Tidak Ada yang Namanya Kebetulan

Melihat Lisa yang masih belum sadarkan diri semakin membuat hati Rangga resah. Wajah wanita itu mulai tampak pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya hingga turun ke kerah bajunya.

Pria itu kebingungan, ia tidak tahu harus berbuat apa untuk meredakan tubuh Lisa yang terasa dingin. Ia berputar - putar sambil berpikir. Apa yang sudah dilakukan kedua pria penyamun di lorong gang gelap nan sepi tadi pada Lisa? Apakah mereka memberi Lisa obat - obatan terlarang sehingga Lisa menjadi lemas seperti sekarang ini?

Rangga menatap wajah Lisa yang semakin tampak pucat. Tiba - tiba saja tubuh Lisa mulai kejang, seolah ia menggigil kedinginan padahal di kamar penginapan itu sama sekali tidak ada AC.

"Lis, Lisa! Ini gue Rangga! Bangun Lis! Lis lo nggak kenapa - napa kan?" ucap Rangga panik sembari menepuk - nepuk pipi Lisa dengan lembut. Alisnya bertaut, antara takut dan resah.