Menjalani Hidup Sebagai Suami Istri

Setelah beberapa bulan berpisah tempat tinggal, mas Alex mengajakku untuk tinggal bersama. Aku tak keberatan, sebelum pindah aku memberitahu bibi Sum dan menceritakan semuanya, dia sangat terkejut tapi akhirnya ikut merasa bahagia, aku memintanya memberitahu bapa, tapi aku mendapat kejutan lain dia sedang dekat dengan seorang janda beranak 2 tapi bi Sum mengenalnya sangat baik dan berencana akan menikah juga.

Aku tak keberatan bapa menikah kembali mungkin dia kesepian dan juga membutuhkan seseorang yang mengurusnya selain aku. Pada bi Sum aku berjanji akan datang ke kampung untuk memperkenalkan suamiku dan menjelaskan semuanya.

Rumah yang kami tempati tidak besar tapi juga tidak kecil juga, rumah itu berada di kompleks perumahan milik mas Alex sendiri yang sengaja di sisakan untuknya. Kompleks perumahan ini memang berkonsep hunian untuk menengah ke atas, dengan pasilitas lengkap dan terjamin keamanannya. Sudah ada satu kompleks pertama dan kedua sekarang sedang dibangun ketiga. Suatu hari nanti akan menjadi kota satelit baru dikawasan dekat pantai.

Rumah ini di lengkapi dengan halaman yang termasuk luas, menurut mas Alex rumah ini masih bisa di kembangkan dan diperluas lagi sesuai dengan kebutuhan. Rumah berlantai satu dengan 4 kamar, 2 dibawah dan 2 di atas. Semuanya diserahkan kepadaku untuk ku rubah sesuai dengan keinginanku tapi untuk saat ini sudah cukup seperti ini.

------------

Hari-hari pertama menjadi suami istri rasanya sedikit aneh, yang awalnya sendiri kini berdua dalam satu tempat tidur. Aku yakin begitu pun yang dirasakan mas Alex, tapi kami berusaha untuk bersikap biasa. Pagi-pagi aku bangun menyiapkan sarapan, untunglah karena aku asisten pribadinya jadi tahu apa kesukaannya, kebiasaan sehari-haripun terasa berbeda. Ketika aku masuk ke kamar mandi betapa terkejutnya aku, karena alat kosmetiknya mas Alex lebih banyak dibanding aku, segala macam ada disitu.

"Mas punyamu lebih banyak dari aku sih ?" tanyaku, mas Alex menatapku bingung.

"Maksudnya apa ?" tanyanya bingung.

"Itu kosmetik perawatanmu lebih komplit dibanding aku !" jawabku, mas Alex malah tertawa.

"Kok malah ketawa sih !" kataku cemberut. Kemudian mas Alex membawa ke kamar mandi dan menjelaskan alat-alat kosmetik yang bisa aku pakai juga. Sebenarnya aneh juga sih, aku tuh orangnya simple tidak ribet. Semua terasa berbeda, dia orangnya selalu menjaga kebersihan, keteraturan. Maksudnya semuanya ada tempatnya seperti yang baju lengan pendek harus dilaci ini dan sebagainnya, bagus sih ! cuman jadi banyak tempat.

Untungnya dia memesan sendiri lemari pakaian yang termasuk komplit dan panjang. Jadi setengahnya tuh pakaian punya dia, sementara aku tidak terlalu banyak pakaian untuk kepesta atau sehari-hari. Palingan pake rok pendek atau celana pendek dengan atasan kaos saja.

Dan masih banyak perbedaan kebiasaan yang sebenarnya simple dan sehari-hari. Tapi semua itu justru tidak menjadi permasalahan yang berarti, aku mengetahui tentang mas Alex itu seperti apa dan dia juga tahu aku tuh seperti apa. Tanpa terasa waktu terus berlalu, tak banyak yang tahu aku dan mas Alex sudah menikah. Jadi kadang-kadang kami bertemu dengan perempuan yang pernah dekat dengannya dan berusaha kembali merayunya agar menjadi seperti dulu, aku sih cuek saja itu menjadi urusan dia. Bagaimana dengan lelaki ? hmm itu tak terhitung jumlahnya yang mendekati mas Alex !

Lalu denganku sendiri tak banyak yang mengenalku lagi, beberapa kali aku bertemu dengan klien ku yang dulu, semuanya tak ada melirik atau bertanya, bahkan ingat. Suatu ketika aku dan mas Alex berada di Singapura, karena ada undangan dari rekan bisnisnya di sana. Disana aku bertemu dengan om Hartono yang menyarankan untuk kami berdua berbulan madu.

Bahkan dia memberikan hadiah tiket untuk berwisata naik kapal pesiar, awalnya di tolak oleh mas Alex.

"Kamu tuh jangan banyak terlalu fokus ke pekerjaanmu ! ingat sekarang kamu sudah menikah, jadi sempatkanlah untuk berwisata berdua ! biar kalian lebih mengenal satu sama lain lagi !" om Hartono menasehati kami dan itu tak kami tolak akhirnya.

---------------

Kapal Pesiar pun melaju meninggalkan pelabuhan, kami sudah menyimpan tas koper dikamar yang khusus dan mewah yang dipesan om Hartono. Menurut jadwal kapal akan berangkat ke Penang di Malaysia dan Thailand.

"Mas aku engga bawa baju banyak !" kataku kepada mas Alex, aku tahu dia pun sama denganku.

"Sudahlah tidak apa-apa, anggap saja kita sedang istirahat !" mas Alex dan membaringkan tubuhnya di kasur, aku hanya menggeleng kepala melihat tingkahnya itu. aku ke kamar mandi untuk berganti baju.

Tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk dari luar aku terkejut dan membukanya untung belum mengganti baju.

"Ada apa mas ?" tanyaku dan dia memberikan kado untukku aku menatapnya heran.

"Apa ini ? perasaan ulang tahunku masih lama ?" aku menatapnya.

"Bukan dariku tapi tadi ada yang mengirim bingkisan sepertinya ini untukmu !" jawabmya dengan agak malu.

"Victoria Secret ? ini baju ?" tanyaku heran membaca tulisan dikotaknya.

"Bukan itu pakaian dalam !" jawabnya pelan, aku tertegun.

"Oh, kamu mau aku memakai ini ?" tanyaku.

"Terserah !" jawabnya, aku menutup pintu kamar mandi dan penasaran membukanya dan aku terkejut. ada daster tipis pendek sepaha dan sepasang beha berenda dan cd nya juga berwarna hitam. Ada secarik kartu dan aku menghela nafas itu dari om Hartono. Aku terdiam apa mas Alex bisa terangsang dengan pakaian seksi begini ?

Aku pun mencoba daster putih yang agak transparan itu, ternyata pas di tubuhku sehingga pakaian dalamku yang senada terlihat jelas, aku sedikit seksi. aku geraikan rambutku dan berpose menantang, tanpa sadar aku tertawa.

Pintu kamar mandi kembali diketuk, aku yakin itu mas Alex. Dia pasti penasaran dengan apa yang kulakukan, aku pun membuka pintu kamar mandi.

"Bagaimana ?" Aku memutuskan memakai pakaian dalam yang sangat seksi, semua menerawang sehingga aku seperti tidak memakai apa-apa.

"Ba ... bagus !" jawabnya sambil gugup dan mundur, aku pun mengodanya dan bergerak secara sensual. Aku pengen ketawa ketika mas Alex terus mundur ketika kudekati. Hmmm kok aku jadi mesum gini ya ? hi ...hi ...!

Mas Alex terjatuh di tempat tidur sambil terlentang, aku berdiri di depannya dan bergaya manja.

"Mas menurutku aku seksi tidak ?" tanya sambil mendesah dan mulai menyentuh tubuhnya.

"I ...iiya sasa ...yang !" dadanya terlihat berdebar dan gugup.

"Beneran ?" tanyaku dan mulai membelai dan membuka kancing kemejanya.

"Renata ... aahhh !" aku menatap mas Alex agak terkejut karena ada yang mengeras di bawahku, posisiku duduk di atas tubuhnya.

"Mas Alex terangsang olehku ?" tanyaku heran.

"Sudah ku bilangkankan ! aku sendiri tidak tahu ! tapi setiap denganmu ... aku ...!" dia menatapku dan tiba-tiba dia menarik tubuhku dan membaliknya sehingga dia diatas aku dibawah, dadaku berdebar, mukaku menjadi merah.

"Mas ...!" aku menatapnya perlahan ku buka kaca matanya, kini aku melihat wajah tampan, imut dan menggemaskan, ku sentuh wajahnya kurasakan hembusan nafasnya sangat dekat denganku. Dia membalas menatapku dan hup ! bibirnya melumatku, tubuhku mengejang. Ini sangat berbeda dengan lelaki yang pernah tidur denganku, entahlah ... aku membalasnya dan kami berciuman.

Bersambung ....