Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Setelah Qiao Ya tiba di rumah, wajahnya masih pucat. Dia masih belum pulih dari keterkejutannya.

Yu Tingyun yang melihatnya pun bertanya, "Qiao Ya, apa kamu sakit? Kenapa wajahmu terlihat sangat pucat?"

"Bu, aku mendapat masalah. Aku baru saja memprovokasi paman! Sosoknya benar-benar seperti ingin membunuh orang!"

Raut wajah Yu Tingyun menjadi suram dalam sekejap, "Untuk apa kamu memprovokasi pria itu ketika tidak ada masalah? Masih tidak apa-apa jika kamu tidak menyebutkan ini. Aku tanya padamu, trik kecil apa yang telah kamu lakukan dalam kerja sama dengan Perusahaan Li? Barang pasokan yang diberikan ke Perusahaan Li sama sekali tidak mencapai target!"

Qiao Ya panik, "Aku hanya ingin menghemat uang untuk perusahaan. Perputaran uang di Perusahaan Yu saat ini sedang sulit. Jika bisa menghemat uang dalam barang pasokan, itu akan sangat membantu kita. Aku pernah meminta pendapatmu, dan kamu juga setuju."

Kamu Yang Akan Menyesal Seumur Hidup (1)