Tidurlah di Hotel!

Usai Lisa mengatakan itu, tiba - tiba muncul perasaan bangga di dalam dada Oscar. Ia sedikit menunduk dan mendekatkan bibirnya di telinga Lisa dan berbisik, "Syukurlah. Aku memang sengaja untuk melakukan itu, agar mereka semua tahu kalau kau adalah milikku."

Selanjutnya, langsung tanpa berkata apa - apa lagi, Lisa mendorong tubuh Oscar menjauh. Ia tahu kalau sekarang wajahnya pasti sudah lebih merah daripada buah tomat ataupun cat dinding berwarna merah.

"Apa kamu lupa kalau ini Indonesia!? Gimana kalau misalnya mereka nggosipin mereka dan mereka mengetahui kalau aku sebenarnya bukan orang yang baik - baik? Aduh, kamu tahu kan namanya tetangga, mereka pasti langsung nggosip satu sama lain! Gimana kalo misalnya lama kelamaan Ibuku tahu dan dia akhirnya tanya - tanya sama aku tentang subuh ini?" Tanya Lisa panjang lebar sambil memelototi Oscar yang berdiri tidak jauh darinya dan masih tertawa kecil itu.