Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Guan Yunxiang tersenyum tipis, "Kamu bahkan cemburu dengan temanmu. Jika kamu sangat peduli dengan kakak laki-lakimu ini, maka tinggalkan tunanganmu dan tinggal bersamaku."

"Aku tidak mau menemani bujangan sepertimu!" Sambil mengatakannya, Guan Baobei memandang Qiao Mu, "Mumu, kakakku masih lajang sampai sekarang!"

Ucapan ini mengandung isyarat tersembunyi.

Qiao Mu tertawa. Guan Yunxiang benar-benar memiliki obsesi yang serius terhadap adiknya. Dia bahkan tidak ingin membiarkan adik perempuannya menikah.

Melihat senyum di wajah Qiao Mu, mata hitam Li Yan menjadi muram. Wanita ini tersenyum sangat bahagia saat menatap ke arah Guan Yunxiang!

Guan Yunxiang melihat Li Yan dan berkata, "Tuan Muda Li, kudengar kamu sedang mendiskusikan bisnis dengan Murong Chao. Saat ini, kamu tidak mengawasi tindakan di sana tapi malah bermain di sini. Kamu benar-benar terlalu tenang ketika menghadapi orang seperti Murong Chao."

Tidak Ada Wanita Lain Selain Dia (1)