat lo ajak jalan, trus lo pamerin lewat Instagram?"
"Justru itu lo itu beda dari yang lain, makanya gue bener-bener suka sama lo,"
"Asal lo tau ya, ini hati bukan barang yang bisa lo beli dengan segepok uang lo!"
Cewek-cewek lain yang menunggu diluar langsung masuk dan bicara.
"Iya, Ya. Mentang-mentang lo banyak duit trus lo mau beli segala hal dengan uang lo?"
"Lo tau nggak, emang uang bisa bikin bahagia. Tapi nggak semua bisa dibeli sama uang lo," sahut salah satu siswi yang juga pengen pdkt sama Gabrielle.
"Serah deh, gue mau keluar. Gue muak sama tingkah laku lo yang kagak ada abisnya,"
Gabrielle berjalan keluar kelas dan menyusuri lorong menuju lapangan basket. Tempat dimana dia bisa meluapkan emosinya, saat diperjalanan dia tidak sengaja menabrak Putri anak OSIS yang sedang membawa banyak kertas di tangannya.
Mereka tak sengaja bertabrakan dan kertas-kertas itu berhamburan tertiup angin. Mereka saling menabrak dan Putri terjatuh. Putri adalah anak OSIS yang sudah mengenal Gabrielle dari awal MPLS SMP bahkan lebih lama dari Azrel. Tapi mereka hanya sebatas saling mengenal, mereka juga tidak pernah sekelas sejak SMP.
"Sorry gue gak sengaja," ucap Gabrielle.
"Iya nggak apa-apa kok,"
"Eh lo, bukanya kita se SMP ya dulu,"
" Oh lo tau gue, gue kira...."
"Lo kira apa? Gini-gini gua juga kenal kali anak-anak OSIS,"
"Oh gitu ya, gue duluan ya. Hati-hati kalo jalan" kata Putri.
"Yoi."
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan masing-masing.
***
Hai Reader :)
Jangan lupa ditambahin ke perpustakaan pribadi kalian ya, maaf kalo ada kata-kata yang salah. Soalnya baru pertama kali :) hehehehe.
Jangan lupa share ke temen-temen kalian ya, kalo kalian suka :)
Kalo mau kasi komentar gapapa kok bakal jadi masukan, jangan lupa tekan bintang ya. Makasih udah mampir baca.