Transfusi Darah

Ucapan Lisa, setiap kata yang keluar dari bibir wanita itu terasa seperti jarum jarum tajam yang menusuk hati Rangga. Sekarang Rangga merasa seperti mayat hidup yang seringkali disinari oleh sinar matahari.

Pada saat Rangga tidak tahu harus mengatakan apa, Hilda sudah terlebih dahulu mengaitkan lengannya dengan lengan Rangga. Wanita paruh baya itu mengernyitkan keningnya, merasa tidak terima mendengar nada dingin yang keluar dari bibir Lisa dan ditujukan kepada anaknya itu.

"Heh kamu siapa kok berani - beraninya ngomong seperti itu ke anakku!? Jangan pikir aku seorang wanita bodoh yang tidak tahu tentang apa yang terbaik untuk anak dan kelak cucuku ya! Asal kau tahu saja, sekali seorang wanita pendarahan hebat dan harus dipaksakan untuk melahirkan anaknya sebelum waktu yang ditentukan, dia akan kesulitan untuk hamil lagi! Kalau misalnya cucuku kelak akan selamat, aku dan Rangga masih bisa mencari wanita lain kok yang bisa mendidik anaknya nanti."