Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Bagaimana mungkin perasaan bisa benar-benar berubah? 


Qiao Wei tahu betul di dalam hatinya bahwa jika Su Chenchen benar-benar bisa melakukannya, dia tidak akan diam-diam menyukai Li Zhuo selama bertahun-tahun. 


 Salah satunya adalah kakak kandungnya dan yang lainnya adalah teman dekatnya. Qiao Wei, orang luar, hanya bisa melihat kedua orang ini terus seperti ini. 


 Malam sudah larut dan lampu asrama sudah dimatikan. 


 Su Chenchen berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan suara napas Qiao Wei yang sedang tidur nyenyak. Dia menatap rumah gelap itu dengan mata terbuka. 


 Entah karena pengakuan Chen Xiang atau karena ucapan Qiao Wei barusan, dia benar-benar insomnia. 


 Setelah dia tergoda, hanya ada satu orang di hatinya dari awal hingga akhir, dan tidak ada orang kedua yang bisa ditoleransi. Bagaimana dia bisa goyah karena pengakuan orang lain? 


 Yang membuat suasana hatinya tidak tenang adalah ucapan Qiao Wei itu tepat mengenai kerapuhan hatinya. 


Tidak Rela