Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ji Lan dibungkam hingga wajahnya memucat. Qiao Mu ini sungguh pintar berbicara sampai membuatnya tidak sabar untuk merobek mulutnya!

Kemudian Ning Tongtong memprovokasi, "Nona Ji, skill yang paling dimahiri Qiao Mu ini adalah berbicara, kalau tidak, dia tidak akan bisa merebut tunangan orang lain!"

Ning Tongtong dengan sengaja mengucapkan kata tunangan, untuk melihat reaksi Qiao Mu dan Ji Lan.

Ji Lan mengangkat dagunya dan melirik Qiao Mu dengan jijik, "Kalau begitu dia juga akan bisa merebutnya!"

Sikap dan perilakunya menunjukan seperti tunangan Li Yan.

Ning Tongtong menyaksikan Qiao Mu dengan tatapan menonton keributan dan seperti yang diharapkan, adalah pilihan yang benar mengundang Ji Lan untuk berpartisipasi dalam Paris Fashion Week. Dengan adanya tunangan sungguhan di tempat, bagaimana mungkin Qiao Mu bisa begitu sombong!

Kecemburuan dan Kelicikan Seorang Wanita (2)