Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ketika perkataan itu terucap, tubuh Li Yan tiba-tiba diam membeku.

Dia mendongakkan kepala dan mendapati bahwa mata cerah gadis itu ditutupi dengan lapisan kabut saat ini, juga ada kebencian yang menyelimutinya.

Kebencian itu seperti senjata tajam yang menyayat Li Yan dengan kejam!

Membuat hatinya seperti terkoyak hancur!

Li Yan merasa semua kemarahannya telah menghilang, semua tindakan gilanya berhenti dalam sekejap.

Qiao Mu menyeka air matanya yang belum mengalir dan memelototi pria kasar di depannya. Bahkan jika tubuhnya tidak sanggup melawan pria itu, dia masih akan melawannya diam-diam!

Ekspresi wajah Li Yan sangat buruk, Qiao Mu seperti landak berduri yang menolak mengakui kekalahan sepenuhnya dan menganggap Li Yan sebagai musuh!

Tidak Akan Melepaskanmu Lagi!