Secercah Harapan

"Udah telat lah Ndien. Usia seperti aku gini harusnya sudah sekelas manager, udah dianggep tua kalo di sini!" dengus Lisa kesal sembari membenamkan wajahnya ke bantal.

"Lamaran kerjaan lo ada yang lolos nggak?"

"Udah sekitar 50 lamaran gue kirim secara daring tapi belom ada atau nggak ada yang respon sama sekali. Ah gue capek Ndien, gimana kalo gue istirahat bentar. Leher gue sakit banget seharian ngeliatin laptop mulu!"

"Jangan patah semangat Lis," ucap Andien dengan semangat. "Selama lo masih hidup, berarti Tuhan masih ngasih lo kesempatan untuk berjuang!"

Mendengar perkataan Andien, hati cemas Lisa sedikit lebih ringan dan lega. Ia masih muda pikirnya, seharusnya ia tidak menyerah lebih awal.

Malam itu Andien dan Lisa makan malam seperti biasanya. Kedua sahabat itu bersantap ditemani sekaleng minuman bersoda dan camilan sembari membahas cerita remeh temeh kehidupan dua wanita lajang.

"Ngomong - ngomong Lis," tanya Andien tiba - tiba.