Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Qiao Wei berpikir begitu lama, kepalanya terasa sakit, dan akhirnya dia menyerah. Mungkin dia hanya seorang pria sejati. 


Keesokan harinya, Shen Yi tidak ada di sekolah. 


 Menjelang tengah hari, Qiao Wei memberi Shen Yifa pesan dan bertanya apa yang dia lakukan dan apakah dia makan. 


 Shen Yi langsung meneleponnya dan bertanya sambil tersenyum, "... Kamu begitu peduli padaku, aku belum makan, apa kamu mau datang mengantarkan makanan untukku?" 


 "Oke, tunggu!" Qiao Wei menjawab dengan cepat. 


 Shen Yi mengira gadis ini sedang bercanda, dia juga tidak peduli. 


 Namun, setengah jam kemudian, ada pengiriman makanan ke perusahaannya. 


 Qiao Wei mengirim pesan tepat waktu, "... Kamu melindungiku kemarin. Ini adalah balasan atas kebaikanku kepadamu. " 


 Shen Yi melihat makanan yang dikirimkan di depannya, sudut mulutnya sedikit terangkat. 


 Beberapa hari berikutnya, kehidupan Qiao Wei berjalan selangkah demi selangkah. 


Apakah Kamu Tertarik?