Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

 Dia sama sekali tidak menganggap serius ancaman dan peringatannya! 


 Kemudian, suara pria itu terdengar lagi, "... Tidak baik untuk siswi? Hubungan kita, hanya guru dan murid? 


 Sejak kapan mereka bukan guru dan murid? Mereka jelas-jelas hanya guru dan murid, oke! 


 　　"Berpura-pura bodoh?" Shen Yi mengangkat alisnya, "... Kamu sengaja mengintipku, tapi malah menggigitku? Terus terang, apakah Anda tidak tertarik padaku? 


 Apa maksudnya dia sengaja mengintipnya! 


 Apa maksudmu, dia tidak berniat baik padanya?! 


 Qiao Wei sangat marah sampai tidak bisa berkata-kata. "... Jangan bicara sembarangan, aku tidak melakukannya!" 


 Shen Yi mengangkat tangannya dan menepuk kepala Qiao Wei dengan lembut, lalu berkata dengan penuh pengertian, "... Tidak perlu berdalih, aku sudah menyimpannya untukmu. Tentu saja aku mengerti pikiranmu. " 


Apa Kamu Tidak Berniat Lain Padaku? 3