Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Akhirnya, Su Chen berkata, "... Aku tidak suka makan hidangan yang dimakan orang lain. Lagi pula, aku punya tangan dan bisa memakannya sendiri. " 


Amy merasa malu, dan semua hasratnya dihancurkan oleh pria itu dengan dingin. 


 Sementara itu, Chi Xia makan sendiri dan menganggap dirinya sebagai orang luar. Dia hanya diam dan makan. 


 Qiao Mu tidak tahan lagi, "Xiaxia, sup merpati Tuan Su sudah dingin, tolong beri dia semangkuk lagi. " 


 Chi Xia tahu niat Qiao Mu dan sengaja menjodohkan dia dengan Su Chen, tapi sekarang dia tidak ingin mengurusi Su Chen. Dia berebut dengan wanita lain untuk menunjukkan kebaikannya pada Su Chen. Dia benar-benar tidak bisa melakukan hal semacam ini. 


 Dia meletakkan sumpitnya, tepat ketika orang lain mengira dia akan memberi Su Chensheng sup, detik berikutnya, dia berdiri, "... Aku akan pergi ke kamar mandi. " 


Bertarung Dengannya Sedikit Lembut