WebNovelGeVa50.00%

3 | GeVa

Vania membuka pintu kamar nya dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Vania berjalan ke arah kasur nya dan membaringkan tubuhnya.

Ting !

Ponsel Vania berbunyi dan terdapat notif masuk tetapi Vania tak mengenali nomor ini.

"nomor siapa ini?"gumam Vania

Lalu Vania membuka pesan itu.

0895********

Hidup ada dua suasana yaitu kesedihan dan kebahagian. Jika kamu hari ini bersedih maka hari esok akan bahagia.

#GeVa

Vania sangat bingung dengan kata kata ini, tentang kesedihan dan kebahagian tetapi kenapa orang ini bisa tau kalo ia sedang bersedih.

"Siapa sih? Geva siapa?"bingung Vania

"ck, nomor nyasar palinglah."kesal Vania.

Mata Vania mulai memberat, ia mematikan ponselnya di atas meja samping kasurnya, lalu memejamkan matanya.

¤¤¤¤

Pagi hari ini Vania bangun lebih awal daripada penghuni rumah.

"Hallo sya."

"kenapa Van?"

"udah siap belum?"

"Udah, gue lagi keluar rumah."

"oke, gue tunggu didepan komplek."balas Vania, lalu memutuskan sambungan telefonnya.

Vania dengan pelan pelan membuka pintu kamarnya dan membuka pintu rumahnya, setelah berhasil Vania menghela nafas lega.

Lalu Vania berjalan ke depan komplek rumah nya, sangat sunyi pada jam enam pagi.

Saat Vania sampai di depan komplek, sudah ada mobil Gersya di depan komplek rumahnya.

"Lama nggak Sya?"tanya Vania

"enggak, baru nyampe juga."jawab Gersya.

"Yaudah. kita jalan, soalnya ada yang gue cari."

Gersya yang penasaran lalu menoleh ke arah Vania dengan alis yang terangkat sebelah.

"Cari apa?"penasaran Gersya

"Nanti gue kasih tau."

Gersya mengangguk kepalanya lalu melajukan mobilnya menuju ke sekolahanya.

Setelah 20 menit, mereka sampai di depan gerbang sekolah.

"belum di buka gerbang nya Van."ucap Gersya.

"Kita lewat gerbang guru aja."jawab Vania santai.

Sedangkan Gersya melongo saat mendengar jawaban Vania.

"Lo yakin?"tanya Gersya memastikan.

"iya, kenapa lo takut gara gara kita lewat gerbang guru?"tanya Vania

"gerbang itu kan udah lama nggak kepake Van."takut Gersya.

"nggak papa."

Gersya menurut perkataan Vania, lalu ia memutar mobilnya dan melewati gerbang guru.

Setelah sampai di depan gerbang guru, Vania keluar lebih dulu lalu masuk ke dalam gerbang itu.

"Van, tungguin gue dong."rengek Gersya.

"cepetan jalannya."kesal Vania.

Saat Gersya melangkah tiba tiba.

Krek.

"VANIAAAA."teriak Gersya histeris.

Sedangkan Vania hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Gersya goblok, lo itu nginjek ranting pohon."ucap Vania kesal.

Lalu Gersya menundukan kepalanya ke bawah, benar saja ia telah menginjak ranting pohon yang kering.

"hehe, maaf gue nggak tau."kekek Gersya.

"Yaudah, ayo cepet. Kita harus ke ruang tata usaha sekarang."ajak Vania menarik tangan Gersya.

Gersya mengikuti setiap langkah Vania, dan sampailah mereka ke tata usaha.

"Pintu nya nggak dikunci Van."ucap Gersya membuka pintu tata usaha.

"cepet masuk, sebelum guru pada hadir."suruh Vania.

Mereka memasuki ruang tata usaha, Vania mencari berkas berkas dara dari kelas Sepuluh sampai jelas dua belas.

"Gue ketemu."sorak Gersya menemukan berkas data data siswa Tunabangsa.

Vania menghampiri Gersya dan mengambil berkas berkas itu dan membawanya di sebuah meja.

Satu persatu Vania mencari nya dengan teliti tetapi hasilnya nihil.

"sial, nggak ada."umpat Vania.

"lo nyari nama siapa sih?"heran Gersya.

Vania mengambil ponselnya dan membuka sebuah pesan dan memberikannya ke Gersya.

Lalu Gersya membacanya.

"Geva siapa Van?"tanya Gersya bingung.

"Kalo gue tau, gue juga nggak akan nyariin nama ini."kesal Vania.

Gersya memikirkan sesuatu.

"atau dito?"curiga Gersya.

"nggak mungkin, dia nggak punya nomor gue."

"emm, atau Ari."

"Gak mungkin juga Sya."balas Vania.

Vania dan Gersya membereskan berkas data data siswa lalu mengembalikan ke tempat seperti tadi.

"Ke kelas sekarang."ajak Vania.

Lalu Gersya mengikuti langkah Vania.

Saat sampai di kelas, keadaan sunyi belum ada murid yang datang sepagi ini.

"Kira kira siapa yang ngirim pesan ini ke lo?"tanya Gersya.

Vania menoleh ,"untuk saat ini gue belum punya kira kira."

"terus gimana Van?"

"gue nggak tau."acuh Vania.

"Tapi orang ini kayanya tau tentang masalalu lo."

"kalo bener tau, kenapa harus menyembunyikan dirinya."heran Vania.

"kalo bener tau, kenapa harus menyembunyikan dirinya."heran Vania.

"Mungkin biar terlihat seperti teka teki."jawab Gersya.

"nggak mungkin."

"nggak mungkin gimana Van?"tanya Gersya.

"Nggak mungkin kalo orang itu tau masalalu gue."

"Ck, yaudah deh terserah lo aja."putus Gersya.

Vania meletakkan kepalanya di atas meja dengan beralasan kedua tangannya.

"Sya, Nanti bangunin gue kalo udah rame sekolahnya."

"Oke.

Lalu Vania memejamkan matanya, dan pergi kedunia mimpi.

Gersya yang merasa bosan, ia mengeluarkan ponsel nya, dan memainkan game pou nya.

Saat Gersya memainkan ponselnya, tiba tiba ada buntelan kertas yang terlempar dari luar kelas.

Lalu Gersya mengambilnya dan keluar kelas melihat siapa yang melemparnya, tetapi hasilnya nihil.

Gersya membuka buntelan kertas itu, dan berisi tulisan.

Kita hidup bukan hanya untuk mengingat masalalu, tapi juga untuk mengingat bahwa masadepan itu ada.

#GeVa

"Geva lagi."gumam Gersya.

Lalu Gersya pergi ke tempat Vania berada.

"Van bangun."panggil Gersya dengan menggoyang goyangkan bahu Vania.

Vania yang merasa terganggu ia mengangkat kepalanya dan mengumpulkan nyawanya lalu menatap Gersya.

"kenapa?"tanya Vania dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Baca ini."suruh Gersya, sambil menyodorkan kertas itu.

Vania mengambil alih kertas dan membaca nya.

"lo dapet dari mana?."tanya Vania.

"Tadi ada yang ngelempar dari luar kelas, terus gue keluar untuk ngelihat siapa yang ngelempar, tapi hasilnya nihil nggak ada orang di luar kelas."cerita Gersya

Vania berfikir, siapa yang mengirim kata kata untuk menyemangati dirinya.

"Gue rasa. Orang itu nggak jauh dari sekeliling lo."ucap Gersya tiba tiba.

Vania mencerna perkataan Gersya, jika benar orang itu benar benar ada di sekelilingnya tapi siapa orang itu.

Apa orang itu bang Geo. Batin Vania.

"Van."panggil Gersya.

"Haa? Kenapa?"tanya Vania gelagapan.

"Eh, malah bengong."

"Sorry sorry."kekeh Vania.

Gersya hanya membalas dengan senyuman nya, dan membiarkan Vania berfikir.

"Apa mungkin itu bang Ge...

"VANIAAAA SAMLEKOM."teriak Ari dan di sampingnya terdapat Rizki.

"Ngucapin salam itu yang bener."kesal Vania.

"Hehehe, maaf beb. Gue ulangin deh."ucap Ari, sedangkan Vania bergedik ngeri.

"Assalamualaikum."salam Ari lembut.

"Waalaikumsalam."jawab Vania dan Gersya.

"Ko tumben kalian berdua udah dikelas duluan?"tanya Rizki.

"Males berangkat siang."singkat Vania.

"kenapa?"curiga Ari.

"kepo lo nyet."jawab Gersya.

"heh, enak banget lo ngomong. Muka ganteng gini di bilang nyet."nyolot Ari.