Untungnya Aku Tidak Melewatkannya 

Li Yan melengkungkan sudut bibirnya, "Berjanjilah padaku bahwa kamu akan mendiskusikan apa pun denganku terlebih dahulu kedepannya, jangan menyembunyikannya dariku." 

"Baik." 

"Jangan keras kepala melampiaskan emosi padaku, aku memberimu hak untuk menjadi sombong, tetapi jika kamu tidak mematuhiku, maka aku juga akan memberimu pelajaran!" 

Qiao Mu cemberut, mengulurkan tangannya dan menggoyang-goyang jarinya yang terpasang cincin di depan Li Yan, "Hukum negara kita tidak mendukung kekerasan dalam rumah tangga." 

"Aku adalah hukummu, jadi aku yang memiliki keputusan akhir." 

Qiao Mu berpura-pura marah dan mendengus, tetapi ketika Li Yan tidak bisa melihatnya, sudut bibir Qiao Mu melengkung. 

Pria ini masihlah pria yang dikenalnya, terkadang mendominasi, lembut, galak dan hangat. 

Qiao Mu beristirahat di punggung Li Yan dengan perasaan tenang dan aman, akhirnya, debu belenggu di hatinya mereda.