Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ibu Ye menjawab dengan dingin, "... Tuan Ling dan Xiao Nuan bukanlah orang yang sama. Bagaimana kamu tahu apa yang diinginkan Xiao Nuan? Xiao Nuan adalah putriku, tentu saja aku menjadi seorang ibu untuk kebaikannya.


 Ling Xi ingin mengatakan sesuatu, tapi Ye Nuan diam-diam memelototinya dan memintanya untuk tidak mengatakannya lagi. 


 Ling Xi hanya bisa diam. Ternyata dia terlalu mudah memikirkannya. Ibu mertuanya ini sama sekali tidak mudah dihadapi! 


 Makan cukup aktif, selain perlakuan khusus Ling Xi, orang lain juga makan dan minum dengan baik. 


 Benar saja, Mama Ye sengaja mengincar Ling Xi. Ye Nuan mau tidak mau curiga bahwa mamanya sudah mengetahui hubungannya dengan Ling Xi. 


 Setelah makan, Ibu Ye meminta Ye Nuan untuk menemani tamu di ruang tamu. Setelah beberapa saat, Ibu Ye mencuci buah dan meminta Ye Nuan untuk masuk ke dapur. Ling Xi berinisiatif untuk masuk ke dapur. 


Katakan, Kita Akan Selamanya