Menjadi Buah Bibir Tetangga

Beberapa jam telah berlalu sejak Kumala mendaratkan tamparan keras di pipi Lisa dan meluapkan seluruh emosinya pada Lisa. Wanita hamil itu masih duduk bersimpuh di depan pintu sambil mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk berdiri dan meminta maaf pada Ibunya.

Kedua lututnya terasa kaku dan nyeri setelah berlama - lama berlutut di depan pintu. Perutnya juga mulai terasa tidak nyaman karena duduk di posisi yang tidak seharusnya dilakukan oleh wanita yang sedang hamil tua.

Mau tidak mau Lisa harus tinggal di rumah Ibunya setelah sekian lama tidak pulang karena bekerja di kota lain. Ini adalah resiko yang harus Lisa tanggung, ia tidak punya pilihan lain. Sekalipun Rangga menawarinya tempat tinggal yang nyaman dengan segala jaminan hidup, ia bukanlah wanita tidak tahu malu, jadi Lisa lebih memilih untuk kembali ke rumah Ibunya. Paling tidak untuk sementara ini, hingga akhirnya ia kehabisan pilihan.

***