Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Dia tidak menyangka bahwa orang yang berbaring di sampingnya setiap malam sebelum tidur dan setiap pagi ketika dia bangun, melihatnya dua kali lebih banyak saat ini, dan itu menjadi kemewahan. 


Perasaan ini sangat menyakitkan, rasa ditolak oleh Su Chen sangat tidak nyaman. 


 Chi Xia meletakkan piring buah itu dan duduk di samping tempat tidur. Melihat kemejanya menempel di tubuhnya, dia pasti merasa tidak nyaman ketika tidur. 


 Tiba-tiba lelaki itu membuka mata, sementara itu pergelangan tangannya tergenggam. 


 Karena cedera fisik, Su Chen bergegas kembali ke pesawat dan sudah lama tidak beristirahat dengan baik. Setelah makan, dia kembali ke kamar dan berbaring, dan segera tertidur. 


 Meskipun dia tidak jarang marah dari Chi Xia, tapi setidaknya wanita ini ada di sisinya dan hatinya terasa nyaman. 


 Insomnia berkepanjangan di luar negeri benar-benar mengendur pada saat ini. 


Satu Tangan Tidak Nyaman