EPISODE 18

Hari mulai malam dan hujan akan segera turun. Geri mulai berjalan dengan putus asa dan rasa ketakutan yang mulai menjalar di tubuhnya, ketika Geri sadar Geri sedang tersesat sendirian dan tidak dapat menemukan camp perkemahan.

Geri terus berjalan menyusuri hutan dengan memegangi senternya erat-erat. Tak lama kemudian, Geri melihat sebuah rumah yang terbilang cukup mewah di depannya. Geri menghampiri rumah itu dengan ketakutan luar biasa yang mulai menjalari tubuhnya ini. Saat mulai memasuki rumah ini, senter yang kupegang tiba-tiba padam dan pelita di atas meja menyala dengan sendirinya. Geri menelan ludahnya sendiri, sambil mencoba tetap tegar.

Geri menyusuri seluruh isi rumah ini. Di ruang tamu Geri dapat melihat dinding yang dihiasi foto-foto lama hitam putih yang kusam dan tertutup debu. Tiba-tiba Geri melihat sesosok wanita tua yang memakai pakaian gaya tahun 1970 an yang wajahnya tidak terlihat karena gelap.

Geri bersyukur karena ternyata rumah ini berpenghuni. Namun saat itu juga tiba-tiba matanya terasa sangat perih dan gatal. Saat Geri mengedipkan matanya, sosok wanita itu tak terlihat lagi.

Waktu sudah tengah malam, hujan semakin lebat.Geri duduk di kursi sekeliling meja panjang sambil memandang salah satu foto wanita belanda. Geri melihat di foto tersebut terdapat tulisan-tulisan di bawahnya. "nyonya Nany mauret, meninggal 5 Januari 2020 karena r

Corona". "Astaga!! Berarti wanita itu bukan manusia!!".

Jantung geri seakan berhenti berdetak dan nafasnya seakan berhenti. Geri langsung bangkit dari kursi dan berlari sekencang mungkin. Geri berlari keluar tanpa mempedulikan di luar hujan. Sekilas Geri mendengar suara bisikan "kau harus mati, kau harus mati."

Geri langsung mempercepat larinya. Wanita itu melayang-layang di belakangnya sambil tertawa seram. Geri berlari ratusan meter jauhnya dari rumah tersebut. Hantu itu sudah tidak terlihat lagi. Geri terpaksa berjalan tanpa istirahat di tengah hujan yang kian deras. Geri berjalan cukup jauh hingga Geri melihat sebuah perkampungan di luar hutan ini.

Geri senang ini semua akan berakhir, namun saat aku hendak melangkahkan kakinya keluar, tubuhnya menjadi lebih rilex. Geri pun tidak mendengar kembali  bisikan itu lagi "mati, kau akan mati" yang segera disusul tawa itu lagi.