Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Qiao Wei melihat wajah orang itu yang tidak bisa menahan tawa, "... Jadi, apa kamu yang mengirim postingan kemarin malam?" 


"Itu aku! Aku ingin semua orang tahu …… 


 "Xiao Yao!" Sebelum Tang Xiaoyao selesai berbicara, Sun Tiantian memotongnya. 


 Tang Xiaoyao menyadari bahwa dia telah membocorkan rahasia itu. Dia mendengus jijik, "... Aku yang mengirimkannya. Apa yang bisa kamu lakukan padaku? Yang aku katakan adalah fakta. Jika kamu berani melakukan hal seperti ini, kenapa tidak ada orang lain yang mengungkapkannya? 


 Qiao Wei tersenyum acuh tak acuh. "... Aku tidak bisa melakukan apa pun kepadamu, tapi hukum bisa, sangat tidak kebetulan, tapi aku dari hukum. Izinkan aku mengingatkanmu, kamu memfitnah aku dan melanggar hak potret aku, itu sudah merupakan kejahatan. " 


 "Kamu!" Tang Xiaoyao memelototi Qiao Wei, "... Siapa yang kamu takuti? Apa aku melanggar hukum?" 


Serangan Tanpa Akhir