Warning !! 17 ++ ( Bagi yang tidak suka adegan sejenis boleh di skip )
Keesokan harinya aku terbangun, aku menatap Rudi yang masih tertidur di sampingku, aku bangun dan menuju kamar mandi, kucuci mukaku dengan sabun khusus dan berkumur dengan cairan pembersih. ku ambil handuk kecil dan mengelap mukaku. Aku kini lebih segar dan fresh. serelah itu keluar kamar mandi aku terkejut ternyata Rudi sudah bangun dan duduk di pinggir tempat tidur tapi dia masih mengusap wajahnya, sepertinya masih pusing.
"Pagi ! mau minum ?" tawarku pasti mulutnya kering, aku menuju lemari disana aku menyimpan persediaan botol air mineral kecil dan juga sebuah gelas. kuberikan kepadanya. Ia meminum dengan cepat dan langsung habis.
"Terima kasih !" Jawabnya ia bangun dan berdiri, badan tegapnya hampir jatuh. aku yang sudah menyimpan gelas menangkap tubuhnya.
"Mau kemana ?" tanyaku.
"Buang air kecil !" jawabnya singkat aku melirik ke bawah pusarnya terlihat batang nya sudah mengeras tercetak nyata di balik cd putihnya.
"Mau ku bantu ?" aku menelan ludah, Dia menatapku tajam dan menggeleng ia melepas pekukanku dan menuju kamar mandi. Aku terdiam dan merasa bersalah aku mendengar dia sedang mandi. Aku biarkan saja, dan membuka lemari pakaianku mencari baju, celana panjang dan cd baru buat Rudy dan kusimpan di tempat tidur ternasuk handuk tadinya akan kuberikan takut dia marah sebenarnya pintu kamar mandi tidak di kunci bahkan agak terbuka, sekilas aku melihat tubuh telanjang Rudy yang sedang mandi, perlahan kusimpan handuk di atas toilet.
Aku pun ganti baju dengan kaos dan celana pendek, setelah itu menuju keluar kamar dan dapur. Aku akan membuat sarapan pagi, nasi goreng saja, takut tidak suka roti. Aku bisa memasak seperti ini pertama kali, ketika aku tinggal di apartemen di Singapura, walau ada pembantu orang Philipina tapi aku juga belajar pengen masak sendiri. Puncaknya ketika aku kuliah di Sidney ketika aku sendirian tinggal di apartemen.
Tak lama aku mendengar seseorang keluar dari kamar dan itu Rudy dia memakai baju yang telah kusiapkan sebelumnya terlihat tampan dan gagah.
"Makanlah elu pasti laper, karena hangover semalam !" ujarku padanya, ia duduk di meja makan dengan nasi goreng di depannya. Dia terdiam.
"Kenapa ? jangan khawatir engga ada apa-apa di dalamnya !" kataku dia hanya menatapku dan kemudian mulai memakannya. aku bangun dan mengambil minuman segelas orange jus dan meletakannya di meja.
"Sorry, pakaian elu gue cuci ! soalnya elu sempat ... ! kamu tahulah kalau mabuk !" dia sempat menatapku dan kembali makan. Rudy tidak mengatakan apapun.
Akhirnya makanan buatanku habis juga, aku mengambil piring bekas makannya dan kucuci kembali.
"Elu ... Homo ?" tanyanya sambil menatapku. Aku membalas menatapnya.
"Kalau iya memang kenapa ?" jawabku. Rudy terdiam lalu berdiri.
"Gue mau balik, nanti gue balikin baju lo !"
"Silahkan, tapi kalau lo mau ambil silahkan, itu belum pernah gue pake baik baju dan celananya ! sayang kalau di buang !" jawabku.
"Oh ya, dompet gue mana ya ?" aku tersenyum dan menuju kamar mengambil sesuatu dan kemudiian memberikan dompet itu kepadanya.
"Terima kasih, tapi ... anu ... !" aku mengeluarkan uang dan diberikan kepada Rudy.
"Buat ongkos ... elu pulang !" kataku sambil menyentuh tangannya yang sedikit kasar dan menyelipkannya di sana.
Akhirnya dia pun pulang, aku memberitahu jalannya. Begitulah tak lama, sebulan kemudian aku bertemu lagi dengannya di sebuah klub malam yang berbeda dengan ketika pertama kali bertemu.
Saat itu dia sedang duduk seorang diri, aku memperhatikannya beberapa lama sebelum akhirnya mendekatinya karena dia memang lagi sendiri.
"Hai, apa kabar !" sapaku dia menatapku sekilas, tapi kemudian menunduk lagi.
"Kenapa ? putus lagi ?" tanyaku mulai berani dan duduknya pun dekat dengannya.
"Engga cuma lagi mikirin sesuatu !" ujarnya kemudian mengambil minuman.
"Kalau boleh tahu apa itu ?"
"Gue mau ... dijodohokan oleh kedua orang tua !" aku tertegun.
"Oh ... !" jawabku singkat.
"Gue engga cinta sama dia !" lanjutnya kini ia menyalakan rokok.
"Itu bagus, kan ? elu jadi tidak usah mencari perempuan lagi ! dan mungkin saja tidak ada lagi acara selingkuh lagi !" ujarku memberi semangat.
"Kalau engga cinta memang mau dipaksain ?" Dia mematikan rokoknya dan menghela nafas.
"Kalau kaya sih engga apa-apa ! apa salahnya kini dibalik ! dulu banyak cewek matre yang dekatin elu !" aku meliriknya yang terdiam.
"Bener juga sih ! terima kasih ya, bro !" dia merangkul pundaku tanpa sadar ia menarikku sehingga jatuh kepelukannya, wajah kami sangat dekat sekali sehingga kurasakan hembusan nafas, dadaku berdebar dan tanpa sadar ku lumat bibirnya dan dia tak menolak bahkan membalasnya, aku sempat tertegun tapi akhirnya menikmatinya, kami tidak perduli dengan situasi klub yang ramai dan rata-rata normal pasangan lelaki serta perempuan.
Aku melepas ciuman itu nafasku terengah, dia memang hebat dalam teknik berciuman. Rudy tersenyum, aku pun akhirnya tersenyum. ku peluk dia tanganku mulai nakal menggerayangi tubuhnya.
Dan sejak itu aku sempat menjalin hubungan dengan Rudy selama beberapa bulan sampai ia menikah dengan perempuan yang lebih tua darinya dan juga kaya, bagiku Rudy juga yang terhebat di ranjang.
-----------
Setelah putus dari berpisah dengan Rudy, aku mulai kembali kedunia media sosial setelah lama tidak menggunakan itupun karena sesuatu dan juga kejadian buruk yang aku alami, tapi kali ini berbeda karena ini adalah aplikasi khusus mencari pasangan untuk kaumku yaitu gay ! aku tahu, sebagian besar hanya sebatas seksual belaka. Tapi aku tak perduli.
Pasanganganku yang pertama dari aplikasi ini adalah seorang berondong ! dari tampilannya dia seorang pemuda yang suka berolah raga terlihat fotomya yang kekar dan berotot, aku yakin hasil dari gym tetapi itu tidak masalah. Kami chat-chatan sampai akhirnya ketemuan di sebuah cafe. Dan sesuai sih dengan fotonya dia juga terkejut dengan penampilanku, setelah mengobrol ku ajak dia ke hotel. Yang sudah aku pesan, dari obrolan ternyata dia seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta tingkat 2.
Kami pun sampai di kamar, dia langsung memeluk dan menciumku aku sedikit kager dengan keagresifannya, satu persatu pakaian kami terbuka hingga tinggal cd saja. Kami akhirnya bergumul di tempat tidur, kini aku di atasnya kuciumi dada, perut fourpacknya dan ke tonjolannya di selangkangannya yang membuatku tertegun punyanya besar dan panjang ! ini pertama kalinya lelaki lokal rasa bule, aku pernah melakukan dengan orang bule, yang rata-rata pernah bermain denganku ukurannya seperti itu. tapi sedikit kurang sedikit besar dan panjangnya dari para pemain film bokep yang sering aku tonton.
Namanya Arif dia hanya mendesah dan merintih serta mengerang, cd nya sudah basah ku ciumi dan jilati akhirnya ku buka dan benar saja sesuai dugaan aku menjadi bersemangat dan bernafsu. malam itu aku mendapat kepuasan yang tak terhingga sebagai seorang botty !
Akhirnya aku tahu ternyata dia nyambi pekerjaannya menjadi gigolo, setelah puas dia meminta bayaran yang cukup besar, aku tidak keberatan karena pelayanan dia luar biasa, muda tapi hebat di ranjang. Beberapa waktu kami sering bertemu dan tentu saja bermain seks, sampai aku tahu rahasianya yang lain ternyata dia mempunyai beberapa pacar cewek dan juga cowok yang kebanyakan gadun kaya yang umurnya lebih tua dariku, tapi aku tak masalah karena kita hanya fun saja.
Bersambung ...