Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

"Paman, aku bercanda. Kamu sama sekali tidak terlihat tua, bahkan kamu masih sangat muda!" Qiao Mu tertawa, lalu merangkak keluar dari pelukan Li Yan sedikit demi sedikit dan melarikan diri ke kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Li Yan melihat punggung Qiao Mu yang sedang melarikan diri, kemudian menggelengkan kepalanya tanpa daya.

Dia mengecek ponselnya dan melihat banyak contoh lamaran pernikahan yang telah dikirim oleh Nyonya Yu, seketika membuatnya merasa sakit kepala lagi.

Setelah sarapan, Li Yan mengantar Qiao Mu ke kampus, lalu kembali ke perusahaan untuk bekerja.

Ketika Qiao Mu melihat Chi Xia, dia mendekat untuk bertanya, "Xiaxia, saat kamu pergi dengan Su Chen kemarin malam, apakah kamu baik-baik saja?"

"Aku tidak pergi bersamanya. Setelah keluar dari hotel, aku segera naik taksi dan pergi," jawab Chi Xia santai.

Qiao Mu terkejut, "Mengapa kamu masih kaku dengannya? Kupikir kalian berdua sudah membuat kemajuan."

Qiao Mu, Aku Senang Bertemu Denganmu