Reuni Teman Sekolah (1)

"Lupakan saja, lagi pula aku tidak mengenalnya, aku juga tidak ingin menebak teka-teki bodohmu lagi." Kata Bai Ye sambil meremas puntung rokoknya dan menguap, lalu melanjutkan kata-katanya, "Aku akan segera pulang, mandi, dan beristirahat. Kamu perlu tahu bahwa untuk mendapatkan kontrak yang merusak orang lain itu, aku sudah menembus banyak aturan dalam dunia hukum dan juga membuang hati nuraniku. Aku benar-benar tidak bisa lagi menyakitinya."

"Ternyata Pengacara Bai masih punya hati nurani."

Pengacara Bai Ye tersenyum tipis dan berkata, "Menurutmu masih ada berapa yang tersisa?" Ia menutup telepon lalu membuang puntung rokok ke tempat sampah.

Ketika melewati kamar Luo Nanchu, kebetulan ia melihat Luo Nanchu sedang menunduk dan menandatangani kontrak itu. Bai Ye berhenti dan melirik Fu Tingyuan.

Tidak ada ekspresi apapun di wajah Fu Tingyuan, namun entah mengapa ekspresinya justru menunjukkan bahwa ia merasa lega. Ia berdiri di hadapan Luo Nanchu dan ia tidak terlihat seperti sedang berpura-pura.

Sejujurnya, Bai Ye benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Fu Tingyuan saat ini. Yang pasti Fu Tingyuan sangat membenci Luo Nanchu.

Tapi jika ia membenci gadis itu, entah kenapa Fu Tingyuan malah membuat gadis itu menandatangani kontrak yang Bai Ye buat. Sebab, mengikat musuh agar selalu di sisinya sepanjang sisa hidupnya bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan orang normal.

Apa yang dikatakan Xiao Fengting memang benar, Fu Tingyuan benar-benar sakit jiwa.

  *

Luo Nanchu tinggal di rumah sakit selama satu bulan, setelah bekas luka di perutnya hilang, Fu Tingyuan mengirimnya ke sebuah vila yang ada di tengah gunung.

Bangunan vila ini sangat mewah, namun tidak ada banyak pembantu di sana, hanya ada satu pelayan perempuan saja yang sudah berusia lanjut untuk membantu pekerjaan Luo Nanchu sehari-hari.

Pelayan yang sudah tua itu mengajak Luo Nanchu ke kamar tidur yang ada di lantai atas dan pelayan itu juga berkata pada Luo Nanchu bahwa ke depannya ia akan tinggal di sana.

"Jika masih ada yang Anda butuhkan, jangan ragu-ragu untuk mengatakannya, saya akan meminta sopir pergi ke kota untuk berbelanja semua kebutuhan yang Anda perlukan." Katanya dengan sopan.

"Tidak perlu, terima kasih." Kata Luo Nanchu sambil tersenyum, "Sudah cukup untuk saat ini."

Dibandingkan dengan ruang bawah tanah tempat ia tinggal selama setengah tahun terakhir Kamar tidurnya sekarang cukup luas dan menghadap ke selatan, sehingga banyak sinar matahari yang bisa masuk ke dalam kamarnya. Jadi, tidak ada alasan baginya untuk merasa tidak puas.

Tampaknya Fu Tingyuan tidak berniat menahannya dalam hal pakaian, makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Dan juga ia masih belum menyiksanya secara ekstrim.

Luo Nanchu berencana untuk mandi, setelah itu ia akan tidur. Tiba-tiba ada sesuatu terlintas dalam pikirannya ketika ia hendak masuk ke kamarnya, ia lalu berbalik dan bertanya kepada pelayan, "Maaf, kapan Tuan Fu biasanya pulang?"

Pelayan itu menjawab, "Tuan Fu jarang pulang ke sini."

Luo Nanchu mengangkat satu alisnya ketika mendengar jawaban dari pelayan itu. Jadi, aku sengaja disembunyikan oleh Fu Tingyuan di sini? batinnya.

Saat ini seharusnya Fu Tingyuan tinggal bersama Bai Zhiyan, karena ia adalah pacar Fu Tingyuan. Entah akan seperti apa perasaan Bai Zhiyan ketika ia tahu bahwa kekasihnya itu menempatkan mantan istrinya di vila ini.

  *

Sepertinya Fu Tingyuan memang jarang datang ke vila ini.

Hampir seminggu Luo Nanchu tinggal di vila ini dan ia belum melihat Fu Tingyuan datang sekalipun. Ia benar-benar penasaran dengan tujuan pria yang membuatnya mau menandatangani kontrak itu.

Mungkinkah pria itu ingin melupakannya dan sengaja meninggalkannya di sini sendirian.

Luo Nanchu merasa senang dan sedikit merasa lega karena dengan tinggal di sini ia tidak akan bertemu dengan pria itu lagi. Tiba-tiba ia teringat beberapa cara tidak wajar yang dilakukan pria itu untuk melecehkannya. Namun, saat ini ia cukup lega bisa menikmati waktu luang tanpa gangguan.

  *

Matahari bersinar cerah. Luo Nanchu berbaring di tempat tidur dan bermain komputer.

Tiba-tiba ada bunyi 'tit tit tit' di aplikasi MSNnya. Ia menoleh dan melihat bahwa ada pesan dari temannya waktu SMA.

[Nanchu, besok ada acara reuni, apa kamu mau datang?]

Yang menghubunginya adalah ketua kelas ketika ia SMA dulu.

Ketika SMP dan SMA Luo Nanchu tidak mempunyai banyak teman, ia tidak menyangka akan mendapatkan undangan seperti ini dari teman sekolahnya dulu. Dan ini membuat Luo Nanchu terkejut.

[Aku tidak bisa datang. Ada urusan lain.]

[Jangan begitulah, Luo Nanchu. Sudah lama tidak saling bertemu dengan teman-teman lainnya, datalahlah dan berbaur dengan teman-teman yang lain.]

Luo Nanchu melihat layar komputer sambil menyangga dagunya dengan tangan, dan ia tidak bisa menahan tawa saat membaca pesan dari ketua kelasnya semasa SMA itu. Karena ia tidak yakin bahwa teman-teman sekolahnya tidak mendengar tentang kebangkrutan yang dialami keluarga Luo.