Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ibu Ye berkata dengan suara tercekat, "... Xiao Nuan, apakah kamu benar-benar tidak bisa kembali? Mengapa kamu tidak mau mendengarkan ibu? Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menyesal nanti? 


 Ye Nuan mendongak, "... Bu, apakah Anda menyesalinya? Apa kau menyesal bertemu ayahku? Menyesal Melahirkan Saya? 


 Ibu Ye mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Mengapa dia tidak menyesalinya? Selama bertahun-tahun, dia telah menyesalinya, tetapi mengapa dia tidak mengatur pernikahan dengan baik dan membiarkan orang lain ikut campur! 


 Ada beberapa hal yang tidak berguna untuk menyesalinya. Jalannya sendiri, tidak ada pilihan. Ia tidak menyalahkan orang lain, tetapi ia tidak menyesal telah melahirkan Ye Nuan. Putri ini adalah kebanggaan hidupnya. Ia berterima kasih kepada ayah Ye Nuan karena telah memberinya seorang putri. 


 Ibu Ye tidak berbicara, dan Ye Nuan sudah tahu jawabannya. 


Benar-benar Mencintainya (2